Adnan memandang sepatu di bawah mejanya dan Kevin tanpa berkedip. Pantas saja tadi Kevin selalu menyebut soal sepatu. Rupanya sebelah sepatunya tertukar dengan milik Sandra. Tidak banyak yang tahu kalau Kevin dan Sandra sebenarnya adalah musuh bebuyutan sejak SD. Kevin yang kala itu sering mengejek Sandra hingga menangis, dan Sandra yang selalu tidak bisa menahan emosinya sampai akhirnya cewek itu sering terlibat baku hantam dengan Kevin. Namun siapa sangka kalau keduanya bertemu kembali saat SMA di sekolah yang sama.
Kevin Arsenio, namanya. Beruntung dia berbeda kelas dengan Sandra. Mereka berdua juga berbeda jurusan sehingga membuat keduanya bisa sedikit bernapas lega. Kevin yang berada di kelas XI IPS 2 sementara Sandra di kelas XI IPA 4. Jarak kelas mereka pun cukup jauh, dan hal itu dimanfaatkan sebaik mungkin oleh keduanya. Namun seluas-luasnya area sekolah, mereka tetap akan bertemu. Dan di situlah perang dunia terjadi.
"BUAHAHAHAHA..." tiba-tiba tawa Adnan meledak hingga membuat Kevin terperanjat.
"Gak usah ketawa lo." Kevin melirik Adnan sebal. Ia mengambil sepatu itu dan langsung pergi.
"Eh, mau ke mana lo?" tanya Adnan yang melihat Kevin beranjak dari kursinya.
"Balikin sepatunya si Gio lah," ucap Kevin yang langsung pergi menuju pintu kelasnya. Adnan tahu betul kalau nama yang baru saja disebut oleh sahabatnya itu tidak lain adalah Sandra. Sejak dulu Kevin terbiasa memanggil cewek itu Gio, yang diambil dari nama belakang Sandra yakni Giovana. Dan cewek itu kini sudah lelah berdebat soal nama panggilan pemberian Kevin.
"Kayak nama cowok!" ujar Sandra setiap kali berdebat dengannya.
"Eh, eh! Gue ikut!" Adnan langsung berlari mengejar Kevin.
"Lo mau ke kelasnya, Vin?" tanya Adnan yang mengekori langkah Kevin.
"Ya enggak lah. Enak aja lo." Langkah Kevin tiba-tiba berbelok ke arah lain. Cowok itu berjalan menuju lapangan basket, membuat Adnan terheran-heran.
"Lah, kok?" Adnan menaikkan sebelah alisnya melihat Kevin yang benar-benar pergi ke lapangan basket yang kebetulan memang sedang tidak dipakai karena sedang jam istirahat. Dilihatnya Kevin berjalan me dekati tiang ring.
"Udah lo diem aja." Kevin yang belum memakai sepatu itu pun langsung memanjat tiang ring.
"Lo mau ngapain sih, Vin?" Adnan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat kelakuan ajaib teman sebangkunya itu. Kevin mengikat tali sepatu milik Sandra tepat di ring basket. Membuat benda itu menggantung di sana dan Kevin tertawa puas melihatnya.
"Buruan turun, Vin!"
"Iya, bentar." Kevin pun segera turun. "Eh? Kok tinggi amat ya? Woy, bantuin gue dong! Ini kenapa jadi tinggi begini sih? Woy, Adnan!"
Adnan menepuk jidatnya. "Sok sok-an pake naik segala sih lo. Kenapa gak diiket di tiang bendera aja sih?"
"Lo mau ngeliat kepala gue yang digantung sama Pak Bambang? Gila kali gantungin sepatu sama bendera negara."
Adnan mengernyitkan dahi. "Lah itu lo tahu. Terus ngapain naik ke situ kalo ujung-ujungnya gak bisa turun? Yaelah, bikin repot doang. Lompat aja, Vin. Biar cepet!"
"Cepet pala lo! Yang ada malah cepet mati!"
"Lebay lo! Gak sampe mati kali. Palingan patah tulang doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesandra ✔
Teen FictionKehidupan Sandra berubah semenjak bertemu kembali dengan rivalnya sejak kecil, yakni Kevin. Hari-harinya terasa begitu menyebalkan karena cowok itu terus-menerus mengganggunya. Namun di balik semua itu ternyata Kevin menyimpan sebuah rahasia dengan...