10

33.8K 1.8K 110
                                    

Happy reading💕

❣❣❣

Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit, Icha sudah diperbolehkan pulang. Dan, sejak kejadian itu Juna sangat protektif terhadap Icha, seperti sekarang Juna sedang menggendong Icha ke kamar. Awalnya Icha sudah menolak, tapi bukan Juna namanya kalau tidak keras kepala. Ia memaksa Icha dengan alasan kalau Icha belum pulih. Bahkan Juna sudah membuat keputusan kalau ia akan mengantar jemput Icha tidak bisa dibantah atau tawar lagi, sedangkan Icha yang langsung menurut saja toh Juna seperti itu karena ia sayang dengannya.

"Kalau kamu butuh apa-apa panggil aku aja, kamu gak boleh ke mana-mana kamu harus banyak istirahat!" Titah Juna setelah menurunkan Icha dari gendongannya.

Icha hanya menghela nafas lelah mendengarnya, "aku udah sembuh Juna."

"Tapi kamu masih dalam masa pemulihan, dokternya juga bilang gitu kok. Pokoknya aku akan selalu sama kamu dulu, besok sampai satu minggu ke depan kamu cuti kuliah juga." Icha memandang Juna dengan tatapan tidak setuju.

"Gak mau! Aku mau kuliah besok, aku udah sembuh. Aku janji akan jaga diri baik-baik, aku juga bakal nurut sama Bunga. Ya please..." Ucap Icha dengan mata memohon.

Juna menghela nafas pasrah, ia paling tidak bisa di beri tatapan seperti itu oleh Icha. Akhirnya ia mengangguk saja untuk memberi izin.

"Tapi ada syaratnya."

Icha memanyunkan bibirnya setelah mendengar kata tapi.

"Kok ada syaratnya?" Protes Icha.

"Mau gak? Kalau enggak aku gak bakal izinin kamu dan bukan lagi seminggu  kamu gak kuliah tapi se.bu.lan!" Balas Juna membuat Icha menekuk wajahnya.

"Yaudah deh, syaratnya apa?" Tutur Icha mengalah.

Juna tersenyum senang, "Aku bakal antar jemput kamu setiap kuliah gak ada penolakan, pokoknya kamu gak boleh pulang bareng siapa pun termasuk sahabat kamu. Aku juga gak akan lagi izinin kamu naik angkutan umum, kalau pun aku gak bisa jemput kamu bakal dijemput sama supir. Ngerti!"

Icha hanya menganggukan kepalanya saja, toh Juna seperti itu karena Juna sangat menyayanginya dan tidak mau ia kenapa-napa lagi.

"Good girl." Balas Juna seraya mengelus puncak kepala Icha.

❣❣❣

Malam harinya setelah makan malam Juna dan Icha memasuki kamar mereka dan melaksanakan kewajiban setiap muslim untuk solat 5 waktu salah satunya solat isya. Lalu, Juna memilih mengerjakan pekerjaan kantornya di kasur dengan laptop dipangkuannya, Icha menyusul Juna lalu menyandarkan kepalanya di bahu Juna sehingga bisa melihat apa yang dikerjakan Juna di laptop. Icha hanya mengernyit bingung kala melihat deretan angka yang menyampai puluhan bahkan sampai milyaran.

"Kamu gak bakal ngerti Cha." Ucap Juna seraya terkekeh.

"Emang." Balas Icha serata menatap Juna.

Lalu, keduanya pun larut kembali ke kegiatan masing-masing. Juna yang kembali bekerja dan Icha yang melamun kala mengingat anaknya yang telah pergi. Mengingat senyum manis dan tatapan polos itu membuat hati Icha sedikit perih, bahkan tanpa sadar matanya telah mengeluarkan air mata. Juna yang fokus dengan laptopnya terkejut kala merasakan baju bagian pundaknya terasa basah. Ia menengok sedikit dan melihat Icha yang melamun dengan tatapan kosong bahkan mungkin ia tidak menyadari kalau sedang menangis. Juna menghela nafas, setelah men-save file di laptopnya Juna meletakan laptopnya di nakas. Lalu, Juna mengelus pipi Icha dengan lembut membuat sang empu terkejut dan menjauhkan kepalanya dari pundak Juna.

Dear Bidadari Ku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang