Woy, bener ini kelas 1XA1?" Tanya seorang pria berkupluk warna orange itu pada Yeri.
Merasa pernah liat pria itu, yeri mencoba mengingat dimana dia melihatnya. "Emm iya kak."
"Tolong panggilin Sesil dong."
'Sesil?' Seketika Yeri ingat dimana dia bertemu kakak kelasnya itu saat bersama dengan Sesil. "Gak ada kak."
"Oh gitu." Ujar Seungyoun. Sedikit kecewa karena hari ini pada akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk minta maaf pada seseorang.
"Dia masuk rumah sakit dari hari jum'at kak."
Pernyataan Yeri cukup mengejutkan Seungyoun hingga sukses membuat dia berbalik menghadap Yeri. "Haah kok bisa?"
"Emang kakak ada apa cari Sesil?" Yeri yang sedikit curiga bertanya dengan menautkan alisnya.
"Dia dimana sekarang?" Tapi Seungyoun tidak memberikan jawaban yang diharapkan Yeri.
"Saya gak tau." Jawab Yeri singkat.
"Masa gak tau, lo kan temennya."
"Kalo kakak jawab pertanyaan saya, saya jawab pertanyaan kakak. Kakak mau apa cari Sesil?" Tanya Yeri semakin menuntut.
"Bukan urusan lo. Dimana dia sekarang?" Kecurigaan Yeri meningkat ketika Seungyoun tidak juga menjawab pertanyaanya.
Yeri berbalik menghadap kedalam kelasnya, mencari Yohan. "Yohan, ada yang cari Sesil nih."
Yohan menautkan kedua alisnya, lalu menghampiri Yeri dan Seungyoun. Tentu saja Yohan mengenal Seungyoun karena pria itu cukup populer dikalangan mahasiswa.
"Gw masuk ya." Ujar Yeri kepada Yohan.
"Thanks." Balas Yohan. Lalu pandangannya tertuju pada pria tinggi besar dihadapannya. "Ada apa bang nyari Sesil?"
"Gw ada perlu, dia dimana sekarang?" Jawab Seungyoun langsung kepada intinya.
"Maap nih bang, bukannya gw mau nuduh. Tapi gw yakin lo ada hubungannya kan sama dia yang masuk rumah sakit?" Ujar Yohan.
Sekarang Seungyoun yang terlihat menautkan kedua alisnya. "Maksudnya?"
"Kemaren temen gw liat lo jalan sama dia sebelum dia masuk rumah sakit sorenya." Seungyoun diam mendengarkan kata demi kaya yang diucapkan Yohan.
"Dan terakhir kali dia cerita kalo abis negur lo masalah rokok. Sekarang lo orang yang paling besar kemungkinannya yang bikin Sesil celaka." Seungyoun masih terdiam.
"Asal lo tau, dia masuk rumah sakit karena hipersensitif sama rokok." Mata Seungyoun membulat sempurna. Dia cukup kaget pasalnya dia tidak pernah mendengar penyakit seperti itu sebelumnya.
"Dari reaksi lo kayanya dugaan gw gak salah kan bang?" Cecar Yohan.
"Dimana dia sekarang?" Wajah Seungyoun menegang.
"Ck." Yohan mendengus. Dia memajukan badannya , menghantam wajah Seungyoun dengan tangannya yang mengepal. Hal tersebut sukses membuat Seungyoun terhuyung.
"Lo udah hampir bikin dia mati, muka lo gak ada rasa bersalahnya sama sekali. Sialan!" Saat ini yang dirasakan Yohan hanya kemarahan atas yang telah menimpa sahabatnya.
"Kata siapa gw gak ngerasa bersalah? Gw kesini mau minta maaf." Seungyoun mengelap ujung bibirnya yang sedikit kemerahan akibat ulan Yohan. "Karena lo udah mukul gw, sekarang kasih tau gw dia dimana?!" Perintah Seungyoun.
"Gak bakal gw biarin dia ketemu lo lagi." Yohan meninggalkan Seungyoun untuk kembali kedalam kelasnya. Beruntung tidak ada yang melihat kejadian pukulan tadi.
Seungyoun memejamkan matanya, lalu menghela nafasnya panjang. "Anjir kok jadi panjang gini sih." Kesalnya.
—
"Kak gw pinjem handphone lo dong, pengen main game."
"Apaan sih udah punya masing-masing juga." Protes Sesil.
"Punya gw lowbath, gak bawa charger. Bosen gw disini nungguin lo." Ujar Dohyon, adik Sesil.
