Sandra menggelengkan kepalanya ketika Malika dan Adnan mengajaknya pergi. Tidak lama kemudian Sandra langsung kembali ke dalam rumah.
Adnan dan Malika akhirnya pergi berdua tanpa Sandra. Mungkin kini Sandra sedang ingin sendiri, jadi mereka berdua tidak ingin memaksanya. Adnan menyentuh bahu Malika dan mengajaknya pergi dari sana. Malika menatap pintu rumah Sandra dan berharap benda itu akan kembali terbuka, namun sayangnya Sandra benar-benar tidak kembali lagi.
Lo yang nyelamatin Kevin, San. Lo yang udah bikin Kevin bangun. Kenapa lo justru bersikap kayak gini?
Malika membuang napas setelah mengirimkan pesan kepada Sandra. Dia menatap pemandangan di luar jendela.
"Gue pikir dia bakalan seneng pas denger Kevin sadar. Tapi kayaknya dia gak bereaksi apa-apa. Semalam dia bilang kalo dia bakalan nemuin Kevin hari ini, tapi nyatanya enggak," ujar Adnan dengan pandangan yang terfokus pada jalanan.
"Dia seneng. Jauh di dalam hatinya, gue tahu kalo Sandra seneng." Malika menjawab pelan tanpa mengubah posisinya.
"Sebenernya gue belom terlalu lama sadar soal ini, tapi sikap Sandra bikin gue sadar kalo sebenernya dia tuh sayang banget sama Kevin." Adnan memberhentikan mobilnya tepat di perempatan jalan saat lampu merah. Dia lalu kembali berujar, "dan gue rasa Kevin juga ngerasain hal yang sama."
Malika menoleh dan menatap Adnan. "Ya, dan sekarang mereka udah sama-sama sadar. Sandra masih ngerasa gak yakin sama dirinya sendiri dan dia mutusin untuk ngejauh. Dia udah bener-bener kecewa sama Daffa dan gue rasa dia gak mau ngerasain hal yang sama untuk kedua kalinya, meskipun gue yakin kalau Kevin gak akan pernah ngecewain dia."
Mobil milik Adnan perlahan kembali melaju dalam hening.
"Kalo gue jadi Kevin, gue pasti udah mundur sejak lama." Adnan tertawa pelan, merasa miris dengan kisah cinta sahabatnya. "Dia bener-bener nyembunyiin semuanya."
"Nan, gak semua hal bisa diceritain gitu aja. Kevin sengaja ngelakuin itu selama bertahun-tahun karena dia gak mau bikin semuanya kacau sekaligus gak mau bikin Sandra semakin jauh. Apa yang membuat Sandra bahagia akan membuatnya bahagia juga, sekalipun itu menyakitinya."
Bersamaan dengan itu, mobil Adnan sudah sampai di parkiran rumah sakit.
"Lo beruntung punya sahabat yang gak pernah bikin lo kerepotan buat ngasih solusi percintaan." Malika segera keluar setelah mengatakannya. Adnan terdiam sejenak dan segera menyusul cewek itu.
Mereka berdua berjalan menuju kamar Kevin. Tepat ketika mereka masuk, Wulan tengah berada di sana.
"Ini siapa?" tunjuk Wulan pada Malika.
"Namanya Malika, kedelai hitam yang saya ra— awww!!!"
Malika sontak menginjak kaki Adnan sebelum cowok itu meneruskan kalimat menyebalkannya. Dia lalu menyalami Wulan.
"Aku Malika, temennya Sandra." Malika lalu menatap Kevin yang terbaring di ranjang.
"Udah ngerasa baikan, Vin?" tanyanya.
Kevin mengangguk pelan. "Hm. Lo gak perlu jauh-jauh dateng ke sini padahal, Mal." Dia tersenyum tipis.
"Gak apa-apa, Vin. Gue kan punya sopir pribadi," ujarnya seraya melirik ke belakang tubuhnya.
Adnan sontak memelotot. "Woy!"
Wulan tersenyum melihat interaksi kedua remaja itu. Mereka berdua berbanding terbalik dengan Kevin dan Sandra sekarang.
"Oh, iya. Ngomong-ngomong Sandra mana?" tanya Wulan.
Suasana hening selama beberapa saat. Malika menatap Kevin selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Sandra gak bisa ikut, Tante. Maaf ya, Vin. Dia bilang dia bakalan ke sini kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesandra ✔
Teen FictionKehidupan Sandra berubah semenjak bertemu kembali dengan rivalnya sejak kecil, yakni Kevin. Hari-harinya terasa begitu menyebalkan karena cowok itu terus-menerus mengganggunya. Namun di balik semua itu ternyata Kevin menyimpan sebuah rahasia dengan...