"Nanti kalo udah selesai, kabarin aja. Gw jemput." Sesil memicingkan matanya mencoba menggoda pria dihadapannya itu.
"Tjiyee."
"Apa kali ciya ciye." Seungyoun memutar bola matanya, malas.
"So sweet banget sekarang mas nya, gak kuat saya."
"Apa siiiihh, daripada dijemput babang gojek? Apa gak mendingan dijemput babang ganteng kaya gw?" Seungyoun nyengir, memperlihatkan deretan giginya. Memang Seungyoun adalah tipe-tipe cowok yang keliatan banget bucinnya jika sudah menemukan seseorang yang pas.
"Bisa jadi ketemu babang gojek yang ganteng?" Wajah Seungyoun berubah masam. "Becanda elah. Tapi beneran, gw bisa gojek kok. Lo kan jauh." Sesil membuka sabuk pengaman yang dipakainya, lalu membuka pintu mobil.
"Gw jemput aja, masih kangen soalnya." Sesil kehilangan kata-kata mendengar jawaban Seungyoun. Dia melemparkan senyum termanisnya sesaat sebelum meninggalkan Sesil didepan rumah Yeri.
Sesil masuk perlahan, menyapa satpam yang berjaga disana. Rumah Yeri terlihat sangat kokok, berdiri megah dengan kesan elegan dan mahal. Tak berhenti berdecak kagum Sesil disetiap langkahnya menuju kedalam.
"Yeriii.. yer." Tak ada jawaban dari siapapun. Ada satu kekurangan dari rumah ini yaitu kehangatan keluarga. Sesil berjalan perlahan menuju kamar Yeri. Ibu dan ayah Yeri pasti sedang dinas diluar makanya rumahnya bisa sepi seperti ini.
"Yeerr." Sesil menanggil Yeri pelan, dia menaiki anak tangga hingga sekarang dia sudh berada didepan kamar Yeri. Sesil memanggil Yeri tapi tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Sesil memberanikan diri masuk karena Yeri tidak juga menjawab panggilannya. Didalam, Sesil menemukan Yeri diam termenung menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.
"ASTAGA YERI!!" Sesil melihat pisau buah yang ada digenggaman tangan Yeri. Dan dengan cekatan merebutnya dari genggaman Yeri, membuat Yeri tersentak kaget saat menatap gadis dihadapannya. Sesil melempar pisau itu jauh dari mereka, lalu berhambur untuk memeluk Yeri. Yeri yang masih mencerna situasi tiba-tiba merasakan airmata jatuh begitu saja dipipinya.
Sesil harus menunggu beberapa lama hingga Yeri menghentikan isakannya, menunggunya supaya lebih tenang. "Cil."
"Gpp Yer, pelan-pelan aja. Take your time." Yeri terlihat memejamkan matanya sejenak, dia kemudian menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya kasar seakan beban hidupnya sangat berat hingga dia tak kuasa menahannya.
"Berat banget Cil rasanya." Yeri menundukkan pandangannya.
"I know." Sesil menepuk-nepuk pundak gadis yang ada didepannya itu.
Yeri bercerita bahwa saat ini dia sedang mengalami masa-masa sulit. Merasa tidak puas dengan apa yang selama ini dia kerjakan, krisis kepercayaan diri.
"Kenapa sih gw gak pernah bener ngerjain apapun? Tugas, bahkan dance yang gw suka banget aja, gw bisa salah mulu, gak bener mulu, ditegur mulu. Kadang gw suka mikir, apa sebenernya gw ini gak bisa apa-apa?"
Yeri juga bercerita bagaimana gosip tentang dirinya yang menggunakan 'hak istimewa' atau 'orang dalam' untuk membuatnya bisa sangat disayang dan disanjung oleh beberapa pelatih dance mereka. Seberapa banyakpun Yeri membuat kesalahan, pelatih tidak pernah marah. Membuat anggota lain merasa tidak adil dan semakin membencinya.
Orang-orang yang kian membenci Yeri, mencoba mencari-cari kesalahan-kesalahan Yeri dimasa lampau. Yeri memang dulunya adalah pribadi yang tidak bisa dibilang 'baik'.
"Gw pengen berubah aja kenapa susah banget ya."
"Yeri cantik, manusia itu gak luput dari namanya salah. Gw mencoba bersikap netral. Kalo lo ngerasa salah sama sikap-sikap lo yang dulu, coba hubungin orang yang dulunya pernah lo sakitin. Coba ketemu dan minta maaf secara tulus." Yeri menunduk. "Menurut lo apa yang membuat kata maaf begitu berat diucapkan?" Yeri menoleh kearah Sesil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...