Pelajaran hari ini sudah dimulai dari beberapa jam yang lalu, pelajaran sebelum istirahat adalah Matematika.
Yura sangat tidak menyukainya hingga waktu yang ditunggu-tunggu semua murid pun tiba, apalagi kalau bukan waktu istirahat. Setelah guru keluar kelas Yusra duduk dibangku depan Yura.
"hai....."sambil mengulas senyum diwajahnya.
"hai Yus, oh ya aku mau tanya"
"tanya apa? Udah kamu tanya aja"
"kemarin kamu bilang aku itu judes, jutek, cuek, sering marah-marah gak jelas"
"iya emang kamu gitu, terus kenapa sama omongan aku ?"
"ya aku tanya aja kenapa kamu bisa mau berteman dengan orang sepertiku ?"
"aku nggak tau, tapi aku suka berteman denganmu". Dengan wajah yang dibuat agak menyebalkan
"ihhh gak masuk akal". Sambil memutar bola matanya malas
"ini gak bisa dijelasin Yura, Cuma bisa dirasain. Ini bukan pelajaran yang perlu dijelaskan"
Yura hanya melamun saat Yusra mengatakan dialog tadi
"Ra.... Ra.... Yura !?!?"
"ah iya, apa ?"
"kenapa ngelamun ?"
"emm enggak, gak papa kok tapi aku seperti nggak asing dengan kalimat itu"
"baguslah kalau ingatan Yura tidak melupakan kalimat itu". Batin Yusra dalam hati.
"aku mau keluar dulu ya ?". Ucap Yura
"iya"
Yura keluar dari kelas, entah dia mau melakukan apa dia tidak tau, dia duduk di salah satu anak tangga yang akan menuju ke lantai tiga. Tidak lama setelah Yura duduk ada Saril duduk disebelah Yura yang sedikit berjauhan.
"ngapain Ra bengong sendiri ?". tanyanya
"eh nggak papa"
"Ra.....?"
"apa ?"
"aku lagi pengen sendiri"
Yura pun menoleh pada Saril "kamu kenapa ?"
"aku bener-bener pengen sendirian Ra". Sambil menghadap pada Yura dengan wajah yang tak bisa ditebak
"oh oke, aku pergi dulu kalau gitu". Ucap Yura sambil beranjak ingin pergi
"kamu tetep aja ya Ra, udah amnesia tetep aja cueknya"
Yura pun membalikkan badannya menghadap pada Saril lagi "maksudnya?". Tanya Yura yang tak mengerti
"kamu tetep cuek dan tingkat kepekaan mu itu gak pernah naik-naik"
Yura mengernyitkan dahi karena tidak mengerti dengan ucapan Saril dan dia ingin berlalu pergi lagi, tapi Saril mengehentikan Yura lagi
"Yura tunggu.....". Yura berhenti melangkah untuk kedua kalinya "maksudku, aku ingin kau ada disini, mendengarkanku, sekarang Yura.". lanjutnya
Yura masih membelakangi Saril, kini kedua sudut bibirnya tertarik keatas dan membuat sebuah senyum yang indah diwajahnya. Dia membalikkan badannya lagi menghadap Saril dengan senyum indah terlukis diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Genç KurguBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?