"Ra, kamu jangan gerak!" Titah Yusra tiba-tiba
Membuat kerutan di dahi Yura tercipta "Kenapa?"
"Pokoknya jangan!" sambil berjalan mendekat ke arah Yura
"K-kamu mau ngapain?" Yura panik, ingin menghindar. Tapi Yusra menahan kedua bahunya.
"Jangan gerak dulu" Yusra mengatakannya lembut dan wajahnya semakin dekat dengan wajah Yura.
Yura berusaha menelan ludahnya kasar, dia bisa merasakan hembusan nafas laki-laki didepannya ini. Detakan jantungnya pun semakin tidak terkontrol, tapi Yusra semakin mendekat. Membuat Yura sontak menutup matanya. Gugup.
Saat Yura menutup matanya. Yusra mengambil ranting di batang pohon di belakang Yura. Ranting itu digunakan Yusra untuk mengambil sesuatu yang sedang menggeliat di rambut panjang Yura. Selesai.
Yura merasakan hembusan nafas Yusra menjauh, tapi Yura tidak merasakan apapun sedari tadi. lalu apa yang dilakukan Yusra?
Saat matanya terbuka. Dia menemukan Yusra tersenyum padanya.
Yura manautkan kedua alisnya seolah bertanya "apa yang terjadi?"
Yusra yang mengerti cara pandang Yura, menyorotkan pandangan bola matanya ke sisi kiri Yura.
Yura langsung menoleh ke kiri tubuhnya
Mata Yura mendelik.
"ULET BULU!!" Pekik Yura ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang punggung Yusra.
"Ihh. Yus, kamu ngapain sih mainin ulet.." Yura masih bergidik geli di tempatnya
"Siapa yang mainin? Orang ini tadi di rambut kamu" Sekali lagi. Yura memekik ketakutan. Jangan tanya berapa volumenya? Sudah mengalahi toa masjid.
"Buang Yus...." Ucap Yura sambil merengek
"Iya iya, ini aku buang" Yusra pun membuang ranting yang terdapat hewan menggeliat itu
"Kenapa nggak bilang sih kalo ada ulet bulu di rambutku!" sungut Yura marah-marah. Keterlaluan memang, bukan berterima kasih malah ngomel.
"Emang kalo aku kasih tau, kamu bakalan diem?" Yura tidak mungkin diam saja, pasti akan mencak-mencak kegelian iya "Kamu pasti bakalan panik sendiri kan? Trus itu ulet bulu kena kulit kamu, trus kulit kamu brendol-brendol. Mau?"
Yura menggeleng cepat, tentu saja dia tidak mau. Siapa orang normal yang rela brendol-brendol hanya karena ulat bulu? kalupun ada, pasti bukan Yura orangnya.
"Aku pikir kamu tadi mau ngapain"
"Emang kamu pikir apa?"
Yura mengalihkan pandangannya, malu untuk menatap Yusra. Memikirkan apa yang ada di otak nya tadi membuatnya malu sendiri.
"Kamu mikirin apa, Yura?"
"Nggak kok, bukan apa apa"
"Kamu mikir... Aku bakal cium kamu?"
Duarr
Sejak kapan Yusra bisa membaca pikiran?
Dengan cepat Yura membalikkan badannya, menyembunyikan semu merah di pipi nya.
Yusra membalikkan posisi Yura seperti semula. Menatap gadis ini sangat dalam dan penuh arti.
"Dengerin aku sayang.." Darah Yura berdesir mendengar panggilan seperti itu dari mulut Yusra
"Aku nggak akan berani melakukan sesuatu yang nggak pantas sama kamu. Kamu wanita Istimewa, yang nggak boleh aku rusak. Kamu wanita yang harus aku jaga. Aku nggak akan lakukan hal seperti itu sebelum kita terikat dengan hubungan yang seharusnya." Yusra yang berbicara tapi seolah Yura yang kehabisan pasokan Oksigen di sekitarnya karena sikap manis laki-laki ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/190780450-288-k558025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Teen FictionBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?