Yura berangkat sekolah seperti biasa, dia mulai terbiasa dengan sekolahnya itu, dia tidak merasa aneh lagi.
"Ra udah agak inget kita-kita enggak ?". tanya Janne yang memulai membuka suara karena semenjak Yura amnesia dia jadi lebih jarang untuk bicara
"iya aku mungkin sudah hampir mengingatnya"
"bagus deh kalo gitu, cepet pulih tuh ingatan lo biar jadi Yura yang dulu lagi"
"emang Yura yang sekarang kenapa ?"
"Yura yang sekarang irit ngomong"
"hhmmm" . Yura hanya tersenyum
Setelah mengikuti jam-jam pelajaran waktu istirahat pun tiba banyak anak yang keluar kelas untuk pergi kekantin atau hanya sekedar berbicara diluar kelas. Yura bingung harus kemana jadi dia memutuskan untuk pergi ke pagar pembatas.
"Ra, kamu mau kemana?". Tanya Janne yang menyadari Yura berjalan keluar kelas
"aku mau keluar, cari angin aja kok". Jawab Yura
"oh yaudah"
Yura berdiri didekat pagar pembatas sambil melihat pemandangan dari lantai dua sekolahnya.
"hai". Sapa seorang lelaki dengan perawakan yang tinggi, berkulit putih, dan memiliki wajah yang cukup tampan, dia adalah Saril.
Yura yang menyadari kehadiran Saril pun tersenyum "oh hai, ngapain kesini ?"
"liat kamu disini sendirian, ya aku temenin"
"oh...."
"kamu udah inget semuanya belum ?"
"belum masih agak-agak kebayang gitu"
"ohh.... aku boleh kekelasmu ?"
"hah....!!! sekarang ?"
"iya boleh kan ?"
"iya boleh sih tapi....". belum selesai Yura bicara Saril sudah menarik pergelangan tangan Yura hingga memasuki ruang kelasnya.
Di bangku belakang tentu saja ada orang yang tidak senang, karena dia tau orang yang sekarang sedang memegang tangan Yura adalah orang yang membuat Yura ingin amnesia.
Hingga Yura benar-benar amnesia sekarang tapi bukannya orang itu malah menjauh dari Yura, orang itu malah semakin dekat dengan Yura dan membuatnya jengkel.
"kamu kenapa mau kekelasku ?". Tanya Yura saat sudah ada didalam kelasnya
"gak papa Cuma mau kesini aja"
"ihhh kamu mah aneh"
"ehh buku apa ini ?". Saril meraih buku catatan kecil berwarna merah muda dimeja Yura "ini punya kamu kan ?"
"iya"
"aku boleh liat ?"
"iya boleh"
Tidak lama setelah itu bel tanda masuk berbunyi, Saril pun pergi dari kelas Yura dengan membawa buku catatan Yura tanpa Yura sadari.
Jam pulang sekolah pun tiba, Yura menyadari ada yang kurang saat dia berkemas barang-barangnya. Tapi apa yang kurang dia lupa.
Yura pulang diantar oleh Yusra karena hari ini ada ekstra kulikuler jadi pulangnya agak sore, saat Yura turun dari motor Yusra dia menerima pesan Via Whatsapp dari Saril yang berisikan foto buku catatan Yura beserta tulisan.
SARIL
Online"bukumu ada padaku kau tak menyadarinya tadi, bisakah kamu temui aku sekarang ditaman ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Teen FictionBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?