*Conflict*
Click
Suara gembok yang terbuka oleh kunci yang Shownu berikan. Sara terdiam karena yang dipikirkannya benar-benar nyata. Perlahan tangannya mulai melepaskan gembok dari kaitan antara kotak yang sangat terlihat usang. Debu-debu kecil bahkan masih menempel pada selipan yang tidak dapat Sara jangkau ketika membersihkannya. Kini Sara tidak perlu memikirkan dimana kunci gembok pada kotak ini berada. Ia hanya perlu membuka perlahan tutup kotak.
Beberapa foto yang tercetak dapat Sara lihat dengan cukup jelas. Untungnya debu-debu yang mengganggung itu tidak berhasil masuk ke dalam kotak. Foto yang paling atas sebuah foto dengan beberapa orang yang wajahnya tidak asing bagi Sara namun tidak dapat diingatnya. Siapa dan Kapan dirinya pernah bertemu dengan orang-orang di foto tersebut. Juga dirinya saat berumur 6 tahun berada di foto tersebut.
Barang kedua setelah foto Sara menemukan sebuah komik yang menjadi kesukaan semua anak laki-laki di usia sekecil itu. Untuk memastikan, Sara membuka sampul komik tersebut dan matanya menemukan tulisan tangan yang tertulis sebuah marga keluarga, "Yoo" dan "Kim". Sampai sejauh ini Sara masih tidak mengerti dengan kedua barang tersebut.
Ada cukup banyak barang-barang yang di pakai oleh anak-anak kecil seperti, Jepitan rambut, gantungan bintang yang biasanya menempel pada pohon natal bahkan juga sebuah bekas bungkus coklat yang sudah tidak ada isinya. Siapa orang yang memasukkan bungkus coklat ke dalam kotak ini? Untungnya bungkus coklat itu sebuah kotak yang merupakan bungkusan kedua.
Sara tersenyum melihat bungkusan coklat itu. Sungguh aneh.
Tapi senyumannya hanya datang sementara. Matanya kembali melihat satu hal lagi di dalam kotak tersebut. Foto. Lagi.
Sebuah foto yang berisikan 9 orang anak termasuk dirinya di tengah-tengah dan berada di sebelah anak perempuan berambut pendek. Anak perempuan berambut pendek yang ada di mimpinya waktu itu. Sara harus mengingat siapa mereka dan bagaimana dirinya bisa lupa akan delapan orang lainnya di foto tersebut.
Anak bermata sipit, anak bermata besar dan anak berpipi Chubby itu bukan lain yang pernah Sara temui dalam mimpinya. Mereka benar-benar ada!
Dan sebuah fakta lagi.
Lata belakang foto mereka merupakan sebuah pohon yang pernah Sara temui yaitu di Taman. Foto itu di ambil di taman dekat rumahnya yang kemarin ia kunjungi. Bukan di Kanada tempat dirinya di besarkan.
Drrt
Handphone Sara yang bergetar membuat Sara terkejut dan fokus nya hilang begitu saja. Layar handphonenya menampilkan panggilan masuk dari 'My Heony'
'Kihyun sudah cerita kalau kita berdekatan. Bisa kita mengobrol besok? Apa kamu tidak merindukan ku? Berikan alamat rumah mu, akan ku jemput'
Memberikannya alamat rumah orang tuanya? Sekarang juga? Kenapa begitu mendadak? Melihat kondisinya yang seperti ini saja membuat Sara tidak berpikiran untuk keluar kamar
'Maaf sebelumnya tapi aku tidak tahu apa besok jadwal ku kosong atau tidak. Besok akan ku beritahukan segera ya?'
'Kalau begitu istirahatlah. Jangan sampai sakit! Kalau tidak ingin memberikan alamat rumah mu, kamu bisa menemui ku langsung di taman tempat kamu bertemu dengan Kihyun, aku akan menunggu dari jam sepuluh pagi'
Sara tersenyum mendengar bahwa Jooheon kali ini tidak memaksanya untuk pergi bersama. Melainkan menunggu kehadirannya. Karena panggilan yang Jooheon buat, Sara sudah tidak memikirkan isi kotak itu lagi. Ia ingin beristirahat dan memikirkannya kembali besok. Mungkin dengan sedikit bercerita dengan Jooheon akan sedikit lebih baik.
