Bagian Empat Puluh Satu : Chocolate Hater

476 22 20
                                    

Adnan berkali-kali melirik Kevin yang bertingkah aneh. Cowok itu sedari tadi menutup mulutnya dengan tangan, sesekali dahinya mengerut. Terlihat jelas sekali ada yang tidak beres.

"Vin, lo gak apa-apa?" tanya Adnan pelan, takut terdengar oleh guru.

"Gue gak apa-apa." Kevin tampak menelan ludahnya kasar dan membuka bekapan tangannya.

"Lo pucat, Vin."

"Gue gak apa-apa. Cuma kurang tid—hoeekk!"

Semua orang di kelas mendadak menoleh begitu mendengar suara.

"Kenapa, Vin?" tanya Bu Ana. Diletakkannya spidol yang digunakan untuk menulis ke atas meja dan berjalan menghampiri bangku Kevin.

"Saya gak apa-apa kok, Bu."

"Ke UKS aja, Vin. Istirahat di sana. Lo sakit kayaknya." Adnan memijit pelan tengkuk Kevin. Dahi sahabatnya itu kini sudah dibanjiri peluh.

"Gue masih bisa lanjut kok, Nan."

"Jangan dipaksa. Kesehatan itu yang paling utama. Sekarang kamu istirahat saja di UKS."

Mau tidak mau, Kevin pun beranjak dari tempatnya dan pergi ke luar kelas. Adnan menatap kepergian Kevin dengan tatapan khawatir.

Sementara itu, Kevin yang pergi menuju ke UKS sesekali terlihat menutup mulutnya karena mual. Dahinya terlihat basah karena keringat dingin, serta bibirnya juga terlihat pucat.

Beruntung UKS sedang sepi jadi dia bisa sedikit lebih tenang.

"Kevin?"

Kevin menoleh begitu namanya dipanggil. Dia melihat Malika yang berjalan menghampirinya.

"Ngapain lo?" tanya cewek berambut keriting itu. Matanya memicing memerhatikan Kevin. "Lo sakit?"

"Enggak. Gak enak badan aja."

Malika memutar kedua matanya dan berdecak. "Sama aja kali!"

"Lo sendiri ngapain?" Kevin balik bertanya.

"Gue abis nyimpen obat merah. Temen gue ada yang luka pas jam Pak Hendar. Biasalah, cewek kan kalo lagi olahraga banyak banget dramanya."

Kevin hanya mengangguk dan merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Oh, iya. Kotak obat ada di laci. Gue pergi dulu, ya."

"Iya."

Dengan setengah berlari, Malika keluar dari UKS dan menuju lapangan basket. Teman-temannya terlihat masih berada di sana.

"Lama amat, Mal. Ketemuan dulu sama Adnan ya?" goda Sandra sembari menyikut pelan lengan Malika.

Malika memelotot. "Ngaco lo! Gue ketemu sama si Kevin tauk!" Dia langsung mendudukkan tubuhnya di sebelah Sandra.

"Kevin?"

"Iya. Dia sakit kayaknya. Pucat banget."

Salah satu alis Sandra terangkat. Kevin sakit? Padahal kemarin cowok itu masih terlihat biasa saja.

"Kenapa? Lo khawatir?" Kini giliran Malika yang menggoda Sandra.

"Hih, sorry. Ngapain gue khawatir. Gak penting, tahu gak!"

Malika tampak mencebikkan bibir. "Eh, San."

"Hm?"

"Lo beneran putus ya sama Daffa?"

Senyuman Sandra mendadak hilang. Cewek itu menunduk, menatap sebotol jus mangga di tangannya.

"Kenapa emang?"

Kesandra ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang