Kali ini nampaknya Seungyoun benar-benar serius untuk segera menyelesaikan segala hal yang membuat gundah hatinya minggu belakangan ini. Dia pergi kekampus mencoba mencari gadisnya.
Harusnya tidak sulit untuk menemukan gadis itu karena dia hampir mengingat jadwal kelas hingga jadwal Sesil menjadi Aslab. Saat dia mencoba mencari kekelas, ternyata disana sepi, dia tidak menemukan orang-orang yang familiar. Baik yohan, Yeri, Mina tidak terlihat disana. Seungyoun mencari sebuah nama diponselnya, lalu menekan tombol dial.
"Han, Sesil dimana?" Ujar Seungyoun to the point.
"Ha? Sesil? Gak tau gw bang, gw lagi izin buat persiapan turnamen. Emang kenapa?"
"Gpp sih, kok dia gak ada dikelas ya?"
"Lu udah telfon orangnya?"
"Oia ya, belom sih." Seungyoun menggarung tengkuknya.
"Telfon lah bang, lu pikir dunia ini kaya cerita wattpad yang tiba2 bisa ketemu doi lu." Seungyoun terkekeh, geli sendiri dengerin omongan Yohan.
"Anjir. Yaudah gw telfon dulu deh orangnya. Thanks bro."
Seungyoun menekan speed dial nomor 2. Setelah beberapa lama terdengar nada tunggu, akhirnya muncul suara seseorang yang dirindukannya.
"Halo." Ujar Sesil.
"Kamu dimana?"
"Em.. lagi makan ayam geprek." Jawab Sesil santai. Entah kenapa Seungyoun merasa lega karena Sesil mau menjawab panggilan telfonnya sesantai ini. "Kenapa?"
"Aku kesana ya?"
"Ya kesini aja, kenapa mesti lapor?"
"Takut kamu.."
"Cepetan, aku udah mau selesai makannya."
"Iya ini aku sprint." Seungyoun menyunggingkan senyumnya, lalu menyimpan ponselnya disaku celananya. Setengah berlari, dia bergegas ingin segera menemui kekasihnya dan menyelesaikan segalanya.
Setibanya Seungyoun disana, dia melihat Sesil tidak sendirian. "Hangyul?" Batin Seungyoun. Dia berjalan mendekat.
"Cil, kamu ngapain sama Hangyul?" Keduanya kompak menoleh kearah Seungyoun.
"Bang Seungyoun." Hangyul tak dapat menutupi keterkejutannya. "Lo kenal Sesil?"
"Dia cewe gw." Mulut Hangyul membulat sempurna, diikuti dengan beberapa kali anggukkan kepala.
"Oh, sorry bang. Gw tadi ada perlu bentar sama dia." Hangyul beranjak dari tempat duduknya. "Gw duluan deh kalo gitu." Seketika itu juga Hangyul pergi.
Seungyoun diam termenung, lalu teringat kata-kata Seungwoo. "Kalo lo gak bisa jaga yang jadi milik lo. Seenggaknya lo bisa lepasin dia, biar dia dijaga sama orang yang lebih mampu." Seungyoun bergidik, dia gak siap liat Sesil jalan sama cowok lain.
Sesil mengerutkan alisnya melihat Seungyoun berdiri diam didepannya. "Youn."
"Eh sorry." Seungyoun tersadar dari lamunannya lalu mendekat kearah Sesil dan duduk disampingnya. "Udahan makannya?"
Sesil mengangguk. "Kamu mau makan? Makan aja, aku tungguin."
"Gak, ada yang lebih penting daripada makan sekarang." Sesil paham kemana arah pembicaraan Seungyoun.
"Kamu masih ada kelas ya?" Sesil menggeleng.
"Tadi dosennya minta pindah hari. Jadi besok aku sampe sore."
"Kamu mau ngobrol dimana? Mau sambil ngopi?" Sesil menggeleng.
"Dimana aja, yang penting cuma kita berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...