Tolong

1.5K 215 2
                                    

"Cari siapa? Gw?" Ujar Sesil.

"Iya. Gw mau—" belum selesai Seungyoun menjawab, Yohan tiba-tiba datang menghampiri Sesil dengan menepuk pundak Sesil.

"Siapa?" Yohan menoleh kearah Seungyoun. Dia menautkan kedua alisnya terlihat kesal. "Lo ngapain kesini bang?"

"Gw mau ngomong sama dia." Seungyoun menunjuk wajah Sesil.

"Mau ngapain?" Jawab Yohan, sedangkan Sesil masih diam. "Masuk sana." Yohan mengusir Sesil dari percakapan itu.

"Lah kan yang dicari gw." Tukas Sesil.

"Gak usah, biar gw aja. Masuk lo sana." Balas Yohan. Yohan berhasil membuat Sesil masuk kedalam kelas dengan sedikit tendangan. Dan saat ini atensi Yohan bisa penuh untuk Seungyoun.

"Gw ada perlu sama dia, kok malah lo usir?" Protes Seungyoun.

"Kan udah gw bilang, gw gak bakal biarin lo deketin dia lagi bang." Tegas Yohan.

"Yaampun gw gak bakal ngapa-ngapain dia kali, gw Cuma mau minta maaf." Seungyoun berkacak pinggang.

"Yaudah nanti gw sampein. Udah kan? Gw mau ada kelas bang." Yohan pamit pergi begitu saja meninggalkan Seungyoun seorang diri didepan kelasnya.

"Gini aja terus sampe rambut gw gondrong." Keluh Seungyoun.





Praktikum Dasar Pemrograman masih menjadi praktikum yang paling dibenci Sesil sampai saat ini. Seperti saat ini, entah sudah berapa kali dia menghela nafas padahal praktikum baru akan dimulai 5 menit lagi.

Ketika di dalam laboratorium pun Sesil masih terlihat malas. Hingga pukulan Yeri tepat mendarat pada lengannya dan sukses menyadarkannya.

"Apaan sih Yer?" Protes Sesil.

"Diliatin aja tuh sama kak Wooseok, semangat dikit napa."

"Biarin aja kan tinggal alesan masih gak enak badan." Jawab Sesil santai.

"Bener-bener ini bocah yaa. Kalo sebel sama Wooseok mah bilang aja kali, gw siap nampung segala curhatan." Kekeh Yeri.

"Emang sebel sih, kapan-kapan lah yaa gw cerita." Entah kenapa setiap Wooseok, Sesil selalu menjadi insecure. Kadang masih terbersit kepingan-kepingan kenangan tak ingin dia ingat. Dan lagi Wooseok juga sudah melihat wajahnya yang sangat jelek saat sakit kemarin. Makin kuat alasan Sesil untuk tidak akan bertemu Wooseok lagi.

"Bener yaa?"

"Iya bawel." Sesil memalingkan pandangannya kembali mencatat koding yang ada di papan tulis pada buku catatannya. Hingga tak sadar seseorang yang sangat tak diinginkannya sudah berada disampingnya.

Wooseok menunduk sedikit untuk mensejajarkan wajahnya dari samping. "Udah baikan?" Ujar Wooseok terdengar seperti berbisik.

"Astaga. Apaan sih kak ngagetin aja." Reflek Sesil jadi ikut berbisik menjawabnya.

Wooseok tersenyum. Sesil malah menautkan kedua alisnya. "Ini orang senyum mulu elah jantungan gw lama-lama" batin Sesil.

"Gak jelas banget malah mesam mesem." Ujar Sesil pelan.

"Gpp, bagus kalo Sil udah sembuh." Wooseok berlalu dengan tak lupa mengelus sekelebat rambut Sesil.

"Gak sehat banget buat jantung gw." Batin Sesil lagi.

"Gila kak Wooseok." Sesil melupakan fakta bahwa disebelahnya adalah Yeri. "Berani banget ngelus kepala lo."

"Hah kok ngelus? Ngigo yaa lu Yer?" Tukas Sesil.

DON'T SMOKE 🚭 | Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang