-PART 34 (revisi)-

64.1K 2.9K 60
                                    

Seluruh mata tertuju pada Nayara dan Devan. Devan yang tengah merangkul Nayara dan Nayara yang tengah menggendong Nayara, menjadi perhatian hampir satu sekolah.

Nayara yang menyadari itupun hanya mendengus pasrah, ia tahu ini yang akan terjadi. Namun, apa boleh buat? Ini sudah terlanjur terjadi. Selain pasrah, tak ada lagi yang bisa ia lakukan.

Devan dan Nayara memasuki Kelasnya, kelas yang tadinya ramai dan bising menjadi hening seketika melihat kedatangan mereka.

"Lepas!" titah Nayara pada Devan yang masih merangkulnya.

"Kenapa?"

"Udah di kelas." balas Nayara dingin.

"Iya." ucap Devan dengan pasrah melepas rangkulannya.

Nayara pun berjalan duduk di tempatnya, begitupun dengan Devan. Saat Nayara duduk, Kiara mulai menggeliat dari tidurnya.

Nayara menyadari itu, sepertinya Kiara sudah mulai merasa tidak nyaman. Kiara pun mulai terbangun dan menangis.

Oekkk...oekkk...

"Ssst..." Nayara mencoba menenangkan namun tetap sama.

"Kiara...jangan nangis sayang!" ucapnya sambil tetap mencoba menenangkan Kiara.

Nayara sangat mengetahui, putrinya itu tidak nyaman di tempat yang terlalu ramai dan bising seperti saat ini. Devan pun segera turun tangan, ia mengambil alih Kiara dari gendongan Nayara dan Nayara pun membiarkannya.

"Sssst...jangan nangis ya." ucap Devan menenangkan Kiara sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan.

Perlahan Kiara pun berhenti menangis, Nayara pun merasa lega. Devan berhasil menenangkan putrinya, tanpa sadar senyum tipis tercipta di bibirnya.

"Andai, waktu itu lo bersikap manis kayak gini, gue yakin gue nggak akan pernah benci lo, Dev. Tapi, kenapa nggak dari dulu lo kayak gini? Kenapa lo harus buat gue hancur dan trauma sama lo duku baru lo mau berubah?" batin Nayara.

*****

Nayara tengah berjalan melewati koridor setelah ia ke toilet, namun langkahnya terhenti ketika ia mulai mendengar bisikan-bisikan dari beberapa siswa yang berada di koridor.

'Eh Nayara nggak tau diri banget sih, masa dia bawa anaknya ke sekolah? Ga mikir ya akibatnya apa?'

'Emang nggak tau diri tuh orang.'

'Gue juga bingung, kenapa dia masih diijinin sekolah? Peraturan sekolah kita kenapa aneh banget si?'

'Nggak tau tuh. Dia nggak punya malu ya?'

'Urat malunya udah putus mungkin.'

'Harusnya dia tuh malu karena punya anak di luar nikah, lah ini apa? Malah anaknya dibawa ke sekolah segala.'

'Malu-maluin nama sekolah aja.'

Nayara menghela napasnya berat saat mendengar pembicaraan tentang dirinya itu. Ada perasaan kesal, marah, juga sedih pada dirinya. Rasanya ingin sekali ia melampiaskan emosinya, namun Nayara tak ingin buang-buang waktu, lagi pula mereka hanya orang asing yang tak tahu apa pun tentang kehidupannya. jadi lebih baik untuk melanjutkan langkahnya, tanpa memperdulikan bisikan-bisikan itu lagi.

Sesampainya ia di kantin, ia melihat putrinya tengah bersama Devan dan juga teman-temannya. Melihat putrinya itu, semyuman kembali tercipta di bibirnya. Hatinya kembali merasa damai melihatnya.

"Nay, sini." ucap Keysha begitu menyadari Nayara telah kembali.

Nayara pun mendudukkan dirinya di samping Keysha. "Key, lo udah pesen?" tanya Nayara.

"Udah tuh, lagi di pesenin Bella sama Aurel, lo kayak biasa kan?"

"Iya."

Nayara mengalihkan pandangannya pada Devan yang tengah bermain ponsel, dengan Kiara yang berada di pangkuannya.
Nayara pun menghampirinya, "Sini!" ucap Nayara.

"Astaghfirullah, ngangetin aja ih." ucap Devan.

"Ya ampun Al, sejak kapan lo ngomong 'Astaghfirullah'?" sahut Ersya.

"Lo lupa kalo si Alvaro baru keluar dari asrama?" sahut Farrel.

"Iya, lupa. Jadi, udah tobat nih ceritanya?"

"Diem lo!" ucap Devan ketus.

"Selamat mampus untuk kesekian kalimya." ejek Raka pada Ersya.

"Kamu kok jahat sih, Alvaro?" ucap Ersya dengan nada manja.

"Ewww...jijik gue!" sindir Keysha.

"Jijik tapi sayang kan?" goda Ersya.

"Amit-amit."

"Udah-udah jangan berantem. Al, siniin!" titah Nayara.

"Nih!" ucap Alvaro sambil memberikan Kiara pada Nayara.

Nayara pun menggendong Kiara kembali, tanpa sengaja telapak tangannya mengenai punggung tangan Devan. Tatapan mereka kembali bertemu dan terpaku.

"Ekhm, udah dong tatap-tatapannya."



























Holllaa.....guys! Baby Kiara up lagi niehhh!! Seneng kan? Seneng dongg ya? Sebelumnya aku mau minta maaf, karena lama gk up. Maafin aku ya guys! Aku up lama dikarenakan aku lagi ujian guys, lagi ujian ma'arif aku tuh...jadi aku super sibuk, belum lagi tugas dari guru yang super banyak😫 dan yang kedua, aku mau minta maaf karena part kali ini gk panjang, aku udah telat up terus sekalinya up part nya pendek, jadi aku minta maaf banget sama kalian. Kalian semangatin aku dong guys, biar aku tetep semangat buat lanjutin Baby Kiara nya ya...🙏 kalian COMMENT yang banyak buat semangatin author dan jangan lupa untuk VOTE juga yaaa☺ thak you guys! See you next part🤗
Salam Author💕

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang