*Conflict*
Shownu berjalan dengan senyum di bibirnya setelah ia mendapatkan kabar baik tadi sore ketika ia telah menyelesaikan rapat pentingnya.
Ceklek
"Kamu sudah datang" ucap sang ahjumma yang masih duduk di samping Sara
Shownu mendekati sang ahjumma dan menaruh sebuah paperbag di atas meja
"Maaf saya telat datang. Sebagai gantinya, saya membawakan kue strawberi ini" Ucap Shownu
"Ah.. tidak perlu repot-repot nak. Ibu juga mengerti kesibukan kamu kok"
Shownu tersenyum kecil. "apa Sara sudah sadar?"
Sang ahjumma menggelengkan kepalanya. "Mungkin besok pagi. Doakan saja ya nak"
*Conflict*
Hyungwon terbangun dari tidurnya. Matanya perlahan terbuka dan melihat seorang 'Teman' sekaligus 'Kakak laki-laki', tertidur di atas sofa dengan sangat lelap.
Bulan yang memancarkan sinarnya di langit sana membuat Hyungwon menolehkan kepala untuk melihat bulan tersebut. Khayalannya datang. Ia membayangkan wajah Sara yang tersenyum di depannya. Ia mengingat hal terakhir yang membuat dirinya seperti ini.
Kepalanya terus dipenuhi pertanyaan, 'Bagaimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja?'.
Mungkin suara yang ada di dalam hatinya dapat terdengar di kuping Wonho sampai-sampai ia terbangun.
Wonho mendudukkan tubuhnya dan melihat Hyungwon yang masih menatap bulan tersebut. Meski kantuk nya belum hilang Wonho tetap melangkahkan kakinya mendekati Hyungwon dengan sedikit sempoyongan.
"Apa kamu lapar?" tanya Wonho
Hyungwon tidak menjawab pertanyaan Wonho. Matanya hanya berkedip satu kali dengan perlahan.
"Kembali lah tidur, besok pagi aku akan minta izin pada dokter untuk membawa mu keluar ruangan" lanjut Wonho
"Lalu... apa hyung akan membawakan ku pada Sara?" tanya Hyungwon. Matanya melirik ke arah Wonho dengan malas
Wonho terdiam sejenak. Ia tidak tau apa yang harus ia katakan pada Hyungwon saat ini.
"Aku akan bertanya pada dokter besok pagi. Beristirahatlah malam ini. Kamu masih harus banyak istirahat"
Hyungwon mengalah. Ia mendengarkan kata Wonho dengan baik. Tanpa bantuan Wonho, Hyungwon dapat kembali tidur dengan pulas.
*Conflict*
Perlahan sang ibu membuka mata di saat ia merasakan hangatnya matahari yang menusuk tubuhnya yang tertidur di samping Sara yang masih berbaring. Tangannya tidak pernah melepaskan tangan anak kesayangannya itu.
Bahkan disaat ia terbangun, tangan lainnya mengusap-usap kening anaknya sambil tersenyum sambil mengatakan, 'Bangun lah nak, dunia membutuhkan mu'.
Begitu juga dengan sang ayah. Ia rela menggelar sebuah alas di lantai dan tertidur disana. Menemani istri dan menunggu anaknya untuk kembali membuka mata.
Perlahan, sebuah jari di tangan lainnya bergerak. Kening yang setiap hari di cium oleh sang ibu sedikit mengkerut.
Sang ibu menundukkan kepala dan menangis. Ia tidak menyadari apa yang terjadi pada anaknya saat ini.
"Ibu?"
Sebuah suara yang terdengar lemah dan serak membuat sang ibu terkejut dan mengangkat kepalanya. Sang ibu melihat mata anaknya yang terbuka meskipun sedikit.
"Tolong tutup jendelanya, aku tidak suka sinarnya, itu terlalu terang" Ucap Sara. Lagi.
Sang ayah dan ibu tersenyum setelah mendengar kembali suara anaknya itu. "Kamu baru saja bangun tapi sudah banyak bicara" Ujar sang ayah
Hati sang ayah tersentuh dan ia mengeluarkan air mata nya sambil menarik hordeng untuk mengurangi cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan
"Ayah cepat panggil dokter!" Pinta sang ibu
Ia tersenyum senang. Sekali lagi, tangannya tidak pernah melepaskan tangan anaknya. Ia tersenyum senang dengan air mata yang mengalir begitu deras dengan menatap kedua mata anaknya.
Tak lama setelah itu datang 2 orang dokter dan juga 2 orang perawat. Salah satu dokter itu memeriksa keadaan Sara dan dibantu oleh perawat.
"Pasien masih harus dirawat sampai ia keadaannya benar-benar pulih. Jika ada apa-apa, anda bisa memanggil saya lagi" ucap sang dokter yang memeriksa Sara
"Terima kasih dokter" ucap sang ayah dan ibu
Dokter itu berjalan ke dokter yang satu lagi dan menepuk pundaknya kemudian tersenyum lebar.
Sara menatap dokter yang hanya berdiri diam dan tersenyum padanya. "Sepertinya aku pernah melihat mu" ucap Sara secara perlahan
Senyum di bibir dokter itu pudar dan melirik kedua orang tua Sara. "Apa kamu... lupa ingatan nak?" tanya sang ibu
"Tidak... tapi aku pernah melihat wajah dokter itu bukan saat ini tapi dulu" jawab Sara
"Sara-yaa... ini aku, Kihyun"
Semuanya terdiam. Sara terus memandangi Kihyun yang memakai jas dokter itu. "Aku tau... aku tidak amnesia, hanya saja aku seperti pernah melihat mu di suatu tempat. Tapi aku tidak tau waktunya"
Kihyun menghembuskan nafas leganya. Ia mengira kalau Sara akan hilang ingatan layaknya teman perempuan nya dulu. "Apa kamu merindukan Yaegi dan yang lain?" Tanya Kihyun
Sara tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Beritahu Yaegi kalau aku sudah bangun dari tidur ku. Aku ingin memeluknya" Jawab Sara dengan nada yang terdengar senang
*Conflict*
Hwaaa akhirnya Sara sadar jugaaaaaa. Tapi kira kira gimana ya kalau ketemu Hyungwon?
Jangan lupa vote nya dan sampai bertemu di chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]
FanfictionSeorang perempuan yang masih berkuliah tersebut, memiliki masalah tertentu dengan ke-tujuh pria itu. Perpecahan sahabat yang dilakukan seseorang hingga saat ini. Perdebatan antara dia dan dia untuk mendapatkan perempuan itu. Rasa iri dengan perlaku...