"Lagian ngapain ikut sih lu malih, bikin puyeng gw aja disini. Kalo gak minta makan, main game." Omelan Sesil tidak membuatnya takut sama sekali. Dengan cekatan Dohyon merebut ponsel milik kakaknya.
"Pinjem ih, lagian kaya ada yang bakal ngechat aja lu jomblo!" Dohyon membawa ponsel kakakknya menuju sofa didekat jendela rumah sakit. Ini hari ke empat Sesil dirawat disana, sesuai petunjuk dokter, Sesil sudah bisa pulang besok.
"MAMAAAH NGAPAIN NGAJAK ADEK KESINI SIIHH!!" Teriak Sesil pada ibunya yang sedang mengupas buah-buahan untuk dirinya.
"Dohyon kamu tuh iseng banget sih, ini kakak kamu lagi sakit. Kalo mau iseng liat sikon dong. Balikin handphone kakak." Perintah Ibunya.
"Ihh malesin."
"Sono pulang kalo males." Sesil menerima ponselnya lalu berbaring lagi dikasurnya sambil memainkan ponselnya.
"Mah ayo pulang aja deh. Nenek lampir biar sendirian aja dimakan kecoa terbang." Ujar Dohyon.
"DIH!! Dikira gw berani apa sama kecoa terbang!" Jawab Sesil, tentu saja dia takut.
"Apaan sih lu kak gak jelas banget." Protes Dohyon. "Mah ayo pulang aja." Rengeknya.
"Yeee lagian tadi siapa yang bilang mau ikut! Kan mama udah bilang mau nginep supaya besok bisa langsung urus kepulangan kakak kamu." Ujar ibunya. "Pulang sendiri sana."
"Ntar kalo aku diculik gimana? Aku masih kecil gini." Protes Dohyon.
"Gak ketara. Preman liat lo juga pasti kabur ketakutan. Badan tinggi gede gitu kaya genderuwo hahahaa." Ledek Sesil.
"Maah kakak tuh!!"
"Haduuh udah ahh pusing mamah kalian berantem terus. Dohyon ayo kita makan deh biar kamu diem." Usul ibunya yang langsung disambut senyum pepsoden oleh Dohyon.
"Ayooo hehee."
"Kamu mau nitip apa?" Tanya ibunya pada Sesil yang sedaritadi masih sibuk dengan ponselnya.
"Apa aja deh mah yang gurih-gurih ya." Sesil menjawab tanpa memandang kearah ibunya.
"Istirahat kamu!! Main hape mulu!! Kalo mama liat nanti masih main hape awas aja!!" Ancam ibunya.
Buru-buru Sesil mengunci ponselnya dan meletakkannya kedalam rak. Dia melihat ibunya sedang menatapnya dengan tatapan tajam yang Sesil yakin mempu membelah daging beku. "Ampun hehe." Ujar Sesil. Dia melihat kearah Dohyon yang ada disamping ibunya sedang mengisyaratkan kata-kata "mampus." Sambil menjulurkan lidahnya.
"Sampe sini gw jitak lu yaa." Balas Sesil.
—
"Kalo dia langsung dibawa kerumah sakit pas kejadian sih harusnya dia ada dirumah sakit yang palin deket sama kampus kan?" Gumam Seungyoun sambil mengetuk-ketuk pulpennya pada meja dikamarnya. Lalu dia meraih ponselnya. Dia membuka browser dan mencari daftar rumah sakit terdekat dari kampus.
"Ada tiga sih." Seungyoun terlihat berfikir. "Samperin aja deh daripada gw penasaran. Asli nyiksa banget perasaan kaya gini tuh" Seungyoun menyambar kunci motor yang ada diatas meja, lalu mengambil jaket dan bergegas keluar dari kamar.
Seungyoun saat ini sudah berada disalah satu rumah sakit yang paling dekat dengan kampusnya.
"Semoga disini deh, biar gak ribet-ribet cari lagi." Gumam Seungyoun. Kakinya terus berjalan hingga matanya melihat sebuah papan bertuliskan 'Pusat Informasi'.
"Misi mba, mau tanya ada pasien namanya Sesilia Archie gak ya?" Jangan heran Seungyoun bisa tau nama lengkap Sesil, tentu saja dia seniat itu untuk mencarinya dalam Student Site.
"Sebentar." Petugas berbaju putih itu terlihat sibuk mengetikkan nama Sesil di komputernya.
"Di cempaka, nomor 11 yaa." Ujar petugas tersebut. Seungyeon tidak menyangka permohonannya akan dikabulkan secepat itu.
—
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...