*Conflict*
Kartu nama itu tidak pernah terlewati oleh Sara yang kini duduk di sofa rumahnya dan juga handphone ditangan kanannya, ia masih berpikir untuk pekerjaan yang ditawarkan oleh Wonho. Kemudian ia teringat oleh perkataan Yaegi, 'Kalau kamu benar-benar membutuhkan pekerjaan kenapa tidak diterima saja? Asalkan pemilik toko itu adalah orang yang baik' . Dengan keputusan yang Sara ambil, ia mengetik nomor Wonho yang tertera pada kartu namanya.
Tuuut... Tuuut... Tuuut...
Tidak ada jawaban, mungkin Wonho sedang sibuk malam ini. Tapi apa sesibuk itu? Ini sudah larut malam. Mungkinkah dia sedang beristirahat karena pekerjaannya yang sangat banyak?. Itu bisa saja, karena Wonho baru membuka butiknya atau mungkin, Wonho tidak mendengarnya? Sara mencoba menelponnya lagi besok jika tidak ada jawaban.
Tuuut... Tuuut... Tuuut...
Sepertinya memang tidak ditakdirkan hari ini. Sara menaruh handphonenya dan bersiap-siap untuk tidur, tapi baru saja Sara akan mematikan lampu, handphonenya berbunyi, membuat Sara berlari kearah handphonenya dan melihat nomor tersebut. Ya itu adalah nomor yang sama dengan nomor yang ada dikartu nama Wonho.
Ekkhheeem
Serak Sara berusaha untuk membenarkan suaranya juga menarik nafasnya kemudian mengangkat telpon tersebut.
'Halo?' Ucap Sara yang membuka percakapan
'Halo selamat malam, dengan shin hoseok. Dengan siapa saya berbicara?' Tanya Wonho dengan suara beratnya dan kata-kata yang formal.
Namun terdengar suara tertawa kecil dari handphone Wonho, membuat sebelah alisnya terangkat 'Apa ada yang salah?' tanyanya lagi
'Eh? Tidak, hanya saja suara mu terdengar lucu di telepon' Jawab Sara yang menutup mulut dengan tangan kirinya. Ia berusaha agar suara tawanya tidak terdengar
'Maaf tapi ini siapa ya?' Sepertinya Wonho mulai marah jika pertanyaannya tidak dijawab dan juga beraninya ia menertawakan suara Wonho yang berat itu
'Ini aku, Sara. Apa oppa ingat?'
Akhirnya, Wonho tau siapa orang dibalik suara ini. Wonho yang tadinya berdiri kini duduk dibangku dan menurunkan alisnya yang terangkat tadi.
'aaah Sara, aku fikir siapa. Maaf aku tidak mengangkat telpon mu, karena mesin jahit nya mengalahkan suara handphone ku'
'Tidak apa-apa. Aku tau itu kok, aku fikir oppa sudah tidur karena sibuk'
Wonho yang sempat meneguk air ketika Sara berbicara menaruh gelas yang sudah kosong itu diatas meja. 'Aku tidak sibuk jika itu untuk mu. Ah iya, bagaimana dengan tawaran ku? Kamu menelpon ku bukan atas dasar ingin mengobrol dengan ku begitu sajakan?' Kini Wonho malah menggoda Sara dan membuat Sara sedikit merasa malu
'Ya... tentu saja aku menelpon mu karena ingin membahas tawaran mu. Bukan karena hal lain'
'Kalau begitu apa kamu menerima tawaran ku?'
Ini aneh, seharusnya Sara yang bertanya, bukan Wonho yang bertanya. Apakah Wonho sangat menginginkan Sara bekerja ditempatnya, sehingga ia yang bertanya lebih dulu?
'Hmm bagaimana ya, aku rasa aku...'
'Jangan bilang kamu menolaknya. Kalau kamu menolaknya lebih baik tidak usah menelpon ku' Omel Wonho, sebenarnya itu hanya candaan, tapi Wonho sendiri menganggap serius
'Apa kamu marah? Aku kan belum selesai bicara'
'Hahaha, marah?, Tidak, tidak, aku bercanda. Memangnya siapa yang berani memarahi wanita seperti mu? Kenapa aku harus marah kepada mu?. Lanjutkanlah'
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Conflict [Monsta X Fanfiction]
Hayran KurguSeorang perempuan yang masih berkuliah tersebut, memiliki masalah tertentu dengan ke-tujuh pria itu. Perpecahan sahabat yang dilakukan seseorang hingga saat ini. Perdebatan antara dia dan dia untuk mendapatkan perempuan itu. Rasa iri dengan perlaku...