Nayara melangkah menuruni tangga. Semua mata tertuju padanya. Nayara sebenarnya sedikit risih dengan hal itu, mau bagaimana lagi? Ia sadar jika semua orang pasti memandangnya aneh. Diusianya yang masih sangat muda ia sudah hamil. Tapi, ada satu hal yang membuat Nayara bertanya-tanya. Kenapa ada keluarga Devan juga disini?
"Keluaraga Devan? Ngapain mereka di sini juga" batin Nayara bertanya-tanya.
Acara pun dimulai dengan seksama dan kini acara sudah memasuki urutan terakhir. Entah kenapa Nayara merasa badannya tidak enak.
"Mom," bisik Nayara.
"Kenapa?"
"Nayara nggak enak badan. Boleh nggak Nayara istirahat aja?" ucap Nayara meminta izin.
"Ya udah."
"Makasih, Mom."
*****
Sesampainya Nayara dikamar ia langsung menghempaskan tubuhnya pelan ke ranjang. Entah kenapa ia merasa sangat lelah saat ini, mungkin karena kehamilannya yang sudah menginjak 7 bulan.
Ia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Nayara melangkahkan kakinya ke kamar mandi tapi rasanya kepalanya sangat pusing. Tanpa Nayara sadari ia sudah di depan kamar mandi, tapi karena kurang fokus Nayara terpeleset.
"Aaargh," jerit Nayara
Nayara mulai merasakan nyeri di perutnya. Ternyata air ketubannya sudah pecah. Nayara panik saat melihat itu.
"Mommy help!" jerit Nayara sekuat tenaga.
Mendengar jeritan dari kamar Nayara, semua orang langsung panik dan dengan cepat menghampiri kamar Nayara. Saat membuka pintu semuanya dikejutkan dengan Nayara yang terduduk lemas dilantai.
"Astaghfirullah, Nayara."
"Mommy...hiks..."
"Nay, air ketuban kamu pecah." ucap Anulika panik
*****
Nayara segera di bawa ke ruang bersalin. Kini semua keluarga berkumpul di rumah sakit. Termasuk keluarga Devan, Anak Nayara, juga keturunan mereka bukan?
Baik keluarga Nayara maupun Devan merasakan persaan cemas, takut, dan bahagia secara bersamaan. Nayara tidak akan melahirkan secara caesar namun secara normal.
*****
Devan yang tengah duduk dalam kelas, namun ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru di depannya. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang akan datang dalam hidupnya.
Sejak tadi ia terus memikirkan Nayara. Ia merasa cemas pada Nayara tanpa alasan. Sedari tadi yang ia lakukan hanyalah melamun memikirkan Nayara.
"Al, lo kenapa sih?" bisik Reyhan yang sama sekali tidak digubris oleh Devan.
Kringgg
Bel istirahat telah berbunyi, saatnya untuk mengisi perut. Pasti semua cacing diperut sudah berdemo meminta makanan.
"Al, kantin?"
"Lo aja." balas Devan tanpa ekspresi.
"Kenapa sih lo?" tanya Reyhan yang mulai kesal karena sejak tadi Devan mencuekkannya.
"Kalo mau ke kantin sendiri aja. Gue lagi males." ucap Devan dingin
"Ck! Kebiasaan" gumam Reyhan kesal.
Setelah kepergian Reyhan, Devan memutuskan untuk menelpon ayahnya. Ia mengambil ponsel dari sakunya dan menelpon ayahnya.
Jangan tanya kenapa Devan bisa membawa ponsel. Devan itu seorang badboy yang tidak suka diatur. Bukan Devan namanya jika mentaati peraturan. Baginya aturan itu untuk ditentang bukan ditaati.
"Halo?" ucap Ayah Devan ditelpon.
"Ayah"
"Iya, kenapa? Tumben kamu telpon ayah? biasanya juga ayah duluan yang nelpon kamu."
"Nayara gimana?" Tanya Devan to the point.
"Tumben tanya?"
"Ayah, Alvaro butuh jawaban." Ucap Devan dingin.
"Hm."
"Gimana?"
"Nayara baik kok."
"Dia dimana?"
"Ya, ya.. di rumahnya lah." jawab ayah Devan berusaha setenang mungkin. Sebenarnya ia sedang berada dirumah sakit menunggu anak Nayara lahir.
"Kok gugup? Ayah bohong?" tanya Devan curiga.
"Ngapain ayah bohong?"
"Ya bisa aja."
"Nayara dirumahnya lah. Kan hari ini 7 bulanan kehamilannya. Gimana sih kamu?"
"Oh."
"Cuman oh doang?"
"Alvaro sibuk."
Pip
Devan menutup sambungannya. Ia masih ragu dengan jawaban ayahnya tadi. Ia yakin ada yang disembunyikan darinya. Tapi apa? Apakah terjadi sesuatu dengan Nayara? Atau mungkin anaknya?
*****
"Gimana?" tanya Mayasari pada Chandra.
"Dia nggak tau." balasnya.
"Syukurlah."
Kedua orang tua Devan memutuskan untuk tidak memberi tahu Devan tentang persalinan Nayara bukan tanpa sebab. Mereka hanya ingin agar Devan bisa mempertanggung jawabkan kesalahannya tanpa bantuan siapa pun.
Tidak lama kemudian sura tangisan bayi mulai terdengar. Menandakan anak Nayara telah lahir. Semua keluarga pun menangis haru dan lega.
Hai hai haiiiiii!!!! Gimana part kali ini? Pendek ya? Hehe iya. Author idenya mentok guys. Maaf yaw! Tapi yang penting kan update ceritanya. Ya gk? Iya dongg. Sebenernya aku tuh mau panjangin partnya tapi gk tega kalian nunggu. Jadi aku up segini dulu yak. Oh ya aku kek nya akan buat kalian nunggu sedikit lebih lama lagi guys. Aku masih PAS jadi masih sibuk. Tungguin aku yak! Ceritanya masih panjang kok. Sabarr! Jangan dihapus dari perpustakaan kalian yaaaa. Ok bye🖐 see you next chapter😘
Salam Author💞
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY KIARA (TERBIT)
Teen Fiction(TELAH TERSEDIA DI SHOPEE) Ia hancur, bahkan sangat hancur, saat mahkota yang telah ia jaga selama 16 tahun direbut paksa darinya. Dan, yang paling membuatnya hancur ialah, saat ia mengetahui bahwa ada kehidupan lain dalam dirinya. Lalu apa yang aka...