-PART 4 (revisi)-

71.6K 3.7K 45
                                    

Saat ini Nayara sedang berada di kantin untuk membelikan makanan dan minum untuk Devan. Setelah kemarin Devan meminta Nayara untuk menjadi asistennya, Nayara mau tidak mau harus menuruti perintah dari Devan.

Nayara sudah membeli apa yang disuruh Devan dan sekarang ia sudah berada dilapangan tempat Devan bermain basket. Nayara berlari menghampiri Devan dengan nafas terengah pasalnya Devan hanya memberi waktu 10 menit pada Nayara sedangkan keadaan kantin sesang benar-benar ramai.

"4 menit 55 detik, lo telat." ucap Devan sambil melihat jam di tangannya.

"Hah?" ucap Nayara cengo.

"Lo telat. Lo nggak tau apa gue itu laper? Lo malah telat, ck. Balik sana lo ke kantin lagi, beliin gue jus jeruk!"

"Hah!? Astaga Dev... kan gue telat cuman 4 menit. Tadi tuh kantin rame banget makanya rada telat, gue aja belum beli apa apa loh."

"Nggak mau tau, turutin gue. Cepet!" titah Devan.

"Iya." ucap Nayara malas.

Nayara menghela napasnya berat, lalu pergi kekantin dan membelikan Devan jus jeruk lalu segera kembali kelapangan dengan napas terengah- engah. Lelah sekali rasanya berlari dari kanti ke lapangan basket.

"Tuh, udah kan? Gue mau balik ke kelas." ucap Nayara setelah memberikan jus jeruk pada Devan.

"Eits, Tunggu!" Devan melempar sebotol air mineral pada Nayara dan dengan cepat Nayara menangkapnya. Hampir saja terkena kepalanya.

"Apa nih?"

"Buat lo."

"Hah? Gimana?"

"Ck, Gue tau lo haus. Minum itu!"

"Nggak usah buat lo aja." Nayara menyodorkan air mineral itu pada Devan.

"Minum atau gue cium lo!" ancam Devan.

"I-iya-iya gue minum," ucap Nayara. Gadis itu meminum minumannya dengan cepat.

"Udah kan?" Lanjutnya.

Devan mengangguk, Nayara pun berbalik tapi sebelum ia kembali Devan tiba tiba bicara "Nanti pulang sama gue!"

Nayara membalikkan tubuhnya pada Devan dan hendak protes tapi sebelum itu Devan sudah memitongnya "Nggak ada penolakan." Potong Devan cepat

"Iyaaaa."

Nayara kembali kekelas yang saat ini sedang kacau balau karena guru tidak datang membuat rasa pusing dikepalanya bertambah. Ia hanya minum sebotol air dari Devan dan tidak makan apapun sejak pagi dan itu membuat kepalanya pusing dan lambungnya sakit karena maag.

"Nay lo kenapa? kok pucet banget gitu" tanya Gisel khawatir

"Lo kenapa? sakit?" sahut Bella

"Nggak kok. Gue nggak papa." ucap Nayara memaksakan senyum.

"Tapi, lo pucet banget."

"UKS aja ya?"

"Nggak, nggak usah. Gue nggak papa kok."

"Tapi kan..."

"Ekhm,"

Kelas yang semula gaduh lagi-lagi menjadi mendadak sunyi dan siswa menunduk takut saat seorang laki laki anak pemilik sekolah beserta ke-4 temannya.

Devan sudah biasa seperti ini, Devan selalu membuat semua orang takut padanya dengan suara baritonnya dengan nada dingin dan datarnya.

Devan berjalan santai menghampiri tempat duduknya dengan Nayara, ia melihat teman-teman Nayara menunduk takut padanya.

"Dia kenapa?" tanya Devan dingin pada keempat teman Nayara.

"Punya mulut kan? Jawab!" Lanjut Devan dengan nada tinggi.

"Dev, gue nggak pa-"

"Gue tanya mereka, bukan lo." potong Devan cepat dengan tatapan tajamnya.

"D..dia sakit, mukanya pucet banget." jawab Gisel.

"Oh." Devan melirik Nayara sambil menaikkan 1 alisnya.

"Lo sakit?"

"Nggak. Gue nggak papa."

"Ikut gue!" titah devan dingin

"Tapi kan-"

"Nggak ada penolakan."

"Iya, tap-"

Devan berdecak kesal, sedetik kemudian Devan menarik tangan Nayara dan menggendongnya seperti karung beras.



Hai kembali lagi! Maaf yh lama updatenya hehe!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!!
Salam Author!

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang