*Conflict*
Bis yang ditumpangi oleh Sara berjalan dengan kecepatan yang sudah diatur oleh sebuah peraturan setiap kendaraan umum di negara tersebut. Tidak ingin melewatkan satu pemandanga, Sara duduk di bangku paling belakang dan menyenderkan tubuhnya. Matanya terus melihat pemandangan diluar sana sampai bis tersebut melewati sebuah taman yang cukup besar. Seperti taman kota.
Taman kota itu seperti mengingatkan Sara pada sesuatu. Sesuatu yang Sara tidak pernah ketahui. Dengan terburu-buru Sara segera berdiri dari duduknya dan menunggu bis berhenti dan membukakan pintu.
Lampu merah yang menyala membuat orang-orang mulai menyebrangi jalanan. Begitu juga dengan Sara mengikuti Langkah orang-orang itu kemudian mulai melangkahkan kakinya memasuki taman kota yang sangat luas dan ramai akan Wisatawan serta anak-anak muda.
Mata Sara terpaku ketika melihat seorang anak kecil yang duduk sendiri dengan wajah bersedih anak kecil itu terlihat seperti sedang merenungkan suatu hal. Padahal anak kecil lain yang menggunakan seragam yang sama dengannya bermain dengan ceria. Sara tertarik pada anak kecil berkulit putih pucat itu dan berdiri di dekatnya.
"Boleh aku duduk di samping mu?" tanya Sara dengan Bahasa Kanada sebelum duduk di sebelah anak lelaki dengan wajah murung itu
Anak kecil itu hanya mengangguk dan kembali menunduk.
"Kenapa kamu tidak bermain teman-teman mu?" tanya Sara lagi
"Mereka bukan teman ku"
"Bukan teman mu? Tapi seragam kalian terlihat sama"
Anak kecil itu mengangkat kepalanya dan melihat Sara dengan menyipitkan matanya agar cahaya matahari yang cukup terik tidak membuat sakit matanya. "Aku tidak punya teman"
Sara semakin tertarik pada anak kecil ini, "Kenapa kamu tidak memiliki seorang teman?"
"Bolehkah aku bicara dengan orang asing? Sepertinya kamu bukan orang dari negara ini. Tapi kenapa bicara mu sangat lancar?" sekarang terbalik, anak kecil itu yang bertanya kepada Sara
"Aku... lahir di negara ini tapi aku tidak sepenuhnya dibesarkan di sini dan kedua orang tua ku juga bukan dari negara ini. Jadi... aku hanya menumpang lahir disini"
"Waaaahhh" mulut anak kecil itu terbuka lebar ketika Sara selesai menjawab pertanyaan
"Apa kamu tetap tidak mau bercerita pada ku? Aku sudah menceritakan sedikit tentang diri ku pada mu"
Anak kecil tersebut masih bungkam. Ia semakin menundukkan kepalanya. Meski matahari bersinar begitu terang bukan berarti Sara tidak melihat anak kecil itu menitikkan air mata. Tangan Sara menyentuh punggung anak kecil itu dan mengelusnya dengan halus.
"Aku dijauhi teman-teman ku karena nilai ku yang rendah. Ibu ku juga selalu memarahi ku karena nilai"
"Kenapa bisa kamu mendapatkan nilai rendah?"
Anak kecil itu mengangkat kepala dan menatap Sara, "Tidak tahu"
"Kalau begitu... kamu harus mencari tahu permasalahan mu sendiri. Orang-orang juga memiliki kecerdasan yang berbeda" ucapan Sara membuat tangisan anak kecil itu sedikit reda
"Aku tidak paham"
"Hmm... aku memiliki beberapa teman yang saat ini memiliki pekerjaan yang berbeda. Dimulai dari seorang dokter, desainer baju dan seseorang yang paham dengan Teknologi. Setiap pekerjaan mereka memiliki cara berpikir yang berbeda bukan?" tanya Sara. Anak kecil itu lagi-lagi menggeleng tidak paham. Sara terdiam memikirkan cara menjelaskan yang paling sederhana. "Kamu tahu Dokter bekerja untuk apa?" tanya Sara lagi
"Menyembuhkan orang"
"Bisa di bilang seperti itu dan apa kamu tau Desainer bekerja untuk apa?"
"Menggambar?"
"Oke baik. Tidak ada salahnya. Menyembuhkan dan menggambar, apa keduanya terlihat sama?"
Anak kecil itu menggeleng, "Beda. Menggambar menggunakan pensil warna. Menyembuhkan menggunakan obat"
"Lalu apa pensil warna bisa digunakan untuk menyembuhkan orang?"
"Tidak"
"Nah seperti itu, terdengar sangat berbeda bukan?. Mungkin saja saat kamu besar nanti kamu bisa menjadi salah satu di antara Dokter dan seorang Desainer atau lainnya"
"Bagaimana dengan mu? Apa kamu seorang dokter atau desainer?"
Sara terdiam. "Aku... salah satu orang yang akan membawa orang jahat ke dalam penjara"
"Waaaahhh" lagi. Anak kecil itu menganga cukup besar dan membuat Sara tertawa. "Lalu aku harus apa?"
"Mencari tahu apa yang kamu suka dan kamu bisa. Jika kamu tahu akan dua hal tersebut aku yakin kamu akan menjadi pintar dan memiliki banyak teman. Katakan pada ku, apa yang kamu sukai?"
"Aku suka makan"
Jawaban yang sangat mengejutkan untuk Sara.
"Ah... kalau begitu daripada makan bagaimana kalau membuat makanan? Kamu juga bisa menyicipi makanan buatan mu"
"Maksud mu, Koki?"
Sara mengangguk, "Menjadi koki yang terkenal. Ibu mu pasti tidak akan memarahi mu lagi"
Anak kecil itu perlahan mulai tersenyum dan tertawa kecil. Mungkin ia sedang membayangkan dirinya memasak di depan ibunya. Sara juga itu tertawa karena tawa anak kecil itu yang sangat manis dan lucu. Namun rasa sakit kepala yang datang tiba-tiba membuat Sara berhenti tertawa untuk menahan kepalanya yang seperti di tekan oleh dua sumbu yang berat.
Anak kecil itu tentu panik dan memanggil guru nya untuk memeriksa Sara.
Baru saja seorang guru datang rasa sakit kepala Sara hilang begitu saja. Tidak ingin membuat keadaan semakin kacau, Sara memutuskan untuk pergi.
Sara ingat bahwa kepalanya seperti mengingat suatu hal. Dua buah jari yang saling bertautan membentuk sebuah bentuk janji.
*Conflict*
waaahhh ada sebuah janji... janji apa ya yang Sara bentuk dan dengan siapa ya?
Next chapter mungkin akan terungkap!
Jangan lupa vote nya dan see you!!!%
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]
FanfictionSeorang perempuan yang masih berkuliah tersebut, memiliki masalah tertentu dengan ke-tujuh pria itu. Perpecahan sahabat yang dilakukan seseorang hingga saat ini. Perdebatan antara dia dan dia untuk mendapatkan perempuan itu. Rasa iri dengan perlaku...