Bagian 44

22 7 6
                                    

Yura duduk di kursi taman, menunggu Yusra datang. Di sela-sela waktu menunggu Yusra dia membuka ponselnya. Melihat What'sApp Stories temannya, termasuk Janne.

Terlihat Janne sedang makan dan jalan-jalan berdua dengan Viya, tidak bisa Yura pungkiri kalau ada setitik hatinya yang cemburu. Sekarang temannya menemukan teman baru.

Khemm

Ohh ternyata Yusra sudah ada di samping nya.

"Yusra.."

Yusra menggumam "Kenapa ngajak ketemu?"

"Nggak boleh?" Tanya Yura sambil memanyunkan bibirnya

"Ya boleh lah. Aku Cuma bercanda aja" Yusra terkekeh kecil

"Aku kangen sama kamu"

Yusra lalu menyandarkan kepala Yura di bahu nya. Yura sangat suka aroma parfum Yusra, juga bahu kokoh pria ini sangat nyaman baginya. Yusra mengelus rambut panjang gadisnya.

"Ra.."

Yura berdehem

"Gimana kemarin ke Mall nya?"

"Yaa gitu, jadi babu nya, bawain belanjaannya. Gitu deh"

Yusra mengangguk

"Oh tapi, Yus. Ada sesuatu" Yusra menaikkan alisnya "Rio kemarin ngomelin Zahra, dia kira Zahra itu aku" Yura tertawa renyah

"Ya kan kamu tau Zahra kan, malah lebih galak lah dia kalo di omelin. Apalagi sama orang kayak Rio" Yusra ikut tertawa

"Iya lah, dia kan nggak tau. Kalau ada yang mirip sama kamu"

Yura menyetujui ucapan Yusra

Beberapa saat setelah nya, raut wajah Yura berubah.

"Yusra.."

"Iya.."

"Sahabat aku Cuma kamu, di tempat ramai kalo nggak ada kamu juga nggak ada yang peduliin aku"

Yusra mengelus rambut panjang Yura lembut, menenangkan gadisnya. Dia tau kondisi perasaan Yura sedang tidak baik

"Kalo kamu gimana nggak ada aku?" Yura mendongak untuk menatap mata pria ini. Ooh matanya sungguh membuat hati nya berdegup lebih cepat.

"Aku sering kamu tinggal, kamu hilang saat amnesia, kamu ke kalimantan. Perasaan nggak dipedulikan seperti itu juga aku rasain. Seramai apapun tempat yang aku kunjungi, kalau nggak ada kamu hanya sepi yang bisa aku rasain"

Yura membenarkan posisinya bersandar di bahu Yusra "Kita bagaikan Cuma punya satu sama lain, nggak ada salah satu dari kita. Kita nggak tau harus gimana?"

Yusra mengangguk, menyetujui ucapan Yura

******

Gubrakk

Sepeda Rio tergeletak di aspal begitu juga sang pengemudi yaitu Rio sudah tergelatak lemas tapi masih sadar. Semua orang berbondong-bondong menolong Rio dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah Rio ditangani oleh Dokter dan Perawat, dia dipindahkan ke ruangan rawat.

"Maaf Pak, saya belum bisa masuk PKL dengan kondisi saya yang seperti ini"

"Iya gak apa-apa, kamu nggak akan lama kok pulih nya" Ucap Pak Varo

"Gimana tadi, kok lo bisa jatoh?" Tanya Dewi, teman satu tempat PKL Rio

"Gue ngehindarin bapak-bapak tua tadi"

Dewi hanya ber-oh ria saja "Makanya kalo naik motor jangan ngebut-ngebut"

Someday (Suatu Hari Nanti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang