Kriitt
Terdengar suara pintu berdecit. Sesil bergegas menyimpan ponselnya dibawah bantal, pasalnya baru beberapa menit yang lalu saat ibunya memarahinya prihal ponsel. Tapi yang masuk ternyata bukan ibu atau adiknya.
"Haahh kirain mamah." Sesil menghela nafasnya lega tapi tak lama setelahnya dia merasakan kengerian yang lebih hebat.
"Ehh loh kok kakak disini." Sesil panik melihat ternyata yang masuk adalah Wooseok. Sesil mencari masker yang biasanya ada diatas lacinya tapi dia tak melihatnya sekarang, kepanikan meningkat.
"Yaudah sih, kemaren udah liat yang lebih jelek." Gurau Wooseok. Sesil mendengus keras, memandang Wooseok dengan ekspresi malasnya.
"Ngapain kakak kesini? Aku gak mau terima tamu." Ujar Sesil blak-blakan.
"Lagi gak ada kerjaan, iseng." Jawab Wooseok santai. "Sekalian mau liat Sil masih jelek atau gak." Sesil berdecak tak percaya.
"Bodo amat." Sesil memutar bola matanya. Sedangkan Wooseok duduk dikursi disamping ranjang.
"Haha udah baikan belum?"
"Udah." Jawab Sesil singkat dan padat.
"Ketus banget."
"Yaa lagian kakak ngapain kesini sih? Bohong banget kurang kerjaan, di lab pasti sibuk." Cecar Sesil.
"Harusnya Sil tau kenapa kakak kesini." Wooseok memang tak pernah menggunakan bahasa aku kamu saat bersama Sesil. Hal itu juga yang kadang membuat Sesil kesusahan untuk move on.
"Gak tau tuh." Jawab Sesil santai, dan hanya ditanggapi dengan tawa renyah dari Wooseok. Dibenak Wooseok, Sesil tetap sama seperti Sesil yang dia kenal dari dulu. Keras kepala, jutek tapi dia juga bisa membuat orang yang ada didekatnya merasa nyaman.
"Kangen." Kebal. Sesil sudah kebal lebih tepatnya harus kebal dengan segala tipu daya Kim Wooseok.
"Tahan, tahan. Jangan sampe usaha move on 2 tahun sia-sia" batin Sesil.
"Ngomong sana sama tembok." Ketus Sesil.
"Hahaa."
"Apaan sih ketawa mulu, pulang sana." Ujar Sesil. Sesil memang merasa sedikit tidak nyaman karena kondisi wajahnya, terlebih dihadapan 'mantan'.
"Nanti kalo udah sembuh, mau yaa ngobrol sama kakak lagi?" Wooseok tersenyum penuh arti. Jelas ini adalah godaan terbesar. Mungkin akan jadi mudah jika Sesil sudah menemukan orang lain sebagai pengganti. Tapi kenyataan tidak seindah itu, sulit sekali menemukan orang yang nyambung dengannya.
"Ngapain." Tak bosan-bosan Sesil mengeluarkan ucapan ketusnya.
"Mungkin kamu mau tau sesuatu atau apa gitu."
"Gak. Aku udah move on." Jujur Sesil yang mungkin tidak benar-benar jujur. Wooseok tertawa sambil mengacak rambut Sesil.
—
"Buset gw abis bikin pahala apaan ini langsung dikabul begini doa gw." Seungyeon terkekeh sendiri dengan ucapannya. Dia berjalan di lorong-lorong menuju kamar sesuai dengan ucapan petugas resepsionis.
Kali ini Seungyoun sudah berada didepan kamar yang ingin ditujunya. "Masuk gak ya." Gumam Seungyoun.
Dia mondar mandir didepan kamar Sesil dengan tangan yang bertopang pada dagunya. Sedetik kemudian dia membuka kelila jarinya. "Masuk-gak-masuk-gak-masuk. Aduh masuk nih?" Lagi-lagi dia bertanya pada dirinya sendiri.
Akhirnya Seungyoun memberanikan diri maju mendekati kenop pintu kamar rawat Sesil. Begitu tangannya menyentuh kenop pintu, dari dalam dia mendengar Sesil sedang mengobrol dengan seseorang.
