I dare you

2K 262 1
                                    

Hari ini hari selasa, hari yang sangat melelahkan bagi Sesil karena ada kelas Algoritma di lantai 4.

"Udah lari-lari ngejar kereta, sampe kampus mesti terseok-seok naik ke lantai 4." Dengan langkah gontai Sesil menaiki tangga satu per satu. "Ini sebabnya kenapa rambut gw selalu kaya singa setiap hari."

"Astaga siapa sih yang buang sampah sembarangan disini? Masa udah mahasiswa hal kaya gini aja gak paham." Sesil mengambil paperbag yang selalu dia simpan didalam tasnya. Dan mulai memunguti sampah yang berserakan tersebut.

"Petugas kebersihan cantik amat." Ujar seseorang. Cowok tinggi, gede, serem. Kontan Sesil menoleh kearah sumber suara sambil menyerengitkan alisnya.

Didepan Sesil ada 4 orang cowok tinggi, gede dan serem lainnya. Dan salah satunya, orang yang terlihat familiar dimata Sesil. "Kaya pernah liat yaa." Gumam Sesil.

"Jangan deketin, cewe aneh tuh." Ujar si cowok yang kalau tidak salah bernama Seungyoun itu. Dan Sesil hanya menatapnya sinis. Dia menggambil sampah terakhir yang ada disana, membuangnya kedalam tong sampah dan bergegas menuju kelasnya.

"Kok lama?" Ujar Yeri.

"Sawan, abis ketemu kating serem." Jawab Sesil santai.

Setelah jam pelajaran selesai, Sesil dan teman-temannya masih duduk-duduk didepan kelas mereka.

"Main ToD yok." Ujar mina.

"Yailah ngapain sih kaya bocah." Tolak Sesil sambil memakan choki-choki miliknya.

"Lu yang kaya bocah makan choki-choki begitu." Balas yeri.

"Ayo napa, gabut banget ini." Bujuk mina. Tanpa persetujuan temannya yang lain, mina mulai memutar pulpen.

"Nah kena kan lo." Sesil tertawa puas.

"Haha truth or dare?" Tanya Yeri.

"Truth."

"Ailah cupu amat." Ujar Sesil. "Pernah gak lo suka sama suami orang?" Tanya Sesil asal, karena dia sama sekali tidak tertarik dengan permainan tersebut.

"Yaa gak lah gila aja lu." Jawab Mina tegas.

"Tuh gak seru kan. Harusnya ini permainan diganti jadi Dare or Dare. Baru mantap." Ocehan tidak masuk akal Sesil membuat Yeri dan Mina geleng-geleng kepala.

"Lo suka yaa sama Wooseok?" Tanya Yeri.

Senyum Mina merekah, pipinya bersemu. "Iya hehe, keliatan banget yaa." Walaupun Sesil tau Mina menyukai Wooseok dari dulu, tetap saja ada bagian hatinya yang kaget mendengar pengakuan Mina.

"Yah ada yang potek deh." Tawa Yeri pecah.

"Haah!! Cil lo suka kak Wooseok."

"Najis." Sesil kembali memakan cokelatnya.

"Anjir orang ganteng gitu dibilang najis." Mina memukul kepala Sesil dengan pulpen yang digunakan untuk bermain.

"Hahaa lo mau tau gak cara dapetin kak Wooseok?" Yeri masih tergelak.

"Gimana emang ?" Tanya Mina dengan antusias hingga Sesil bisa meliat bola matanya sampai melebar sangat besar.

"Tanya Sesil tuh, mantannya dia— hahahaaa" belum puas juga Yeri tertawa.

"Anjir!! Yang bener aja lu." Yeri yang masih tertawa memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Mina.

Tak lama pintu kelas sebelah terbuka. Banyak mahasiswa lain berhamburan keluar. Sampai akhirnya segerombolan cowok yang familiar keluar dari kelas dan duduk didepan kelasnya, sama seperti yang dilakukan Sesil dan temannya.

