Bagian 39 (Andai)

23 9 5
                                    

Sebenarnya hari pertama di Kalimantan ini, mereka akan menginap di rumah Om Adit, adik dari Sari juga. Tapi karena bujukan dari Kevin, anak pertama Tante Della. Kevin memaksa Yura dan Yuka untuk ikut ke rumah mereka saja. Kalau tidak, dia tidak akan mau sekolah.

Yaaa. Akhirnya disinilah Yura sekarang, di rumah Tante Della.

Di rumah Tante Della ini tidak terlalu panas seperti di rumah Om Adit. Mungkin memang karena disini lebih banyak pepohonan.

Orang-orang disini sangat ramah dan murah senyum. Saat berjalan di luar dan bertemu orang, pasti orang itu akan tersenyum ramah.

Disini keramahan dan rasa kekeluargaan satu sama lain masih terasa sangat kental. Hawanya juga sejuk. Jugaaaa, pemandangan pagi dan sore yang sangat indah, yang sangat memanjakan mata Yura.

"Yura....?"

"Iya Tante..."

"Ayo, Tante ajak kamu berkeliling-keliling"

Aahh sebenarnya Yura masih malu untuk keluar, tapi ya sudah lah.

"Disini kalo jalan-jalan nggak kayak di Jawa. Dimana jalannya seolah nggak ada ujungnya" ucap Tante Della

Sedangkan Yura hanya terkekeh mendengarnya

Mata Yura memandang ke kanan dan ke kiri, banyak pepohonan rindang, semua masih asri.

Ada monyet yang memanjat pohon mangga untuk di makan. Kalau di Jawa ingin melihat monyet harus ke Kebun Binatang dulu.

Kalo disini Kebun Binatangnya versi gratis.

Di sungai Mahakam banyak kapal pengangkut Batu Bara yang lewat. Ini sudah sore. Ya langit mulai tampak menjingga.

Mata Yura menangkap pemandang itu, pemandangan yang sangat sempurna.

Ohh andaikan Yusra benar-benar disini bersama nya.

Ingin ku berdiri di sebelahmu

Menggenggam erat jari-jari mu

Mendengarkan lagi Shelia 0n 7

Seperti waktu ituu

Saat kau disisiku

Dan tunggulah

Aku disana

Memecahkan, celengan rinduku

Berboncengan dengan mu

Mengelilingi kota

Menikmati surya perlahan menghilang

Hingga, kejamnya waktu

Menarik paksa

Kau dari pelukku

Lalu kita kembali

Menabung rasa rindu, salng berkirim do'a

Sampai nanti sayangku..

Tanpa Yura sadari dia sudah senyum-senyum sendiri. Sebelum terciduk oleh Tante nya. Kan malu nanti.

Malam begitu sunyi, disini waktu terasa berjalan lebih cepat. Apakah itu tandanya Yura betah disini? Tapi bagaimana dengan keluarganya dan sekolahnya di sana?

Yura membuka ponselnya. Melihat senja sore tadi yang dia potret.

Begitu sempurnanya Allah menciptakan pemandangan seperti ini.

Someday (Suatu Hari Nanti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang