29

16K 1.7K 780
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Sebelum tidur Juna seperti biasa video call dengan Icha, seperti saat ini Juna tengah tengkurap dengan senyum lebar menatap ponselnya. Di seberang sana Icha juga tertawa mendengar gombalan receh Juna yang sering ia dengar.

"Juna udah dong gombalnya, aku geli sendiri dengernya tau," ucap Icha diseberang sana seraya terkekeh pelan.

"Habisnya aku tuh kangen sama kamu tau," balas Juna.

"Sekangen apa tuh?"

"Kangen, kangen, kangen bangettttt...," ujar Juna membuat Akbar yang disampingnya mencibir pelan.

"Juna tau gak tadi aku baca artikel tentang hadits-hadits gitu tau," ucap Icha dengan antusias.

Juna tersenyum kemudian bertanya, "Hadist tentang apa?"

"Pokoknya bunyi haditsnya tuh gini,

Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid. (HR. Ahmad, 2: 522. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan ‘Adil Mursyid menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Jadi, di hadits itu diterangkan kalau seorang wanita yang meninggal setelah melahirkan itu syahid artinya wanita itu akan masuk surga. Masya'allah banget ya Jun? Beruntung untuk banget seorang wanita yang meninggal setelah melahirkan karena bisa masuk surga," tutur Icha membuat senyum Juna surut, Juna hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

Akbar yang mendengar ucapan Icha melirik pada Juna, ia sangat paham perasaan Juna. Mendengar penuturan Icha tadi saja mampu membuat Akbar merinding, apalagi Juna.

"Udah malam, sekarang tidur gih. Besok juga aku juga harus bangun pagi buat ketemu client," ujar Juna memilih menyudahi.

Icha menganggukan kepalanya. "Yaudah kalau gitu, kamu hati-hati di sana ya?"

"Iya," balas Juna dengan senyum lebar.

"Juna kalau misalnya nanti aku pergi, itu tandanya aku udah bahagia. Jadi, jangan pernah sedih ya? Aku tau perasaan takut kamu sejak kemarin, tetapi kamu perlu tau Juna pertemuan dan perpisahan datangnya dari Allah. Aku sayang kamu, have a nice dream," ungkap Icha dengan tenang bahkan senyum manis tercetak di bibirnya.

"Have a nice dream too, assalamualaikum," balas Juna.

"Waalaikumsalam."

Sambungan pun terputus, Juna menghela napas kasar. Lalu, ia meletakan ponselnya begitu saja. Mendengar penuturan Icha barusan membuat Juna semakin takut.

"Jun jangan terlalu dipikirin," ucap Akbar dengan tatapan serius pada Juna.

"Gimana gak dipikirin kalau Icha ngomongnya makin aneh, gue takut Bang," balas Juna dengan tatapan kosong.

"Gue gak bisa kasih saran apapun Jun selain coba positive thingking dan berdoa sama Allah. Gue mau keluar bentar," ujar Akbar seraya menepuk bahu Juna dan pergi dari kamar.

Juna merebahkan tubuhnya, tatapannya kosong menatap langit-langit kamar. Tatapan terus menerawang kembali saat sebelum ia berangkat, ucapan Icha terus terngiang di kepalanya. Belum lagi ucapan Icha barusan semakin membuatnya kalut.

❣❣❣

Tepat hari ini adalah hari keempat Juna berada di Bandung, saat ini Juna dan Akbar sedang meeting bersama client mereka di sebuah cafe. Juna berusaha profesional meski perasaannya tak karuan dan terus memikirkan Icha.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang