-PART 46 (revisi)-

40.7K 2.1K 146
                                    

-HAPPY READING-

"Semuanya udah siap?"

"Udah, bos!"

"Bagus kalo gitu, inget misi kali ini harus berhasil! Gue gak mau ada kesalahan, ngerti?"

"Ngerti, bos!"

"Baguslah kalo gitu, siap-siap jalanin rencananya, abis ini bel pulang sekolah bunyi."

"Siap bos!"

Pip

Freya menutup sambungan telfonnya, ia menyeringai. Saat ini ia tengah berada di kamar mandi, ia izin dengan alasan buang air kecil.

"Kejutannya sebentar lagi, Nayara." gumamnya dengan senyuman miringnya.

*****

Nayara tengah berjalan keluar kelasnya, bel pulang baru saja berbunyi 5 menit yang lalu. Hari ini ia tak membawa mobil, jadi supirnya lah yang akan menjemputnya.

"Nay," Devan menepuk pundak Nayara.

"Hm?" balas Nayara dengan gumaman.

"Hari ini pulang sama siapa?" tanya Devan.

"Di jemput."

"Oh, mau bareng nggak?" tawar Devan.

"Ga usah.

"Yakin? Udah sore loh, bareng gue aja ya?"

"Gak usah." tolak Nayara.

Devan menghela napasnya, Nayara memang keras kepala. Masih terlalu sulit untuk meluluhkan hati Nayara yang kini telah berubah menjadi begitu dingin.

3 bulan telah berlalu, tapi hati Nayara masih saja beku. Sikapnya yang dingin pada Devan, terkadang membuat Devan merasa sakit.

Namun, Devan mengerti jika hal itu juga karena kesalahannya. Andai malam itu tak pernah terjadi, maka masalahnya tak akan serumit sekarang. Devan salah dan ia begitu menyesal sekarang.

"Ya udah kalo gitu, gue tungguin sampe lo di jemput ya?"

"Terserah."

Devan dan Nayara berjalan beriringan menuju gerbang sekolah, Devan tidak akan pulang sebelum Nayara di jemput, entah mengapa Devan mempunya firasat yang buruk.

Tin tin

"Jemputan gue udah dateng, lo bisa pulang." ucap Nayara.

Tanpa menunggu tanggapan Devan, Nayara sudah berjalan masuk ke dalam mobilnya. Nayara merasa ada perbedaan, Nayara baru sadar jika yang mengendarai mobil bukanlah sopirnya.

"Maaf, anda siapa? Kenapa anda mengendarai mobil saya? Dimana supir saya?" tanya Nayara.

"Oh, saya sopir baru. Sopir sebelumnya lagi izin, jadi saya yang menggantikan untuk sementara." ucap sopir tersebut.

"Oh." Nayara menganggukan kepalanya. Ada sedikit keraguan dalam hatinya, ia merasa ini semua aneh.

Nayara menghendikkan bahunya acuh, mencoba untuk tetap tenang. Mungkin saja itu hanya perasaannya saja.

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang