"Dek, jemput dong di stasiun."
Terdengar decakan malas dari seseorang yang sedang ditelfon oleh Sesil. Hingga tak lama kemudian pelakunya datang menjemput Sesil. Sungguh Sesil sangat malas berurusan dengan adik bongsornya satu ini apalagi setelah kejadian hari ini yang sangat menguras emosinya.
Begitu sampai rumahnya, Sesil turun dari motor dengan wajah yang ditekuk. Sebelum masuk kedalam rumahnya, dia sempat menoleh kearah adiknya. "Makasih yaa dek." Sambil tersenyum.
"Ih apaan sih lo kak, serem banget." Teriak dohyon saat memarkirkan motornya. Sedangkan Sesil langsung memasuki rumahnya tanpa membalas ucapan Dohyon.
"Udah pulang kak?" Ujar Ibunya.
"Hmm. Aku langsung keatas ya mah, capek." Balas Sesil langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
"Gak makan dulu?" Tanya ibunya yang hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Sesil.
Sayup-sayup dia mendengar percakapan antara ibu dan adikknya dibawah. "Serem banget mah masa tadi kak Cil bilang makasih abis aku jemput. Jangan-jangan umurnya gak lama lagi?"
"Aduuh." Teriakan Dohyon masih sempat terdengar oleh Sesil sebelum dia menutup pintunya. Kemudian Sesil meletakkan tasnya asal dan langsung menjatuhkan dirinya diatas ranjang.
"Adek kaya Dohyon kalo gak pinter udah gw kiloin di kuitang bareng buku bekas gw." Gumam Sesil sambil memandang langit-langit kamarnya.
Sesil memejamkan matanya, ingatannya memutar kejadian di ruang kesehatan tadi. Saat Seungyoun meraih pergelangan tangannya sebelum keluar dari sana. Seungyoun mengambil ponsel dari saku celananya lalu memberikannya pada Sesil.
"Seenggaknya kasih nomor hp lo." Ujarnya.
"Buat?"
"Biar gw gak susah kalo mau cari lo buat minta maaf."
"Yaa ampun lo segitunya banget? Iaa gw maafin kok." Tentu saja Sesil merasa tak enak hati dengan Seungyoun yang sepertinya tulus meminta maaf padanya.
"Katanya kalo sekarang bisa bias karena lo kasian sama gw. Udah tulis aja sih." Seungyoun menggoyang-goyangkan ponselnya mencoba meyakinkan. Sesil terlihat berfikir sebentar kemudianmeraih ponsel Seungyoun dan memasukkan nomor ponselnya disana.
Sesil menarik sebelah bibirnya. Kemudian dia membenarkan posisi tidurnya hingga tak berapa lama dia sudah terlelap.
—
"Kemana lo kemaren kok abis makan siang gak keliatan lagi." Ujar Yohan.
"Hmm." Sesil yang sedang sibuk dengan buku catatannya menoleh kearah Yohan.
"Gw tanya kemaren lo kemana?"
"Ohh, sebelom ketempat soto gw diajak Mina ngambil tugas di Bu Erna. Trus—" Sesil menghentikan ceritanya.
"Trus?" Ujar Yohan menuntutnya untuk melanjutkan.
"Gak terus-terus." Balas Sesil enteng.
"Ini bocah ditanyain jawabnya gak bener banget." Protes Yuvin.
Jika masih ada yang bingung bagaimana Sesil bisa berteman dekat dengan Yohan dan Yuvin yaa sudah jelas jawabannya adalah karena taekwondo. Sesil dan Yohan sudah berteman semenjak Sekolah Menengah Atas. Sedangkan Yuvin adalah rival yang sering ditemuinya saat ada turnamen, dan tak disangka mereka malah sekarang berada didalam kelas yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...