"Dia ini alergi atau malah hipersensitif sama sesuatu. Tapi dari bajunya yang bau banget, mungkin ini karena asap rokok." Ujar seorang dokter pada Wooseok.
Saat ini Sesil masih terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang rumah sakit dengan sejumlah peralatan yang ada disampingnya. Tidak lupa benda seperti penjepit baju ditangannya untuk merekam aktifitas jantungnya.
"Untung kamu segera bawa dia kesini." Tambah dokter itu.
"Iaa, makasih banyak ya dok atas bantuannya." Tak lama dokter itu meninggalkan Wooseok dikamar tersebut.
Ponsel Sesil yang berada diatas laci sedaritadi bergetar. Wooseok berjalan kearah laci dan melihat nama yohan dilayar ponsel Sesil. Wooseok menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.
"HEEHH LO KEMANAAA? GW TELFON DARI TADI!!" Teriak Yohan dari ujung sana.
Tentu saja dia berteriak karena saat ini jam sidah menunjukkan pukul 8 malam dan Sesil tidak masuk kelas sama sekali.
"Halo, Saya Wooseok."
"Eh halo Bang, ini bener nomornya Sesil kan?" Yohan terdengar bingung dan melihat ke layat ponselnya memastikan dia tidak salah menelfon orang.
"Bener kok. Sesil dirumah sakit Medika. Jangan tanya dulu kenapa, kesini aja dulu. Di kamar anggrek yaa." Cecar Wooseok sebelum Yohan yang akan mencecarnya dengan tanya.
"Haah. Dia dirumah sak— iya Bang gw kesana."
—
Seungyoun terpaku menatap layar ponselnya yang berwarna hitam. Sesekali dia menekan tombol kunci dan memandangi jam yang tertera disana.
"Itu bocah gak kenapa-kenapa kan yaa." Seungyoun menekan tombol kunci lagi untuk mematikan ponselnya.
Bohong jika dia bisa cuek begitu saja setelah apa yang telah dia lakukan pada Sesil. Dia sadar tidak seharusnya dia menumpahkan rasa marah dan kecewanya atas apa yang terjadi dengan keluarganya pada orang lain. Apalagi Sesil orang yang tidak dikenalnya.
"Bengong aja! Kesambet lu yaa." Ujar cowok yang bernama byungchan yang sekarang sudah berjongkok disampingnya.
"Bodo ahh! Lagian itu bocah duluan yang cari gara-gara sama gw kan." Seungyoun mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari rasa bersalah dengan mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya, membakar dan menyesapnya.
"Lah ditanya apa jawab apa ini bocah. Kesambet jin ifrit tong." Byungchan meraih kotak rokok milik Seungyoun dan mengambilnya satu batang lalu membakarnya juga.
"Blom bosen lo ngerokok? Gw bilang jangan ikut-ikutan gw juga." Ujar byungchan sambil mengeluarkan asap dari mulutnya.
"Gaul ama lu juga gw kena asep rokok juga. Daripada gw mati karena lu yaa mending gw ngerokok sendiri." Kilah Seungyoun.
"La hiya bener juga." Byungchan menarik kedua sudut bibirnya, menciptakan lengung pipi yang terlihat imut. "Eh tapi ngerokok tuh gak bagus buat penyanyi tau." Tambah byungchan.
"Pengamen maksud lo?" Koreksi Seungyoun.
"Yeee. Btw Bang Seungwoo—"
"Bawel lu, gw cabut aja lah." Belum sempat byungchan menyelesaikan pertanyaannya, Seungyoun sudah berlalu begitu saja meninggalkan byungchan dengan rokoknya.
"Si bodat, maen ngeloyor aja."
Seungyoun pulang untuk menenangkan diri. Cukup banyak kejadian yang membuat hatinya bingung. Ketiadaan ayahnya dirumah membuat suasana rumah menjadi lebih sepi tapi juga damai.
Dia berjalan menuju dapur dan duduk di meja makan. Mengambil segelas air dan meminumnya.
"Kamu udah makan?" Tanya ibunya yang tiba-tiba sudah ada didapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...