7

29.3K 1.9K 54
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Di sinilah Juna berdiri di sebuah gedung besar yang berada di Ibu Kota, setelah mengantar Icha pulang Juna langsung menuju kantor Papanya. Sejujurnya ini pertama kalinya ia menginjakan kakinya di sini karena sejak dulu Juna paling anti kalau diajak ke kantor oleh Papanya. Menurutnya jika ia diajak ke kantor akan sangat membosankan, namun sekarang mau tidak mau ia harus ke sini. Dengan setelah formalnya seperti kemeja berwarna abu-abu, celana bahan hitam dan sepatu pantofelnya membuat Juna terlihat lebih dewasa.

Juna berjalan menuju meja resepsionis dan melihat seorang wanita yang sedang menelpon seseorang. Wanita itu melihat Juna, setelahnya ia tersenyum hangat pada Juna. Juna yang tidak mau dianggap sombong akhirnya membalas senyum itu dengan sopan.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya resepsionis itu dengan sopan.

"Selamat siang juga, saya mau bertemu dengan Pak Dirga." Jawab Juna seadanya.

"Apa anda sudah membuat janji dengan Pak Dirga?" Tanya wanita dihadapannya dengan kerutan kening.

Wajar saja Juna ditanya seperti itu, Juna yang tidak pernah ikut ke kantor pun tidak pernah dikenal oleh seluruh karyawan di sini. Mereka hanya tau Papa Juna yang merupakan atasannya memiliki seorang putra, namun sosok anaknya tidak pernah mereka tau seperti apa karena tidak pernah di publikasikan.

"Udah kok Mbak, katanya kalau sudah sampai saya suruh konfirmasi ke sini dulu." Balas Juna masih dengan senyumnya.

"Sebentar ya."

Setelah mengucapkan itu, wanita yang merupakan resepsionis itu menelpon seseorang yang Juna ketahui adalah Papanya. Sembari menunggu Juna melihat sekitar yang ternyata beberapa orang menatap dirinya, Juna melihat penampilannya apakah aneh atau tidak. Merasa tidak ada yang aneh Juna mengangkat bahunya acuh.

"Anda bisa langsung ke ruangan Pak Dirga di lantai 15, kalau tidak tau bisa tanya security atau karyawan di sini." Ucap wanita tadi sembari tersenyum.

"Oh iya, terimakasih. Kalau gitu saya permisi."

Juna langsung mengayunkan kakinya menuju lift, setelahnya memecet lantai 15. Juna hanya tersenyum menanggapi beberapa karyawan yang satu lift dengannya, terkadang Juna menaikan sebelah alisnya saat beberapa karyawan wanita memekik ketika melihatnya tersenyum. Tidak mau ambil pusing Juna hanya diam saja. Saat sudah sampai lantai 15, Juna langsung menuju ruangan Papanya yang tadi sempat diarahkan oleh seorang security.

Juna melihat di depan ruangan Papanya ada meja yang bertuliskan sekertaris, di sana juga ada seorang wanita berpenampilan cukup seksi dan make up yang cukup tebal. Wanita tadi langsung menghadang Juna dengan senyum menggoda, Juna membuang napas jengah.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu dengan nada menggoda.

"Saya mau bertemu Pak Dirga, saya juga udah konfirmasi ke resepsionis dan suruh langsung ke sini." Balas Juna dengan wajah datar.

Entah kenapa Juna sangat malas melihat wanita dihadapannya.

"Oh, kalau gitu mari saya antar." Wanita itu langsung mengetuk pintu dan setelah terdengar instruksi dari dalam untuk masuk ia membuka pintunya.

Juna hanya mengikuti wanita itu dari belakang, saat masuk ruangan tersebut Juna melihat Papanya yang fokus pada laptop dihadapannya.

"Ada apa Naya?" Tanya Papa Juna dengan nada dingin tanpa melihat wanita yang dipanggil Naya itu.

Juna menahan tawanya mendengar nada dingin Papanya. Entah kenapa menurutnya itu lucu karena ketika bersama dirinya dan Mamanya, Papa Juna selalu bernada lembut dan sesekali bertingkah lucu tidak seperti sekarang yang cool.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang