1

10.7K 386 42
                                    

Maaf typonya. Harap maklum yaa soalnya kalau part perdana wajib paaaanjjaaaaaaanggggg😅

Ini yang di namakan sahabat. Kalau ada yang sedang susah, pasti yang lainnya akan saling bantu dan ikutan salah.

" Sudahlah Wen."

" Besok, kita cari kerja sama-sama lagi."

" Mhh." Dehem Wendy yang hanya diam menatap ke arah luasnya sawah di depannya. Seseorang merangkul dirinya membuat senyuman tipis di perlihatkan sambil menatap ketiga sahabatnya.

" Kenapa kalian juga ikut-ikutan?" Tanya Wendy.

" Kalau kamu di pecat, berarti kami juga harus di pecat biar adil." Jawab Seulgi penuh senyum setianya.

" Susah senang kita sama-sama." Lanjut Jisoo.

" Majayo! Besok kita sama-sama lagi cari kerja." Seru Lim yang paling semangat.

Ketiga sahabatnya mengangguk. Ia tertawa melihat Lim bangkit dari duduknya dan ia melompat senang sambil menjunjung kepalannya.

" Nee....ayo sama-sama senang." Ucap Wendy sambil melebarkan tangannya dan ia rangkul ketiga sahabatnya yang tidak pernah melunturkan senyum bahagia walau sederhana.

Mereka serentak menatap ke depan. Melihat awan yang sudah hampir gelap, merasakan angin yang perlahan sejuk, dan juga melihat luasnya sawah di depan mereka.

Keempat pria itu akan selalu duduk di bawah pohon dekat sawah di kota kecil kelahiran mereka, Jeju.

Tumbuh besar bersama juga membuat mereka senang karena memiliki jalinan kasih sayang seperti keluarga.

Memang mereka bukan orang yang kaya raya. Tapi hati mereka kaya raya dengan kelembutan dan kebaikan.

Lebih baik kaya hati daripada kaya uang yang di hasilkan dari jalan yang salah. Kunci kesuksesan adalah berusaha. Meski awalnya mereka harus sensara dulu setiap kali di pecat setiap bekerja.

Sebenarnya itu bukan salah mereka. Hanya saja mereka bekerja sambil kadang-kadang juga ada teori yang keluar dari mulut mereka. Meski mereka anak kampung atau bisa di bilang anak desa, otak jangan di anggap remeh.

Hidup saja mereka mempunyai teori. Meski sekolah di tempat terpencil, tapi materi dan pembelajaran akan tetap sama dengan sekolahan elit di Seoul sana yang mereka dambakan sejak kecil untuk merantau bersama jika sudah lulus SMA.

" Wahh....." Mereka berseru bersama saat menonton tv di mana terdapat drama Korea yang menampilkan scene luasnya dan berkembangnya kota Seoul.

" Aku ingin kesana." Ucap Jisoo.

" Aku juga." Lanjut Seulgi.

Mereka terdiam dan bungkam. Tidak ada lagi yang bicara. Hanya mata yang menyoroti tv dan juga mulut yang membuka karena sangking takjubnya dengan kota Seoul dimana semua orang yang keluar dari Jeju pasti pulanglah sukses.

" Ayo ke sana!" Ajak Wendy. Ketiga temannya melihat Wendy yang berdiri di depan mereka duduk.

" Bagaimana? Kita tidak punya uang." Kata Lim membuat Wendy yang tadinya semangat sekarang lemas. Tapi meski seperti itu, otaknya bekerja keras. Sampai sebuah siaran tv membuat mereka menatap fokus ke layar kusam itu.

".... siapapun yang bisa menyelesaikan soal ujian semester tahun ini dengan hasil yang memuaskan, ia akan di kirim ke high school SM internasional. Presiden baru saja menjelaskan kalau itu akan jadi pengalaman sekolah yang paling menyenangkan karena semua biaya akan di bayar oleh pemerintah...."

Wendy membuka mulut nya. Kemudian pandangan perlahan mengarah pada teman-temannya yang juga ikut saling melirik.

" Ayo ke Seoul." Kata Wendy lagi dengan sangat tenang tapi penuh semangat juang karena dia ingin bertekad untuk mendapatkan nilai bagus saat ujian semester nanti.

BCS | SEASON 2 ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang