Bagian Dua Puluh Dua : Janji

484 23 2
                                    

"Halo?"

Kevin menatap layar ponselnya dengan kedua alis yang bertaut. Memperhatikan nomor asing yang tengah meneleponnya.

Ini siapa sih, ganggu orang aja. batin Kevin.

"Gue matiin nih-"

"Bentar, bentar!"

Kevin mengerjap. Apa dia tidak salah dengar?

"Gio?" tanyanya berusaha memastikan. Apa dia benar-benar Sandra?

"Iya, ini gue."

"Dapet nomor gue dari mana lo?"

"Lo di mana?"

"Heh, jawab gue!"

"Ish, dapet dari Adnan."

Kevin merutuk di dalam hati. Bisa-bisanya Adnan memberikan nomornya begitu saja pada Sandra. "Mau ngapain lo nelepon gue? Mau marah-marah?"

Di seberang sana, Sandra menahan mati-matian diri agar tidak membanting ponselnya ke lantai. "Ada yang mau gue omongin sama lo."

"Gak. Gue sibuk. Udah-"

"Soal Daffa!"

Jari Kevin hampir saja menyentuh permukaan layar ponselnya tepat ketika Sandra menyebut nama Daffa. Cowok itu kembali teringat kejadian tadi. Dan kini hatinya kembali memanas.

"Vin?"

"H-hm?"

"Lo di mana? Gue ke kelas lo tapi Adnan bilang kalo lo lagi pergi. Buruan balik!  Ketahuan sama guru, mampus lo!"

"Males." Kevin meluruskan pandangannya ke depan, menatap air danau yang begitu tenang.

"Kevin! Balik gak lo!"

Kevin terdiam. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Sandra jika tahu yang sebenarnya terjadi.

"Kevin?"

"Apaan sih berisik! Gue lagi gak pengen berantem sama lo! Kalo emang ada yang mau lo omongin, besok aja. Bawel!"

Kevin memutuskan panggilannya secara sepihak dan langsung mematikan ponselnya. Dia mengambil sebuah kerikil dan melemparkannya ke danau.

Lo gak tahu, Gi. Gue sekarang gak sanggup ketemu sama lo. Dan gue gak tahu apa yang harus gue lakuin. Daffa nyakitin lo. Dia kecewain lo. Gue gak mungkin bisa kasih tahu lo soal ini, Gi. Sorry.

🌹

Bel pertanda pulang sekolah berbunyi sekitar tiga puluh menit yang lalu. Semua siswa mulai meninggalkan sekolah, namun ada juga yang tetap tinggal karena karena harus mengikuti kegiatan ekskul.

"Gue duluan ya," Malika melambaikan tangannya pada Sandra yang berjalan ke arah koridor yang berlawanan dengannya. Sandra tersenyum dan balas melambaikan tangannya. Cewek itu kemudian mempercepat langkahnya menuju ke kelas Kevin.

Dan tepat saat dia berada di depan pintu kelasnya, sosok yang sejak tadi dia cari akhirnya menampakkan diri. Membuatnya hampir saja bertabrakan dengan tubuh tinggi itu.

Kevin menatap Sandra dengan salah satu alis yang terangkat. "Ngapain lo?"

"Lo dari mana sih?! Gue cari-cari juga. Ada yang mau gue omongin sama lo."

"Apaan sih berisik! Minggir lo!"

Sandra mengerucutkan bibirnya. Dia dengan cepat segera menghalangi langkah Kevin. "Gue cuma mau nanyain beberapa hal sama lo."

Kesandra ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang