Yura datang pagi-pagi seperti biasanya dan satu persatu teman Yura datang, tepat pukul 07:00 WIB pelajaran dimulai.
Pelajaran saat ini adalah Seni Budaya. Guru Seni Budaya merupakan koordinator paduan suara untuk perpisahan kelas 12 setiap tahun.
"hari ini saya mau menilai vokal kalian satu persatu, akan saya pilih untuk paduan suara di acara perpisahan kelas 12 tahun ini". Ucap pak guru
"maju satu persatu atau bagaimana pak?". Tanya salah satu teman Yura
"maju dua orang dua orang dan nyanyikan lagu yang kalian hafal didepan saya. Nanti akan saya pilih berdasarkan nilai vokal kalian". Perintah pak guru lagi
Secara bergilir semua murid sudah maju dan menyanyikan lagu didepan Guru Seni Budaya. Tinggal menunggu siapa yang diumumkan ikut dalam kelompok paduan suara.
"Ra, gue yakin. Lo pasti masuk di kelompok itu". Ucap Janne dengan sotoy nya
"ah enggak lah Janne, gak mungkin. Yang ada kalo gue yang nyanyi, kabur semua tamu undangannya". Jawab Yura dengan tawanya yang langsung pecah
"lo tuh ya Ra. Gue jamin, lo pasti masuk dikelompok paduan suara". Janne geram sendiri karena Yura menganggapnya bercanda.
"gak mungkin." Kekeh Yura dengan sisa tawanya
"saya umumkan yang masuk kelompok paduan suara. Shofi, Feri, Dilan, Hidar, Yusra...."
"ciiieeee Yusra masuk cieeee". Goda Yura pada Yusra
"Erin, Yura....."
"tuh kan bener kata gue Ra....." ucap Janne dengan bangganya
"yaahhh kok gue ikut juga sihh....." pasrah Yura
"Vani, Via....." lanjut guru tersebut dan ada nama-nama lain lagi
Saat waktu istirahat tiba semua murid berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin, tak terkecuali Yura. Entahlah Yura sekarang sudah mau pergi ke kantin.
Yura pergi ke kantin dengan Yusra, karena Janne sedang melanjutkan tugas yang tadi diberikan oleh guru yang belum terselesaikan, dan bilang akan menyusul Yura dan Yusra nanti, sedangkan Hidar masih pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang beberapa hari lalu dipinjamnya.
Yura dan Yusra berjalan menyusuri koridor sekolah sambil bersenda gurau.
"Ra, kamu udah pernah ikut paduan suara belum?". Memang Yura dan Yusra terpilih masuk kelompok paduan suara untuk wisuda kelas 12 akhir bulan ini.
"engak, ini baru pertama kalinya". Jawab yura dengan polosnya "dulu waktu masih SMP juga pernah ada pemilihan untuk wisuda kaya' gini, cuman aku gak kepilih". Lanjut Yura
"kenapa gak kepilih?". Tanya Yusra
"aku kurang tinggi, jadi gak kepilih deh". Jawab Yura seadanya. Tapi malah suara tawa Yusra meledak seketika itu juga. Tidak sedikit anak yang melihat ke arah mereka, karena keadaan lorong sekolah masih terbilang ramai
Yura menatap Yusra bingung sekaligus malu karena dilihat oleh semua anak yang ada disekitar mereka "kamu kenapa sih tiba-tiba ketawa? Kesambet ya?".
"emang dasar pendek". Jawab Yusra dan lalu tertawa lebih keras dari sebelumnya yang membuat Yura sangat jengkel dengan sahabatnya yang satu ini.
Dia mengedarkan pandangannya menatap beberapa orang anak yang menatap mereka heran. Yura sudah malu sendiri, dan hanya tersenyum kikuk kepada beberapa anak di sekitarnya.
Yura pun menatap jengah Yusra yang masih tertawa terbahak-bahak didepannya.
"eh rese' lu, kaya' lu nya tinggi aja ngatain gue pendek". Ketus Yura
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Teen FictionBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?