Seungyoun terlihat melirik kearah Sesil.

"Lo ngeliatin apaan sih?" Ujar Byungcan, salah satu teman Seungyoun sembari menolehkan kepalanya kearah yang sama seperti Seungyoun. "Bukannya itu yang tadi mungutin sampah."

Seungyoun memalingkan wajahnya dari Sesil, mengambil sesuatu dari kantongnya, lalu membakar ujungnya. "Hmmm." Seungyoun menjawab byungcan dengan gumaman.

Sesil yang sangat sensitif terhadap asap rokok, sontak menoleh kearah sumber asap. "Sumpah yaa mesti banget apa ngerokok disini." Batin Sesil.

Sesil yang tidak memperhatikan jalannya permainan ToD dengan temannya, ternyata sekarang ujung pulpen tersebut menunjuk kearah Sesil.

"Nah kena kan lo. Truth or dare?" Ujar Yeri.

"Dare.. dare." Sesil menjawab tanpa menoleh kearah Yeri.

"Liatin apaan sih lu?" Tanya mina lalu menoleh kearah pandangan Sesil.

"Naahh, mumpung dare. Coba lo ajak kenalan itu cowo-cowo yang lo liatin." Usul mina.

"Wah gila, jangan!! Jangan!!" Teriak Yeri pada Mina.

"Kok lo yang jangan sih." Ujar Mina. "Sesilnya aja diem begitu."

"Jangan berurusan sama kating begitu napa hih." Tentu saja Yeri cemas akan kehidupan perkuliahannya kedepan bila berurusan dengan kakak tingkatnya.

Tanpa babibu Sesil berdiri, menepuk-nepuk belakang celananya sebentar lalu berjalan kearah Seungyoun dan kawan-kawannya.

"Wah gelud deh nih." Ujar Yeri cemas. "Mending gw telfon Yohan deh."

Sesil semakin mendekat kearah kerumunan tersebut. Sesil sedikit membungkuk untuk berbicara dengan kakak kelasnya tersebut. "Kak, boleh ngomong bentar gak?" Tanya Sesil.

Seungyoun menarik sebelah bibirnya. "Siapa? Gw?" Tanya Seungyoun. Dibalas anggukan oleh Sesil.

Seungyoun berdiri lalu mengikuti langkah Sesil menjauh dari kerumunan teman-temannya.

"Kenalin kak, gw Sesil." Sesil mengulurkan tangannya ke depan Seungyoun. Lagi-lagi Seungyoun menarik sebelah sudut bibirnya kemudian menjabat tangan Sesil.

"Lo yang kemaren dideket parkiran kan?" Tanya Seungyoun.

"Kemarin?" Sesil menautkan kedua alis matanya, membuka memori seluruh kegiatannya kemarin.

Sedangkan Seungyoun tersenyum tak percaya. Pertama kalinya ada yang benari menegurnya karena rokok, tapi yang bersangkutan malah tidak mengingatnya sama sekali.

"Nih bisa baca kan." Ujar Seungyoun memecah keheningan. Dia menunjuk jaket yang bertuliskan namanya.

"Mau gw kasih tau sesuatu gak kak?" Sesil mengisyaratkan Seungyoun agar mendekatkan telinganya kearah Sesil dan ajaibnya Seungyoun menuruti begitu saja perintah Sesil tanpa berkomentar.

"Kakak kalo mau mati muda karena asep rokok, jangan ajak-ajak saya dong."

Sontak Seungyoun membulatkan kedua matanya tak percaya. Sedangkan Sesil berpaling dari hadapannya dan berjalan kembali kearah teman-temannya.

"Namanya Seungyoun. Yok cabut." Ujar Sesil saat melewati teman-temannya yang duduk begitu saja, membuat Yeri dan Mina buru-buru mengambil tas dan mengejar Sesil.

Sedangkan Seungyoun masih mematung ditempatnya. Kali ini senyum terulas dibibirnya. "Berani banget bocah."


Bersambung.

DON'T SMOKE 🚭 | Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang