Sekarang Yura sudah ada di jok belakang sepeda motor Yusra, hal yang dia pikirkan tadi malam tidak mau keluar dari kepalanya sebentar saja.
Dan sekarang, dia berada sedekat ini dengan Yusra membuatnya semakin teringat kejadian kemarin. Hingga akhirnya Yura pun semakin mengeratkan pegangannya pada Yusra, dan semakin mendekatkan jaraknya dengan Yusra sampai kepala Yura kini bersandar dibahu Yusra.
Yusra awalnya terkejut, tapi lalu dia membiarkan Yura berada diposisi seperti itu.
Yura kembali teringat kejadian kemarin dan lalu air matanya jatuh dari kelopak matanya. "Yus, ajarin aku jadi cewek yang kamu sukai. Supaya kamu gak bisa suka sama cewek lain selain aku" ucap Yura tiba-tiba
Yusra yang mendengarnya terkejut dan memilih membawa motornya ke pinggir dan berhenti, dia membalikkan badannya untuk melihat wajah Yura.
Gadis itu sudah meneteskan air matanya, juga tatapan sendu gadis itu. Membuat Yusra secara reflek mengarahkan tangannya untuk menghapus air mata Yura.
"heyy, kok kamu nangis sih? Kenapa?" tanya Yusra lembut, tapi dibalik itu dia menyembunyikan kepanikannya.
"ajarin aku jadi cewek yang kamu suka, biar kamu suka nya Cuma sama aku" ucap Yura sekali lagi
Yusra pun menghela nafasnya pasrah "kita cari tempat lain dulu ya, biar ngobrolnya enak"
Setelah dibalas anggukan oleh Yura, akhirnya Yusra pun kembali melajukan motornya. Memang tujuannya mengajak Yura sekarang adalah ingin menanyakan kejadian kemarin, tapi dia tidak megira bahwa akan seperti ini. Akan membuat gadisnya ini menangis.
Motor Yusra berhenti disebuah taman, dan membawa Yura untuk duduk disalah satu kursi taman disitu.
"ada apa sih Ra? Kenapa?" tanya Yusra saat mereka sudah duduk di salah satu kursi
"ajarin aku jadi cewek yang kamu suka Yus" sudah tiga kali Yura mengatakan hal itu pada Yusra, ini membuat Yusra bingung
"kenapa kamu ngomong kaya' gitu? Aku udah suka kamu, jadi aku suka cewek kaya' kamu. Kenapa kamu mau diajarin jadi cewek yang aku suka?"
"enggak Yus, ajarin aku jadi cewek yang kamu suka" ucap Yura dengan air mata yang mulai jatuh dari kelopak matanya lagi
"atas dasar apa sih kamu ngomong kaya' gini?"
"kamu suka cewek yang gimana? Yang rame, yang banyak omong, yang suka bercanda, yang bisa ngehidupin suasana? Bilang biar aku coba" ucap Yura dengan air mata yang semakin deras mengalir
"sshhuuttttt aku suka kamu kaya' gini, diri kamu kaya' gini, bukan yang lain. Kamu gak perlu berubah apapun, aku suka kamu begini apa adanya, Ra" sambil membawa Yura ke dalam rengkuhannya.
"enggak Yus, enggak" tangis Yura semakin pecah seketika itu juga, membuat Yusra semakin tak tega hati melihat Yura seperti ini.
"ini pasti ada sangkut pautnya sama kejadian kemarin kan, Ra? Iya kan? Jujur sama aku."
Yura pun mengangguk dan Yusra hanya bisa membuang nafas pasrah.
"kenapa? Ada apa? Cerita sama aku"
yura menggeleng, enggan memberitahu apa penyebab nya. Karena dia juga sadar, nanti dia akan terlalu egois. Dan harusnya juga dia mengerti, dia tidak bisa menyamakan Hidar dengan Yusra.
Karena jelas sekali kalau mereka adalah dua orang yang berbeda, jadi Yura harus mengerti itu.
"kenapa gak mau kasih tau?"
"enggak mau"
"yaudah kalo nggak mau, aku gak maksa. Tapi yang harus kamu tau Yura, kamu gak perlu berusaha jadi apa yang aku suka, apa yang aku mau. Cukup kamu jadi diri kamu sendiri" ucap Yusra yang dibalas anggukan oleh Yura
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Fiksi RemajaBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?