*Conflict*
Seorang anak perempuan dengan rambut Panjang yang diikat tinggi kini sedang bermain dengan anak laki-laki berpipi Chubby. Bermain sebuah puzzle yang baru saja anak berpipi Chubby itu belikan bersama dengan sang ibu.
"Apa kamu bisa baca ini?" tanya anak berpipi Chubby itu dengan jari yang menunjukkan sebuah tulisan berbahasa inggris
Namun anak berambut Panjang hanya menggeleng
"Kenapa? Kamu kan lahir nya dari luar negeri. Ini Bahasa luar negeri, masa tidak bisa baca?" tanya anak berpipi Chubby itu lagi dengan nada yang mengesalkan
"Aku hanya lahir di luar negeri, aku di besarkan disini. Orang tua ku juga tetap berbahasa Korea meski dari luar negeri"
Anak berpipi Chubby merampas potongan puzzle dari tangan anak perempuan itu dan memasangkannya di tempat yang benar, "Di pasang di sini. Dan ini itu artinya 'Kamu pasti bisa!'" ujarnya
"Darimana kamu tahu?"
"Aku kan ikut les Bahasa asing"
"Aku juga ikut. Nilai ku bahkan jauh lebih bagus daripada milik mu" sahut seorang anak lelaki lagi di belakang mereka sambil tertawa
Sentak, mereka menoleh dan melihat seorang anak laki-laki bermata sipit itu lagi.
"Kalau begitu buktikan!" pinta anak berambut Panjang
Anak bermata sipit itu berjalan mendekati anak berambut Panjang dengan kedua tangan memegang sebatang coklat kecil. Sambil menyodorkan anak bermata sipit itu mulai mengeluarkan kemampuannya, "I Have Chocolate, this Chocolate just for you. I Hope you like it" ucapnya dengan percaya diri
"Apa artinya?"
"Aku punya coklat, coklat ini hanya untuk mu. Aku harap kamu menyukainya"
Anak berpipi Chubby segera berdiri dan merampas coklat yang masih berada di tangan anak bermata sipit.
"Hei!" teriak anak bermata sipit
"Apa kamu tidak tahu? Coklat itu bisa bikin sakit gigi! Apalagi kalau coklat murahan seperti ini" Coklat itu dilempar ke tanah dan kemudian di injak oleh anak berpipi Chubby
Karena sudah cukup geram. Anak bermata sipit itu menampar keras anak berpipi Chubby
"Aku tidak akan peduli! Lagi pula Sunra juga tidak peduli dengan jenis coklat. Mau murah atau mahal coklat adalah coklat!"
Anak berpipi Chubby itu juga sudah mulai geram ingin membalas nya, namun anak Bernama Sunra itu menghentikannya sebelum mereka bertengkar lebih parah lagi.
Tidak lama kemudian datang 4 anak laki-laki lainnya. "Apa kalian berantem?" tanya salah satu dari mereka
"Tidak. Hanya salah paham saja" jawab Sunra dengan cepat
Anak laki-laki yang bertanya itu mengorek telinga dan meniup ujung jari yang terlihat ada sedikit kotoran dari dalam telinganya. "Sepertinya aku salah dengar. Oh ya, ayah ku baru saja pulang dari luar kota. Ayo ke rumah ku dan makan-makan. Aku juga membawa kamera, bagaimana kalau kita berfoto bersama dulu?" usulnya
Dengan bantuan orang dewasa foto mereka bersama telah selesai. Sebelum bubar, seorang anak perempuan berambut pendek berlari dan berteriak pada mereka yang baru selesai berfoto.
"Tunggu! Aku juga mau ikutan! Minhyuk-Oppa! Ayo cepaaaatt!!!!!!"
*Conflict*
Hmmm Author mencium bau-bau tamat.
Tapi tidak secepat itu... masih ada beberapa chapter untuk menyelesaikan semua puzzle yang masih terbongkar! Penasaran?
Nantikan di chapter-chapter selanjutnya!
See You!
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]
FanfictionSeorang perempuan yang masih berkuliah tersebut, memiliki masalah tertentu dengan ke-tujuh pria itu. Perpecahan sahabat yang dilakukan seseorang hingga saat ini. Perdebatan antara dia dan dia untuk mendapatkan perempuan itu. Rasa iri dengan perlaku...