"Emang kapan sih biasanya waktu-waktu lo kepengen banget ngerokok, yang sampe susah banget lo tahan?" Sesil berjalan disamping Seungyoun menuju salah satu warung soto padang kesukaan Sesil.
Seungyoun terlihat berpikir sebentar. "Mmm pas boker, pas lagi merenung sambil minum kopi, pas lagi ngumpul sama anak-anak." Seungyoun bertopang dagu menggunakan jarinya. "Ohh sama pas abis makan itu tuh yang paling susah. Asem banget mulut rasanya."
Sesil menggelengkan kepalanya. "Sayang banget sih duit dibakar-bakar. Mending buat jajanin gw."
"Jadi pacar abang dulu nanti abang jajanin deh neng kiw." Seungyoun heboh sendiri lalu terkekeh. Begitu dia menoleh kesebelah, ternyata Sesil sedang menatapnya dengan death glare nya. "Iya ampun, becanda doang abang."
Begitu tiba ditempat tujuan, mereka memesan masing-masing soto padang dan es teh manis.
"Yuk di breakdown dulu tadi masalahnya apa saja, terus kita cari solusinya sama-sama." Seungyoun yang tengah menyeruput es teh miliknya terkaget mendengar Sesil.
"Hah masalah apaan?" Ujar Seungyoun membuat Sesil rolling eyes.
"Kebiasaan ngerokok lo yang tadi Cho Seungyoun yang gantengnya sekelas member x1." Celetuk Sesil membuat Seungyoun terkekeh.
"Karena kayanya masalah lo ini susah yaa buat dihindari, kan gak mungkin lo jadi gak makan atau gak boker yaa buat mengurangi hasrat pengen ngerokok. Jadi—" Sesil terlihat menopang dagu, memikirkan sebuah solusi.
"Pertama tadi lo bilang pas boker lo biasanya sambil ngerokok yaa?" Seungyoun mengangguk."Sekarang coba gosok gigi pas boker. Biar lo gak iseng cari rokok." Seungyoun terkekeh mendengar ide Sesil.
"Yang bener aja lo hahahaa." Seungyoun langsung terdiam saat melihat Sesil sedang menatapnya tajam sambil mengerutkan keningnya.
"Iya nyai, ampun."
"Oke, selanjutnya pas lagi merenung yaa. Emm gimana yaa?" Sesil tampak sedang berpikir. "Gak bisa merenungnya sekalian boker saja biar solusinya jadi satu?" Usul Sesil sangat konyol, sontak membuat Seungyoun tertawa terbahak.
"Jangan ngelawak napa."
"Siapa yang ngelawak deh, lo gak ngeliat muka gw serius gini?"
"Coba sini gw liat." Seungyoun menangkup wajah Sesil dengan kedua tangan besarnya. Melihat dengan seksama wajah bagian kanan dan kiri secara bergantian. Tanpa Seungyoun sadari membuat jantung si pemilik wajah berdetak lebih cepat.
Buru-buru Sesil menarik wajahnya menjauh. "Bahaya banget ini orang." Batin Sesil.
"Hiii pegang-pegang lagi, aset berharga nih." Ketus Sesil, nyatanya dia sedang menyembunyikan ekspresi kagetnya dengan perlakuan Seungyoun.
"Gw bayarin sini aset berharganya, seorang-orangnya deh sekalian." Celetuk Seungyoun.
"Ck berani bayar pake apa lo? Sosoan kaya punya duit aja." Tantang Sesil.
"Pake mahar seperangkat alat sholat mau? Atau hafalan surat ar-rahman?" Sesil menepuk wajahnya pelan, lalu menutupi wajahnya dengan tangannya. "Kenapa? Malu yaa kiw." Tambah Seungyoun sambil menahan tangannya yang sedaritadi gatel ingin mencolek dagu gadis didepannya.
"Bodo amat." Ketus Sesil. "Yuk back to the topic yuk." Sesil menepuk tangannya dua kali.
"Ciyee salting." Seungyoun terkekeh.
"Serius dikit susah banget sih lo Cho Seungyoun!!" Ingin sekali rasanya Sesil menjitak kepala pria yang ada didepannya itu.
"Maunya seriusin hubungan kita aja :(" Sesil berdiri dari kursinya, lalu meletakkan tangannya dileher Seungyoun seakan-akan dia sedang mencekik pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...