Bagian Dua Belas : Insiden Di Perpustakaan

578 27 5
                                    

"San, besok pergi yuk!" ucap Malika dengan mulut yang sibuk mengunyah bakso pesanannya.

"Besok kan Minggu, jarang-jarang kita pergi bareng," lanjutnya.

"Tapi gue harus bel-"

Malika memutar kedua matanya dan menatap Sandra dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Belajar, belajar, belajar. Lo tuh butuh refreshing tauk, San. Gak kasian apa sama otak lo? Di sekolah belajar, pulang sekolah belajar, mau tidur belajar, terus libur pun belajar juga? Seharian?"

Sandra mengerjap. Cewek itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yah... enggak gitu juga sih, Mal."

"Nah, yaudah. Besok jalan aja sama gue. Hm?"

"Em... gimana ya?"

"Jangan bilang lo mau jalan sama Daffa ya?"

"Eh? Enggak kok. Daffa kan sibuk."

"Sibuk apaan? Belajar?"

"He-em."

Kedua bola mata Malika kembali memutar. "Gue heran sama lo berdua. Dikasih makan apa sih di rumah? Serbuk besi? Kalian tuh pasangan gila belajar tahu gak."

"Ya habis mau gimana lagi. Bentar lagi kompetisi."

"Iyadeh. Terus besok?"

Sandra nampak berpikir. Hingga sebuah senyuman mengembang di bibirnya. "Asal lo nyamper ke rumah gue, ya? Hehe."

Malika tersenyum lebar. "Oke!" Dia pun kembali memasukkan sebuah bakso ke dalam mulutnya.

"Woy! Pada ngomongin apa nih?" Adnan secara tiba-tiba menggebrak meja kedua cewek itu hingga mereka terperanjat. Bahkan Malika sampai tersedak hingga bakso yang baru saja masuk ke mulutnya kembali jatuh ke mangkuk.

"Ih, Malika jorok!" Adnan mendorong bahu Malika begitu melihat cewek itu kembali memakan baksonya yang barusan terjatuh. Cowok itu duduk di sebelah Malika dan meletakkan mangkuk bakso miliknya ke atas meja.

"Enggak kotor kok, orang jatuhnya ke mangkuk gue. Kalo jatuhnya ke mangkuk lo, baru kotor." Cewek itu dengan santai mengunyah baksonya, mengabaikan Adnan yang kini menaik-turunkan alisnya sembari menatap mangkuk bakso miliknya.

"Kok gitu?"

"Lo udah makan baksonya, kan?" tanya Malika setelah menelan baksonya.

"Baru sesendok sih. Gue keburu ke sini."

"Nah, itu dia."

"Hah?" Adnan menatap Malika bingung. Sandra yang berada di depan mereka pun ikut-ikutan bingung.

"Sendok yang habis lo pakai, lo taruh di mangkuk lagi kan? Itu dia. Virus dari sendok lo menyebar luas ke seluruh permukaan kuah bakso sampai menyerap ke dalam baksonya. Jadi-"

Adnan buru-buru menoyor kepala Malika dengan telunjuknya.

"Yeh... enak aja lo, Kribo! Lo kira gue rabies?"

Sandra tertawa melihatnya. Malika dan Adnan memang memiliki sifat yang hampir sama. Keduanya senang bercanda, meskipun terkadang receh.

"Jadi gue boleh ikut gak nih?" lanjut Adnan. Kedua cewek itu lantas menatapnya.

"Apaan?" tanya Malika.

"Jalan-jalan. Besok kalian berdua mau jalan-jalan kan? Gue denger loh." Adnan menyeringai tipis dan memakan bakso miliknya.

"Enggak ah! Lo gak boleh ikut! Nanti acara gue sama Sandra malah jadi berantakan."

"Kok lo gitu sih, Mal? Kita kan temen."

Kesandra ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang