"Rio, lo mau bawa gue kemana? Eh jawab dong" Omelan Yura sama sekali tidak digubris oleh Rio.
Rio tetap diam dan terus melajukan motornya, sampai motor itu berhenti didepan pagar sebuah rumah. Ketika Rio membunyikan klakson motornya pintu pagar itu pun terbuka.
Menampakkan sebuah Rumah yang kokoh dan besar, dengan gaya arsitektur megah dan indah. Cuaca yang saat ini Hujan pun tidak mengurangi kemegahan Rumah itu.
"ini Rumah siapa? Apa ini Rumah Rio? Ngapain gue diajak kesini sih?" gerutu Yura didalam hatinya.
Rio memasukkan motornya kedalam garasi Rumahnya. Dan lalu Yura turun dari motor Rio, baru saja Yura ingin protes. Tapi sudah disela oleh Rio
"udah lo gak usah protes kenapa gue bawa lo kesini" ucap Rio pada Yura dan berjalan keluar garasi.
Sedangkan Yura hanya berdiri saja kebingungan, lalu memutuskan untuk menyusul Rio.
Saat pintu utama rumah itu dibuka kekaguman Yura akan Rumah itu tidak berhenti, Rumah dengan cat putih diseluruh rumah membuatnya terlihat bersih, dekorasi Rumah yang elegant menambah kesan mewah pada Rumah ini, juga lampu lampu gantung dengan model kristal-kristal kecil membuatnya semakin indah.
Tapi di Rumah sebesar dan semegah ini hanya ditinggali oleh Rio seorang bersama pembantu dan supirnya. Suasananya sangat hening sekali tanpa ada suara keributan seperti di Rumah Yura yang penuh dengan perdebatannya dengan Yuka.
"Bibi Rio pulang" ucap Rio lantang. Dan beberapa saat kemudian seorang wanita yang umurnya sudah sekitar 50 tahunan keluar dengan jalan sedikit tergesa-gesa.
"Mas Rio udah pulang, ya ampun kenapa basah? Mas Rio pasti hujan-hujanan ya?"
"hehe iya Bi, nanggung soalnya" jawab Rio sambil menyengir tidak berdosa
Wanita itu hanya tersenyum dengan ucapan Rio dan lalu dia menyadari keberadaan Yura. Wanita itu melihat Yura dengan tatapan sangat memperhatikan. "ini siapa? Mas Rio bawa temen?"
"iya Bi, ini temen sekelas Rio tadi ketemu dia di jalan. Aku tebengin aja pulangnya, tapi aku bawa kesini dulu. Maghrib soalnya" jelas Rio pada wanita itu, dan wanita itu hanya mengangguk-angguk saja.
Setelah Rio mengatakan alasan kenapa dia membawa Yura kesini terlebih dahulu, dia baru sadar kalau yang dikatakan Rio benar "iya ya, sekarang masih maghrib"
"ya sudah, Bibi ambilkan handuk dulu buat Mas Rio dan Mbak...?" ucapan wanita itu berhenti
Lalu Yura menyahuti ucapan wanita itu yang terhenti "Yura"
"Mbak Yura"
"eemm nggak usah pakai Mbak Bi, Yura aja"
"oh iya Yura"
Setelahnya wanita itu masuk kedalam untuk mengambil handuk, tidak lama setelah itu beliau keluar lagi membawa 2 handuk untuk Yura dan Rio.
"ini handuknya, Bibi lagi masak. Mas Rio sama Yura tunggu di kamar Mas Rio aja"
"what! Dikamar Rio? Enggak enggak, gue tunggu disini aja deh"
Rio pun berjalan untuk menaiki tangga yang menuju kamarnya, dia berhenti saat menyadari kalau Yura tidak mengikutinya.
"lo gak mau ikut?"
"nggak, gue tunggu sini aja"
"yaudah"
Yura berdiri mengedarkan pandangan kesetiap sudut di Rumah ini, semua terlihat bersih seperti tanpa debu. Kaki Yura melangkah mendekati rak buku dengan terdapat banyak buku-buku tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Teen FictionBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?