Seungyoun menautkan alisnya. "Wooseok?" Seungyoun membatalkan niatnya untuk masuk kedalam, dia justru mengambil beberapa langkah mundur.
"Eh temennya Sesil yaa?" Ujar wanita paruh baya yang datang dari lorong. Seungyoun sontak kaget dengan keberadaan wanita tersebut secara tiba-tiba. Dia tau ini pasti ibunya Sesil.
"Emm Eh iya tante." Ujar Seungyoun gugup.
"Ayo masuk, tante baru aja beli cemilan." Ujar wanita itu.
"Em gak usah tan— ehh maksudnya Saya mau ambil sesuatu dulu ketinggalan dimotor. Saya duluan yaa tan." Seungyoun pergi begitu saja meninggalkan Ibu Sesil dan adiknya Dohyon. Mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Sesil.
"Lah kok." Ibu Sesil hanya terheran lalu masuk kedalam kamar rawat Sesil.
"Tadi ada temen kamu didepan." Teriak ibu Sesil, wajahnya masih menoleh ke belakang.
"Siapa?"
"Gak tau, tadi katanya mau ambil sesuatu dimotor." Jawab Ibu Sesil.
"Lah gimana." Sesil Heran. "Bukan Yohan?" Tambah Sesil.
"Gak tau tuh, mamah juga heran dia tiba-tiba kabur aja— ehh ada Wooseok." Ujar Ibu Sesil saat menyadari keberadaan Wooseok.
—
Hari ini adalah hari pertama Sesil kembali masuk kelas setelah 5 hari berada dirumah sakit. Dia pergi ke kampus menggunakan baju serba hitam, tidak lupa dengan masker yang melekat pada mulutnya. Dia menghela nafas saat mengingat kegaduhan dirumahnya tadi pagi. Pasalnya ibunya bersikeras agar Sesil menginap saja dirumah tantenya di depok. Tetapi Sesil menolak dengan alasan tidak bisa tidur jika tidak ada ibunya. Pasti banyak yang sependapat dengan Sesil.
Sesil tiba dikelas, kemudian duduk dengan tenang hingga teman-temannya nyaris tidak menyadarinya. Sampai Yeri tiba-tiba berteriak dari arah pintu masuk, yaa anak itu baru saja tiba dikelas.
"SESIIILLLLLL." Suara Yeri sukses membuat seisi kelasnya memberikan atensi pada gadis itu.
"Lo gak kenapa-kenapa kan? Kenapa kita gak boleh jengukin!!" Protes Yeri.
"Ntar kalian ketularan." Jawab Sesil santai.
"Emang alergi bisa nular gitu?" Yeri terlihat kebingungan.
"Bodo amat Yer." Ujar Yohan. Lalu Yohan memberikan atensinya pada Sesil. "Naik apaan lo ngampus?"
"Limousin. Murah Cuma 3ribu." Yohan memukul kepala Sesil dengan kertas ditangannya pelan.
"Ihh gw masih sakit yaa!!" Protes Sesil.
"Jangan sakit lagi! Ribet gw kalo mau nyontek ke siapa."
"Gelud yuk." Sesil meninju lengan Yohan keras.
Berdiri didepan kelas Sesil seorang menggunakan sweater oversized berwarna hitam, mondar-mandir sambil menggigit ujung kukunya. Rambutnya dibiarkan tidak tertutup topi. Dia sesekali menyibakkan rambutnya kebelakang.
"Kak." Ujar seorang mahasiswa mengagetkannya.
"Ngagetin aja lo." Ujar Seungyoun. "Sesil ada?" Tambahnya.
"Ada— CILLL ADA YANG CARI NIH." Teriaknya.
"Ehh woy kok lo panggilin sih." Ujar Seungyoun panik.
"Lah tadi katanya cari Sesil." Kilah orang itu masuk kedalam kelas yang sama dengan Sesil.
"Yaa tapi gak gitu—woyy!! Kabur lagi."
Sesil berjalan dan sekarang sudah berada dihadapan Seungyoun. Sesil tak dapat menyembunyikan ekspresi kagetnya saat melihat Seungyoun. Begitu pula Seungyoun. Lalu Sesil menautkan kedua alisnya.
"Cari gw?" Sesil memecah keheningan diantara mereka.
—
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...