*Conflict*
Wangi bumbu-bumbu masakan yang berasal dari Dapur menyambut hangat kepulangan Sara yang masih berada di ambang pintu. Diam-diam Sara berjalan menuju Ibunya dan memeluknya dari belakang.
"Waah... ibu memasakkan ini semua untuk ku?" tanya Sara yang melihat begitu banyak makanan di meja makan
"Astaga ini anak! Bikin kaget saja!" Sang ibu memukul anaknya pelan, "kenapa juga tidak bilang kalau sudah sampai rumah?"
Mendengar omelan sang ibu, Sara melepaskan pelukannya dan mem-pout-kan bibirnya, "Aku sudah memanggil ibu sebelum masuk tapi malah wangi masakkan ini yang menjawabnya.
"Kamu ini ya! Ibu jadi ingat saat kamu kecil dulu. Setelah pulang bermain bersama teman-teman mu di taman, kamu selalu bercerita tentang dua anak laki-laki yang memperebutkan mu padahal kamu tidak suka. Kamu menceritakan mereka dengan ekspresi yang sama dengan saat ini"
Sara terdiam mengingat kejadian yang diceritakan oleh sang ibu. Taman? Dua laki-laki? Memperebutkan dirinya?. Tapi seingat Sara, ia hanya pergi ke sekolah, perpustakaan dan rumahnya bersama Frans temannya di Kanada.
Mata sang ibu terbelalak setelah sadar dengan omongannya dan berbalik agar Sara tidak membaca wajah ibunya.
"Lupakan saja perkataan ibu tadi ibu hanya bercanda. Masuklah ke kamar dan mandi sebentar lagi ayah mu akan pulang dan kita makan malam bersama"
Tidak banyak membantah Sara segera pergi dari dapur untuk mengistirahatkan dirinya setelah cukup lama duduk di dalam pesawat
*Conflict*
Apa yang ibunya ceritakan tadi cukup lama terngiang-ngiang di kepala Sara. Terasa begitu nyata bagi Sara.
Akhir-akhir ini kepala Sara juga penuh dengan anak laki-laki. Seperti bukan hanya satu atau dua orang tapi lebih entah berapa. Sara melirik ke arah koper dan barang-barangnya yang belum tersentuh setelah ia membersihkan diri.
Cendera mata yang dibawanya mengingatkan kali terakhir dirinya bertemu Shownu sebelum kembali ke Korea.
Namun kedua alisnya terangkat ketika ia menyentuh barang yang mulai tidak asing lagi baginya. Sara tidak ingat kapan ia memasukkan kotak bergembok itu dan terbawa sampai ke Korea.
Rasa penasaran semakin menggebu-gebu membuat Sara ingin membuka paksa tapi ingatannya soal kedua jari kelingking yang saling bertautan membuat Sara yakin kunci gembok itu ada pada salah satu dari pemilik kedua jari kelingking itu.
"Sara? Yuk makan, ayah mu sudah menunggu di bawah" ajak sang ibu setelah membuka pintu kamar
Sara segera menyembunyikan kotak tersebut di bawah Kasur dan berdiri. "Kenapa suara ibu pelan sekali?" tanya Sara
"Ayah mu belum tau kalau kamu sudah di rumah"
Mendengar nya membuat rasa jahil Sara bangkit dan segera keluar. Ia berjalan menuju ayahnya yang menunggu dan menutup kedua mata sang ayah dengan kedua tangannya dari belakang.
"Siapa ini?" Sang ayah bertanya sambil meraba tangan yang halus, "Sara?"
Sara melepaskan tangannya, "Ayah sudah tidak seru lagi"
"Astaga! Kamu tidak menelpon ayah? Kalau begitu ayah bisa jemput kamu dan makan malam diluar bersama!" sang Ayah berseru dengan semangat
"Tanpa di jemput pun kita masih bisa makan bersama. Iya kan bu?"
Sang ibu hanya mengangguk
*Conflict*
Makan malam yang penuh dengan keharmonisan sebuah keluarga berakhir kemudian beralih perkumpulan dengan penuh kehangatan. Dua gelas teh hangat serta satu kopi panas milik sang ayah sudah dibuatkan oleh sang ibu. Ayah dan anak perempuannya itu terlihat sangat serasi ketika menonton berita malam di Televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]
FanfictionSeorang perempuan yang masih berkuliah tersebut, memiliki masalah tertentu dengan ke-tujuh pria itu. Perpecahan sahabat yang dilakukan seseorang hingga saat ini. Perdebatan antara dia dan dia untuk mendapatkan perempuan itu. Rasa iri dengan perlaku...