-PART 11 (revisi)-

72K 3.5K 62
                                    

"Nay,"

Gisel yang menepuk bahu Nayara tiba-tiba sontak membuat lamunan Nayara buyar. Akhir-akhir ini Nayara memang sering sekali terdapat tengah melamun.

"Lo kenapa sih? Ngelamun mulu,"

"Nggak papa."

"Udahlah, kita tau kok apa yang lo lamunin. jangan terlalu dipikirin terus lah, santai aja. Gue yakim, pasti nanti si Alvaro juga bakal nyesel karena udah nyakitin lo. Tunggu aja tanggal main daro Tuhan." ucap Aurel

"Tuh, dengerin kata Aurel! Sekalian aja si Alvaro kita hajar biar sadar," sahut Bella.

"Berani?" tanya Nayara dengan nada menantang.

"Ee-enggak sih." Bella menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Sok-sok an banget sih." Keysha menonyor kepala Bella pelan. Sedangkan, Nayara yang melihat itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Eh Nay lo pulang naik apa?" tanya Gisel.

"Dijemput supir,"

"Kalau gitu, kita pulang duluan ya."

"Iya, hati-hati ya."

Gisel dan yang lain pun memasuki mobil dan pergi meninggalkan Nayara. Nayara terdiam, entah kenapa perasaan Nayara semakin resah. ia terus memilin jari-jari tangannya untuk menetralisir rasa resahnya itu. Firasatnya mengatakan bahwa hal yang tidak baik akan terjadi.

Tin! Tin!

Klakson mobil terdengar, supir Nayara akhirnya datang. Nayara menghela napasnya lega, akhirnya ia bisa cepat-cepat pulang. Ia memasuki mobilnya tapi bukannya merasa tenang Nayara malah semakin cemas.

Saat Nayara sudah sampai didepan pintu rumahnya, Nayara merasa ragu untuk masuk, alasan keraguannya pun tak ia ketahui. Namun, Nayara berusaha untuk menutupinya dan meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Ia menghela napsanya dan membuka pintu rumahnya.

"NAYARA PULANG!" teriaknya.

Mata Nayara mendelik kaget saat ia melihat kedua orang tua nya duduk di sofa ruang tamu dengan ekspresi yang membuat Nayara bingung. Sang Ayah yang memasang wajah dinginnya serta tatapan tajam mengarah padanya. Dan sang Ibu yang juga menatapnya dengan tatapan amarah dan matanya yang mengeluarkan air mata membuat Nayara terdiam. Nayara merasa bingung harus bersikap seperti apa. Ia menatap kakaknya dengan tatapan bertanya, namun Dira malah memalingkan wajahnya seolah tak mau menatap Nayara.

"Ka-kalian semua kenapa? Kok pada diem gini? Mom-mommy ke-kenapa nangis? Ap-apa ada masalah?" tanya Nayara ragu.

Tidak ada yang menjawab, mereka semua membisu. Hanya menatap Nayara dengan tatapan yang Nayara tidak dapat mendeskripsikan artinya.

Mommy Nayara berjalan mendekat, Nayara mulai takut. tapi sebisa mungkin ia menutupinya dengan senyuman tapi senyumannya mendadak pudar saat melihat tatapan amarah dari Ibunya yang begitu jelas.

Plak!

Mommy Nayara menampar Nayara membuat Nayara sangat terkejut. Ia memegangi pipinya yang terasa panas kemudian kembali melihat Mommy nya dengan tatapan bertanya.

"Ini apa? Hah!?" bentaknya menunjukkan benda pipih yang menunjukkan 2 garis merah .

Deg!

Nayara mendadak diam tak berkutik saat melihat benda itu berada ditangan Mommy nya. Tubuh Nayara pun mulai terasa lemas, matanya pun mulai memerah. Ia begitu terkejut, ini semua terjadi terlalu cepat.

BABY KIARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang