Sesil, Wooseok dan Seungyoun nampak kaget mendapati gadis berambut panjang itu ada dihadapan mereka, terlebih Seungyoun. Dia yang tidak pernah lagi melihat wajah sang mantan kekasih semenjak dia memutuskan untuk meninggalkan gadis itu, terlihat sangat kaget hingga membuatnya mematung.
Mikha terperanjat saat netranya menangkap bayangan Seungyoun dihadapannya. Keduanya terlihat meneguk saliva masing-masing saat tatapan mereka bertemu. Bingung, segala rasa berkecamuk didalam hatinya.
"Kamu ngapain kesini?" Wooseok melepaskan gandengan tangan gadis imut itu dari lengannya.
"Kakak masih suka ketemu sama dia?" Kali ini Mikha menatap Sesil sambil mengerutkan alisnya. Sungguh Sesil sangat benci berada pada situasi membingungkan seperti ini. Hingga membuatnya menghela nafasnya.
"Aku gak perlu lapor kesiapapun buat ketemu siapapun yang aku mau." Sekarang mikha beralih menatap Seungyoun.
"Kak Seungyoun." Seakan tersadar dari lamunannya, dia mengedipkan matanya. Bingung harus berekspresi seperti apa. Alih-alih menatap Mikha, Seungyoun justru meraih tangan Sesil.
"Kita pergi aja." Sesil mengangguk. Hal itu sukses membuat Mikha nampak mengerutkan keningnya. Belum selangkah mereka pergi, sebelah tangan Sesil ditahan oleh Wooseok.
"Anjir apaan sih ini kaya adegan film kuch kuch hotahai aja bangke." Batin Sesil.
"Kak-" Sesil mengisyaratkan agar Wooseok melepaskan tangannya.
"Kakak belum selesai ngomong sama sil."
"Lepasin." Kali ini Seungyoun bertitah dengan wajah seramnya.
"Lo gak ada hak buat ngelarang." Wooseok bergeming menatap Seungyoun tajam, tanpa melepas tangan Sesil.
"Lo yang gak ada hak." Balas Seungyoun dengan tatapan tak kalah tajam.
"Kak ada apa sih?" Wooseok tak menggubris pertanyaan Mikha.
"Gw gak akan percaya sebelum denger sendiri dari mulut Sesil kalo kalian pacaran." Ujar Wooseok. Mikha membulatkan matanya saat mendengar ucapan Wooseok. Lalu menatap Seungyoun.
"Kalian pacaran?" Seungyoun memindahkan pandangannya pada Mikha sebentar, lalu berpaling.
"Kak tolong lepasin." Kali ini Sesil berhasil menyerobot obrolan ketiga orang dihadapannya. Sesil menatap Wooseok penuh harap agar Wooseok segera melepaskan tangannya.
"Sil.." Wooseok menatap Sesil sebentar lalu melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Sesil.
Seungyoun segera menarik pelan tangan Sesil menjauh dari kedua orang itu meninggalkan mereka berdua disana.
--
"Kamu ngapain kesini?" Wooseok menatap sinis kearah gadis didepannya.
"Pengen ketemu kakak."
"Kenapa mesti ke kampus segala sih? Bikin repot aja." Suasana tampak tegang diantara keduanya, hingga terasa di seisi kafe.
"Aku mau kuliah disini." Hampir saja Wooseok menyemprotkan air kopi dari mulutnya. "Biar bisa deket kakak."
"Kakak gak izinin."
"Kenapa kak? Biar kakak bisa deket lagi sama mantan kakak itu, gitu?"
"Ngomong apa sih?"
"Kak, apa gak cukup kakak selama ini ngomongin dia, ketemu dia? Kakak kapan liat aku?"
--
Seungyoun nampak terdiam menatap kedepan jalanan dari kaca mobilnya. Sesil melirik kearah pria itu yang sesekali terlihat memijit pelipisnya. Tentu saja itu membuat Sesil bingung harus mulai pembicaraan dari mana, pasalnya pria itu tak kunjung bersuara sejak keluar dari kafe lalu mengantarnya kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...