-PART 47 (revisi)-

41.1K 2K 114
                                    

-HAPPY READING-

"Gue mau...Devan."

Nayara menghela napasnya, sudah ia duga jika ini yang Freya minta. Obsesinya terhadap Devan sedari dulu memang tak pernah hilang. Dasar gadis gila!

"Ambil aja!" ucap Nayara.

Freya berbalik ia tersenyum sinis, kembali berjalan mendekati Nayara dan mengelus pipi Nayara.

"Gue belum selesai, Ara."

Nayara menatap Freya dengan tajam. Ia benar-benar tidak menyukai nama itu sekarang, lebih tepatnya ia benci nama itu. Terlebih lagi, bukankah yang boleh memanggilnya dengan sebutan 'Ara' hanya Devan? Kenapa Freya menjadi ikut-ikutan?

"Gue juga mau, lo buat semua orang yang deket sama lo buat benci sama lo," lanjutnya.

"Maksud lo apa?" tanya Nayara datar.

"Buat Devan jadi benci sama lo."

"Kenapa?"

"Karena gue benci liat dia deket sama lo, gue benci Devan cintanya sama lo, gue benci perhatian Devan ke lo, gue benci semua perlakuan Devan sama lo." ucap Freya penuh emosi.

"Gue gak minta, Freya."

"Gue gak peduli. Mau lo minta atau gak, lo tetep salah dan akan selalu jadi orang yang salah."

"Lo aneh ya, Frey?" ucap Nayara dengan kekehannya.

"Maksud lo?"

"Kalo lo minta Devan, ngapain pake culik-culik segala? Takut lo? Asal lo tau, Devan ngedeketin gue bukan gue yang minta, tapi karena dia emang pingin." ucap Nayara santai.

Bukan apa-apa Nayara berkata seperti itu, hanya untuk sedikit memancing amarah Freya. Gadis gila itu perlu tahu jika dirinya tak lagi akan tunduk dengan perintah darinya dan mengalah seperti dulu.

"Lo-'

"Apa? Emang itu kenyataannya, sahabat dan keluarga gue itu milik gue dan lo selalu pengen ngerebut itu kan? Kenapa? Miskin kasih sayang kan lo? Kasian banget!" ucap Nayara.

Mendengar ucapan Nayara membiat Freya benar-benar emosi. Nayara sadar akan itu, sudah terlihat dari mata Freya yang memancarkan kemarahan.

Plak

Karena tidak tahan, Freya menampar pipi Nayara dengan keras. Nayara meringis kesakitan, pipinya terasa panas. Tamparan Freya sangat keras, bahkan sudut bibirnya kini mengeluarkan darah.

Nayara kembali mendongak menatap Freya dengan tatapan sinisnya, ia terkekeh pelan.

"Kenapa? Bener kan apa yang gue bilang?"

"Lo itu udah gila karena obsesi, Freya. Harusnya tempat lo di rumah sakit jiwa, bukan di sini!"

"NAYARA!" bentak Freya.

Ia menatap Nayara tajam penuh kebencian, Freya sangat membenci Nayara. Beraninya Nayara berkata seperti itu padanya? Ia tidak suka haraga dirinya di rendahkan seperti itu.

Freya mendekat, ia mencekik leher Nayara. Nayara terkejut, ia tidak menyangka Freya akan mencekiknya. Mata Nayara menatap Freya tajam.

"Le-pas!"

*****

Di sisi lain, Devan yang tengah berada di kamarnya merasa resah, entah mengapa dirinya resah, ia merasa sesuatu yang buruk sedang terjadi saat ini. Sejak pulang dari sekolah, perasaannya benar-benar tidak enak.


"Gue kenapa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang