Tak terasa beberapa bulan ini sangatlah cepat. Banyak yang sudah berubah, banyak juga yang sudah terjadi.
Disinilah sekarang kita, di ujung waktu perpisahan. Waktu yang tidak pernah kita harapkan kehadirannya, tapi dia akan tetap datang.
Yura menatap pemuda di depannya ini, begitupun sebaliknya. Yura menatap lamat-lamat mata tajam ini, mengingat semua kejadian yang di alaminya dengannya.
Kalian saksi kisah Yura dan Yusra selama tiga tahun SMK ini. Kisah yang menguras emosi, tawa, dan air mata. Mulai dari masalah sepele remaja sampai pertentangan keluarga.
Yura tidak menyangka pemuda di depannya ini banyak berubah dari dirinya yang dulu.
Dirinya yang dulu acuh.
Dirinya yang dulu tidak ingin perduli.
Hingga suatu ketika rasa kehilangan yang menyadarkannya.
Sampai dirinya berubah, menjadi sosok yang tidak ingin kehilangan gadisnya lagi.
Menjadi sosok yang tidak ingin mengecewakan gadisnya lagi.
Menjadi sosok yang tidak ingin menjatuhkan air mata gadis yang keluar dari pertentangan keluarganya.
Dia tidak bisa membayangkan, seburuk apakah dirinya. Kalau sampai Yusra lah penyebab jatuhnya air mata Yura. Lagi.
Gadisnya sudah mengalami hal yang sangat berat, apakah dia harus menambahnya lagi? Monster macam apa dirinya.
Brakk!
"Jangan tatap-tatapan mulu, ngomong!!" Cerca Dilan saat lewat di depan Yura dan Yusra.
"Ish! Lo mah, ganggu aja!!" Sebal Yura.
"Lagian, lihat-lihat an terus. Hati-hati aja nanti bintitan!"
"Lo yang nanti bintitan!!" Balas Yura menyumpahi.
"Orang ganteng gak mungkin kena bintitan!"
"Kata siapa lo?!!"
"Kata emak gue!!"
Yura menyerah, lebih baik pergi saja. Dari pada cek-cok dengan Dilan yang kadar kewarasannya minim.
"Mending gue pergi! Yang waras ngalah!" Yura langsung melenggang pergi tapi di cegah oleh Yusra.
Dilan yang melihat itu terkejut, Yusra merapikan beberapa helai anak rambut Yura yang terlihat berantakan.
"Duh! Salah zona gue! Ini mah zona orang pacaran mulu, gue yang otaknya masih suci ini mendingan pergi deh!" Dongkol Dilan pada Yura dan Yusra.
Setelah kepergian Dilan mulut Yura komat kamit tidak jelas "sok-sokan otak suci, pacar segudang juga!"
Yusra hanya geleng-geleng kepala mendengar Yura mengomentari Dilan.
"Pulang yuk, besok ketemu di acara pelepasan" ajak Yusra.
"Aku gamau lepaaasss" ucap Yura dengan nada manjanya.
"Kan untuk mengejar cita-cita kita juga. Kita gak boleh diam aja, nanti ketemuan kok pasti"
"Janji?!" Tanya Yura sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Yusra menautkan jari kelingkingnya pada Yura "Janji, tuan Puteri"
Senyum Yura melebar.
******
Pagi-pagi buta Yura harus sudah bangun untuk datang ke salon dan merias wajah untuk wisudanya hari ini.
Entah kenapa hatinya terasa berat jika mengingat bahwa sekarang hari wisudanya. Kenapa terasa begitu cepat, kenapa hari ini datang begitu cepatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday (Suatu Hari Nanti)
Teen FictionBanyak yang sudah terjadi. Rasa kehilangan, kekecewaan, air mata, kepergian, pertentangan keluarga, hadirnya cinta segitiga. Kita sudah melewatinya sampai sejauh ini. Apakah kebahagiaan akan datang, suatu hari nanti?