Bagian 31 (Yang merubah segalanya)

18 6 5
                                    

YUSRA POV

Baru saja aku pulang setelah menunaikan Sholat Shubuh berjama'ah di Mushollah didekat Rumah, aku membuka ponselku untuk mencari hiburan.

Saat membuka WhatsApp stories ku, aku menemukan Yura melihatnya pukul 01:33 WIB

"untuk apa Yura Online di jam sepagi itu? Tunggu itu bukan pagi lagi, tapi masih malam untuk jam orang tidur".

Aku mengirim pesan padanya berkali-kali, tapi dia sedang Off line jadi dia tidak akan membukanya

"ah..... sudahlah, akan kutanya saat nanti disekolah"

YUSRA POV END

Disekolah Yura sudah cukup lelah, karena istirahatnya tidak cukup semalam. Ditambah lagi mimpinya semalam terus ada di fikirannya, jangankan kejadian-kejadian itu muncul dalam mimpi, mengingatnya saja Yura bisa menangis.

Apalagi semalam dia memimpikan kejadian itu, kejadian yang sangat Yura benci. Hari ini kelas Yura sedang ada jam free, dia tidak berminat melakukan apapun.

Novel yang biasa dia jadikan alasan supaya tidak melamun, kini hanya dia perhatikan dengan tatapan kosong. Yura duduk sendiri sekarang, karena Janne entah sudah hilang kemana bersama Viya.

Pokonya kalau mereka berdua bersama, tidak tau akan terjadi apa saja. Dan mereka akan kemana saja, karena sangat klop kalau mereka bersama.

Mereka sudah mengajak Yura, tapi dia menolaknya dengan alasan bahwa Yura sudah lelah.

Yusra sedari tadi memperhatikan sikap Yura yang tidak biasa. Gadis itu fokus memperhatikan guru, masih rajin mengerjakan tugas, dan masih tersenyum. Tapi ketika sendiri dia hanya melamun, dia merasa ada sesuatu yang aneh dalam diri gadis itu.

Yusra pun menghampiri Yura dan duduk disamping gadis itu.

"Ra....". Yusra memanggil nya sambil memegang bahu Yura

Tapi Yura bereaksi terlalu terkejut. Itu bukti bahwa gadis itu sedang melamun "ah, iya apa?". Terkejut Yura

"kamu ngelamun ya?"

"enggak kok"

Yusra menghela nafas pelan dan menatap gadis didepannya ini "aku akui memang kamu itu pinter Yura, selalu peringkat pertama. Tapi kamu nggak pinter dalam satu hal. Kamu tau apa itu?"

Yura menggeleng tanda tidak tau "nggak tau"

"kamu itu paling nggak pinter buat bohong"

Yura menatap mata Yusra yang ada didepannya "aku nggak bohong kok"

"tuh kan kamu bohong lagi"

"enggak". Kekeh Yura

"enggak apa? Enggak salah? Kamu ngapain bangun jam setengah dua dini hari?"

"emm.. a... aku....". mata Yura memandang sekeliling mencari alasan yang tepat untuk dia katakan pada Yusra

"aku apa?"

"aku...... aku kebangun tadi pagi. Trus aku sholat Tahajjud"

"bener?

"iya"

"trus kenapa kamu ngelamun? Kamu ada masalah?".

Yura hanya menatap mata sahabat laki-lakinya yang sekarang ada dihadapannya.

"Yura.... aku siapa kamu?". tanya Yusra

"sahabatku"

"nah, benar. Aku sahabatmu dan kau sahabatku. Kita ada untuk satu sama lain, kalau kamu ada masalah kamu harus cerita ke aku. Begitu juga aku sebaliknya, kamu mengerti?"

Someday (Suatu Hari Nanti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang