Bagian Empat Puluh : Putus

464 22 4
                                    

"Iya."

Suasana di meja itu seketika menjadi hening. Bahkan Adnan yang tadinya hendak tertawa kini terbengong-bengong mendengar jawaban yang dilontarkan Sandra.

"J-jadi bener?" ucap Adnan yang masih tampak tak percaya.

"Hm." Sandra menatap mangkuk bakso di depannya tanpa minat.

"Ya ampun, gue gak tahu, San. Sorry. Kok bisa sih?"

Sandra menghela napasnya. "Ceritanya panjang, Nan." Cewek itu tersenyum kecut.

Adnan yang tahu bagaimana hubungan Sandra dan Daffa itu tentu saja kebingungan. Mereka berdua bahkan hampir tidak pernah bertengkar. Keduanya selalu harmonis, bahkan terkadang membuat siapa saja merasa iri melihatnya. Namun kali ini dengan mengejutkan Sandra berkata kalau hubungan mereka telah kandas.

Sementara itu, Malika yang memang sudah mengerti situasi tampak berusaha tenang walaupun dia sendiri juga terkejut saat mendengar ucapan Sandra. Dia tidak menyangka kalau hubungannya dengan Daffa benar-benar berakhir.

"G-Gue ... Duluan." Tiba-tiba Sandra beranjak dari tempatnya dan pergi dari sana. Perasaannya serasa diaduk dan itu membuat selera makannya benar-benar hilang.

Dia tidak ingin marah pada siapa pun. Lagi pula tidak ada yang patut dia salahkan, termasuk Adnan yang memang belum tahu situasinya. Namun tidak ada orang di dunia ini yang ingin masa lalunya diungkit kembali.

"Sandra!" Malika memelotot pada Adnan sejenak sebelum berlari menyusul Sandra.

"Sebenernya ada apa, sih?" Adnan menatap kepergian kedua cewek itu dengan tatapan bingung. Dia lalu beralih menatap Kevin yang terlihat masih sibuk dengan bakso miliknya.

"Lo juga tahu soal ini, Vin?"

"Gak penting."

Adnan mencebikkan bibir. Bertanya pada Kevin tentang hal ini memang bukanlah solusi terbaik.

"Lo kan sahabatnya Daffa. Emangnya Daffa gak cerita sama lo?"

"Atau jangan-jangan yang bikin mereka putus itu .... " Adnan menggantungkan ucapannya dan menatap Kevin dari atas hingga bawah.

"Apaan?" tanya Kevin ketika menyadari tatapan aneh Adnan yang ditujukan padanya.

"Lo gak nikung—"

Pletak!

"Aww!!"

"Gak usah nuduh gue." Kevin meminum es teh miliknya dan segera pergi meninggalkan Adnan yang masih meringis memegangi kepalanya yang baru saja terkena hantaman stainless steel.

🌹

Sandra berjalan memasuki halaman rumahnya dengan langkah gontai. Kepalanya menunduk, helaan napas berkali-kali terdengar.

"Pulang sendiri, Non?" tanya Bi Surti tidak lama setelah Sandra menutup pintu rumahnya.

"Iya."

Bi Surti ingin sekali bertanya perihal Kevin yang mengantarnya atau tidak. Namun sepertinya cowok itu benar-benar tidak mengantar majikannya pulang kali ini.

"Ada yang pengin ketemu sama Non Sandra," ucap Bi Surti yang sukses menghentikan langkah Sandra yang baru saja ingin menaiki tangga. Cewek itu menoleh dengan salah satu alis yang terangkat.

"Siapa?"

Tanpa sepatah kata pun, Bi Surti berjalan dan memberi kode agar Sandra mengikutinya. Masih dengan tas yang menempel di punggung, cewek itu mengikuti langkah kaki Bi Surti kembali ke pekarangan rumah. Langkah mereka terhenti di depan hamparan mawar-mawar merah milik Irma.

Kesandra ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang