Sandra mengaduk-aduk nasi goreng miliknya tanpa minat sedikit pun. Nafsu makannya sudah lenyap sejak dia menginjakkan kaki di kelas. Dia terus-menerus memikirkan Daffa.
Apa Daffa bakalan baik-baik aja?
"San?"
Sandra mengerjap ketika Malika melambaikan tangan di depan wajahnya.
"Lo gak makan?"
"Makan kok. Hehe." Sandra langsung memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Malika mengembuskan napasnya pelan. Tidak, orang yang di depannya bukanlah Sandra yang dia kenal.
"Gak usah dipaksain, San."
Kunyahan Sandra terhenti di detik itu juga. Dia meraih gelas teh manis miliknya dan meminumnya hingga menyisakan setengah.
"Soal Daffa, ya?" tanya Malika yang seperti sudah paham dengan isi kepala Sandra.
"Hm."
"Kemarin lo jadi ke rumah Daffa?"
Sandra mengangguk.
"Pergi sama siapa? Sendiri?"
"Gue sama Kevin."
"Kevin?"Malika mengerjap. Benarkah yang dia dengar? "Kevin yang ngajak lo atau—"
"Iya, dia yang ngajak gue. Bukan ngajak sih, lebih tepatnya nyuruh. Dia pengin gue ketemu sama Daffa sebelum rehab."
Malika mengangguk. "Lo banyak berdoa buat Daffa. Gue yakin kok. Suatu saat, Daffa bakalan kayak dulu lagi."
"Iya, Mal."
"Lo harus tetep semangat buat ikut kompetisi itu, San. Gue yakin lo bisa!" Malika menepuk-nepuk bahu sahabatnya. Sandra hanya tersenyum tipis.
"Oho~ kenapa nih? Kok tumben suasananya helow melow begini?" Adnan tiba-tiba duduk di depan Sandra dan Malika.
"Lo hobi banget nimbrung sih? Ini urusan cewek. Cowok mana bakalan paham," ujar Malika ketus.
"Oh, urusan cewek." Adnan mengangguk-anggukan kepalanya seraya mengunyah siomay. "Biar gue tebak. Pasti patah hati, 'kan?"
"Mendingan lo pergi," usir Malika.
"Udah gue duga. Cewek kan bisanya emang patah hati doang."
"Lo belom pernah kelilipan sambal buatannya Bi Sri, 'kan?" Malika memelototkan kedua matanya.
"Heh, Kribo! Gue lagi ngajak ngomong Sandra, bukan elo!" Adnan mendadak sewot. "Nih, San. Lo jadi cewek jangan galau mulu lah. Cowok di dunia ini kan masih banyak. Kalo lo emang lagi bermasalah sama Daffa, lo doa yang baik-baik aja buat dia. Gue kan pernah bilang, galau boleh, bego jangan. Lo boleh galau. Tapi lo juga harus tetep jaga kesehatan."
Sandra tersenyum tipis. "Makasih, Nan."
"Sok bijak lo!" cibir Malika seraya menatap Adnan sengit.
"Makasih."
"Bukan pujian, woy!" Kepala Malika terasa akan meledak di detik itu juga. Memang, seorang Adnan Perwira adalah mood breaker terbaik setelah Kevin. Ngomong-ngomong soal Kevin, di mana dia?
"Lo sendiri, Nan?" tanya Malika.
"Ya emangnya lo pikir gue berlima, gitu? Lo ngelihat pake mata batin?" Adnan memasukkan siomay ke dalam mulutnya dengan santai, mengabaikan Malika yang sudah menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Nan, gue nanya baik-baik loh." Malika berujar seraya menahan emosi.
"Gue juga jawabnya baik-baik kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesandra ✔
Teen FictionKehidupan Sandra berubah semenjak bertemu kembali dengan rivalnya sejak kecil, yakni Kevin. Hari-harinya terasa begitu menyebalkan karena cowok itu terus-menerus mengganggunya. Namun di balik semua itu ternyata Kevin menyimpan sebuah rahasia dengan...