Happy Reading💕
❣❣❣
Sekembalinya beberapa hari yang lalu dari Bandung untuk menyelesaikan pekerjaannya. Juna kembali lagi untuk menjalankan rutinitasnya seperti biasa, mulai dari kuliah, mengurus kantor dan cafe, menuruti ngidam Icha, dan sebagainya. Sejak mimpi waktu itu, Juna semaki lengket dengan Icha bahkan terkadang Icha pun sama.
Pernah sehari setelah kembali dari Bandung, Juna ditelpon bahwa harus segera ke kampus untuk mengumpulkan tugas-tugasnya kalau tidak ia tidak lulus di semester ini. Padahal saat itu Icha sedang bermanja dengan Juna, kemana pun Juna pergi Icha mengikuti. Akhirnya mau tidak mau Juna pergi meniggalkan Icha untuk ke kampus dan berjanji hanya 3 jam di kampus.
Namun, saat kembali ke rumah Juna melihat Icha menangis di kamar karena Juna terlambat datang 5 menit. Akhirnya, selama dua hari Juna di cuekin oleh Icha dan tidak ngobrol sama sekali. Berbagai cara Juna lakukan agar Icha mau bicara lagi padanya, tetapi justru di balas ucapan yang membuat Juna tersentil.
"Maafin aku dong, aku cuma telat lima menit doang. Janji besok gak diulangin lagi," ucap Juna dengan tatapan memohon.
"Bohong! Pasti kamu udah gak sayang aku karena sekarang aku jelek. Kalau di kampus kan banyak cewek cantik, sexy, enggak gendut kayak aku! Iya kan? Ngaku aja! Kamu jahat sama aku!" balas Icha lalu pergi meninggalkan Juna dan berakhir Juna yang mengalah.
"Ya Allah sabarkan hati hamba," doa Juna sembari mengelus dada.
Sama halnya dengan pagi ini, Juna bingung harus bagaimana karena kemarin ia bilang akan mengajak Icha jalan-jalan. Namun sayangnya ia lupa bahwa hari ini ia memiliki satu jadwal mata kuliah. Kalau ia harus bolos pasti nanti Icha akan marah. Tapi, kalau ia batalkan janjinya Icha juga akan marah. Juna menggaruk kepalanya bingung, ini namanya maju kena mundur kena. Apalagi akhir-akhir ini hormon Icha agak sensitif dan mudah tersinggung sehingga membuat Juna berhati-hati dalam bertindak.
"Juna sekarang jadi kan kamu mau ajakin aku jalan-jalan?" tanya Icha yang baru masuk kamar dengan nada riang membuat Juna terkejut.
"Eh-eh anu...gimana ya?" ucap Juna sembari mencari kalimat yang pas.
Icha mengerutkan keningnya, "Kamu kenapa?" tanya Icha dengan wajah datar.
Aduh, ini mah ngambek lagi pasti, batin Juna.
Juna tersenyum lebar lalu menangkup pipi Icha lalu berkata, "Boleh gak jalan-jalannya besok aja? Aku lupa kalau hari ini ada jadwal kuliah."
"Tuh kan, bohong lagi. Juna jahat udah gak sayang sama Icha," ujar Icha lalu berbalik dan menuju kasur. Lalu, Icha duduk sembari memainkan ponselnya.
Juna berjalan perlahan dan naik ke kasur, lalu menidurkan kepalanya di paha Icha dan menghadapkan wajahnya pada perut Icha. Juna tersenyum tipis melihat Icha yang memanyunkan bibirnya karena kesal dengan Juna.
"Siapa bilang aku gak sayang sama kamu, aku tuh sayangggg....... banget sama kamu," ucap Juna sembari menatap Icha dari bawah.
"Bullshit," balas Icha singkat.
"Aku kuliah dulu ya? Boleh kan?" tanya Juna dengan lembut.
"Terserah," jawab Icha ketus membuat Juna mengerjabkan matanya.
"Kamu marah ya?" tanya Juna lagi.
"Pikir sendiri," balas Icha lagi dengan jutek.
Buset istri gue yang cantik, baik hati, murah senyum, dan rajin menabung ke mana ini? Kenapa jadi ketus gini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bidadari Ku ✔
Espiritual⚠️COMPLETED ⚠️DON'T COPY MY STORY, PLEASE ⚠️SEQUEL "IMAMKU BADBOY" ******** Romace-spiritual Dear Bidadari ku Mengenal mu adalah suatu keberuntungan untuk ku, apalagi bisa menikahi mu Terima kasih telah sudi menerima ku sebagai pelengkap iman mu Te...