part 82 ~

2.7K 386 99
                                    

Rasa sesak nya bertambah saat putri kecilnya ternyata terbangun, entah kenapa Kabay-nya menangis tanpa alasan. suaranya juga hampir habis karna terus menangis, dan hanya kata 'Puang Dadda Bu' yang Nania sebutkan. Syifa dibuat kwalahan dengan jeritan Kabay..

"sayang solehah nya Ibu,udah dong nak sesek ini tuuh dadanya sakit yaa hmm ssshh "

"hhwaaaahh puaangg tsana buuuk puaangg daddaa tsanaaa " Kabay berontak digendongan Syifa,ia terus menunjuk arah pintu

"nanti kita pulang sayang udah malem tuh gelap diluar Nak, bobok yaa? Mimi aja yuu"

"heuuukkhhh mim--mi hiksss"

"iyaa iyaa mimi ,uuuww sayangnya Ibu"

Setelah hampir setengah jam Kabay menangis ia akhirnya mau menyusu,matanya merah dan sembab  juga berkeringat

Syifa mengelus punggung Nania memberi ketenangan,menyisir wajah Kabay dengan lembut

"hheuuhh huuhuuu dadda puaang tsana puang" ucapnya dengan terisak disela-sela menyusu

"iya nnti kita pulang kak,udahyaa nak stop crying.. ibu sedih sayang" lirih Syifa ,

Kabay memejamkan matanya,dia lelah juga akhirnya,meskipun masih terisak.

"Ibu mau kabay terbiasa tanpa daddy nak,yang solehah ya cantikk... Ibu sayang kalian" bisiknya,Syifa mengecup kening Kabay lama

Kabay terlelap dengan tenang,Syifa membelai lembut wajah Nania yang terlihat mirip sekali dengan Rizky saat tertidur seperti ini.

Syifa meninggalkan Kabay saat mendengar suara Thaya menangis.

"mbak Nuy, kenapa?"

"ini badan Bibi panas kak,gamau mimi botol jugaa"

"yaallah sini nak,sayang.. cupcupp"

"Abang mana? udah bobok kan?"

"lagi ngaji dulu sama mbak Rani Kak,ngga bisa tidur katanya karna tadi Kabay nangis"

"hhhh aku belum liat lagi Abang, mbak Nuy bantu aku kompres Bibi yaa"

"iya Kak,yuk sini mbak bantu"

Syifa kembali menuju kamar dengan Athaya,sedangkan mba Nuy membawakan air untuk mengompres Thaya

"soleh ya Nak,maafin Ibu.." ucap Syifa dengan lirih

"Kak,kenapa ngga coba hubungin Ibu sama Bapa? Akak butuh mereka" ujar Mba Nuy saat melihat Syifa yang telaten mengompres Thaya

"Tapi...."

"kalo Kakak sudah ngga kuat,jangan ditampung sendiri,Kakak juga butuh dukungan mereka,mbak sedih kalo liat Kakak berjuang sendirian disini" ucapnya, entah sejak kapan mbak Nuy  meneteskan air matanya

"mbak,kok mbak nangis? aku gapapa,ini ujian untuk rumah tangga aku mbak" ujar Syifa dengan tegar dan mengusap lengan mbak Nuy

"Kakak ngga usah bohong sma mbak, mbak tau posisi kaka sekarang,yang kuat mbak, semua pasti ada jalan keluarnya,tentu yang lebih baik.." mba Nuy tercekat dengan ucapannya, ia berhenti sejenak tanpa mau memberhentikan air matanya

"mbak tau kaka kuat, mbak juga tau kak Iky kuat, kalo boleh mbak kasih saran jangan sampe pisah.. kasian anak-anak kak, InsyaAllah semua pasti masih bisa diperbaiki lagi,hanya mungkin kakak sama kak Iky perlu waktu untuk intropeksi diri masing-masing.." ujar nya, seraya menyeka air matanya

Syifa merangkul mbak Nuy,ia bersyukur dikelilingi orang-orang yang begitu menyayanginya.

"besok kita kebekasi ya mbak, aku mau ketemu mama sama papa,untuk sementara kita disana dulu,rencananya aku pengen ke bali,pengen ke makam Abah,mbak sama mbak Rani mau kan temenin aku? sama anak-anak?"

Cut' Nazar's Family! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang