11

2.3K 250 26
                                    

Jennie melirik sipit Lim di ujung sana. Sibuk mengobrol dengan para staf dengan senyum dan tawa yang timbul di bibirnya.

" Giliran denganku, dia diam dan angkuh!" Gumam Jennie di sertai gerutuan nya.

" Kalau saja aku ada di posisi staf wanita itu........." Omongan Jennie belum selesai.

" Kamu sudah makan?" Tanya Lim.

" Tumben bertanya?" Tanya balik Jennie.

" Tidak boleh? Aku lihat wajahmu pucat makanya aku bertanya apa kamu sudah makan?" Ulang Lim lagi. Jennie diam saja dengan wajah yang ia buat cuek dan jutek.

" Kalau kamu seperti itu, aku tau....kamu pasti sangat manja sekali di rumah." Ucap Lim membuat Jennie menatap kejut ke arahnya.

" Mworago!?" Jennie naik darah.

" Lihatlah dirimu. Seseorang baru saja mengejekmu dan berakhir dengan teriakan kerasmu. Tapi saat seseorang berlaku manis di depanmu, kamu akan sangat lembut dan....emh....cantik..." Jelas Lim.

Terbungkam sudah bibir Jennie untuk mengeluarkan kalimat sadis awalnya. Senyum Lim timbul jahil. Ia pun mendekati Jennie lagi membuat wanita itu melangkah mundur dengan ekspresi takutnya.

" Ya!! Mau apa!?" Tanya Jennie. Lim tidak menjawab. Ia malah lebih cepat melangkah mendekati Jennie membuat wanita itu berbalik ingin pergi dari sana. Tapi dengan cepat Lim menarik tangannya hingga sebuah papan iklan besar jatuh di belakang punggung Jennie saat dekapan Lim melindunginya.

Jennie langsung berbalik dengan mata yang mendelalak hebat melihat beberapa staf berlari mendekatinya dan Lim. Takut jika model mereka kenapa-napa.

" Hati-hati." Ucap Lim. Jennie menatap pria itu yang melepas pelukannya.

" Kamu selalu membuatku repot." Lanjutnya yang berlalu pergi dari sana.

Jennie menatap kepergian Lim. Ia menoleh angguk saat beberapa staf bertanya apa dia baik-baik saja.

" Jennie? Jennie!?"

" Mh!?" Senyum dan lamunan Jennie luntur seketika sambil mendongak ke samping kursi yang ia duduki. Menatap Lim yang menghela kesal nafasnya.

" Ayo cepat. Kamu membuatku repot saja!" Ucap Lim sambil berjalan mendekati pemotretan selanjutnya bersama para staf di sana.

" Ihhh~~~ resek banget sih!!!" Umpat Jennie sambil bangkit dari duduknya hingga high heels yang ia kenakan patah membuatnya jatuh ke bawah dengan rintihan kuat.

Lim berhenti di melangkah. Ia menoleh ke belakang dan berlari kecil mendekati Jennie lagi. Bahkan beberapa staf ikut mendekati Jennie karena khawatir.

" Gwaenchanha?"

" Ya~~appo...." Rengek nya. Lim diam sambil berfikir keras.

" Kakinya bengkak. Aku rasa Jennie susah untuk berjalan." Kata staf wanita.

" Lebih baik di hentikan saja dulu pemotretan nya." Lanjut yang lain dan di angguk mantap karena takut kaki Jennie akan berdampak buruk jika di paksa berjalan.

Lim menatap kaki Jennie. Mendengarkan wanita ini merintih sakit.

" Di mana managernya?" Tanya Lim.

" Manager Jennie sedang down. Tadi dia di antar supirnya kemari." Jawabnya.

" Ayo pulang." Kata Lim sambil menggendong langsung Jennie menuju mobil salah satu staf untuk ia pinjam karena ingin mengantar Jennie pulang.

" Ya! Appo..." Rintih Jennie membuat Lim melirik dirinya di spion belakang.

BCS | SEASON 2 ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang