Lima: Libatkan Keluarga dan Teman Dekat
"Gimana boss kelanjutan tragedi kemaren?" Ujar Byungchan seraya mengambil satu batang rokok dari saku jaketnya.
"Gak marah sih dia."
"Bagus dong." Sambar Kookheon.
"Bagus pale lo. Gw didiemin, dianggep gak ada bangsat!! Dimana bagusnya?" Hampir saja Seungyoun mengeluarkan semua kata-kata cursing andalannya, untung dia ingat jika dirinya masih ada diarea kampus. Dan disambut oleh tawa dari kedua temannya.
"Wkwkwk sampe sekarang?" Ujar Kookheon sambil memberi isyarat pada Byungchan untuk menyerahkan kotak rokok miliknya.
"Nih." Byungchan menyerahkan kotak berisi rokok kepada Kookheon. Setelah mengambil satu batang rokok, Kookheon menyerahkannya pada Seungyoun.
"Ntar aja gw." Tolaknya.
"Nah kan apa yang gw bilang kemaren." Kookheon dan Byungchan saling ber-toss-ria karena ucapannya terbukti sekarang.
"Harusnya gw bilang dari kemaren-kemaren sih. Gw emang ada niat buat berenti ngerokok. Tapi bukan karena dia. Catet yaa, BUKAN KARENA DIA!"
"Eleeh." Ucapan Seungyoun mendapat decakan dari Kookheon. "Kagebucin." Ejeknya.
"Jadi sekarang lo sudah stop ini ngerokok?" Seungyoun mengangguk.
"Belom stop banget sih. Lagi usaha ini sat, dikira gampang kali nahan gak ngerokok. Makanya lu pada jangan ngajak-ngajak gw ngerokok terus dong asu!" Kalimat cursing dari hati Seungyoun yang paling dalam.
"Astagfirullah Cho Seungyoun!! Jangan-jangan ini pertanda umur lo gak lama lagi." Celetuk Kookheon yang disambut tawa oleh Byungchan.
"Nah bangsat kan!! Temennya mau sehat bukannya didukung malah didoain mati." Seungyoun menatap malah kedua temannya itu. Tapi dia tahu bahwa keduanya pasti mendukung apapun keputusan Seungyoun.
—
"Moodnya udah bagus lagi ini nyai." Ujar Yohan saat melihat senyum sumringah dari temannya, Sesil. "Bipolar dih."
"Sembarangan." Sesil menendang kaki Yohan asal. Lalu duduk dikursi sebelah Yohan. Yohan mengaduh saat tengah asik mengaduk mie instan cup dihadapannya. Mereka sedang berada di salah satu toko serba ada didekat kampusnya.
"Udah baikan sama Seungyoun?"
"Dih! Emang siapa yang berantem?" Protes Sesil yang dengan tidak sengaja menaikkan volume suaranya.
"Kalo gak berantem, santai saja dong jangan ngegas. Kan jadi keliatan boongnya." Ucapan Yohan membuat Sesil menghela nafas. Oke, kali ini Yohan benar.
"Sebel deh gw, kok lo paham banget sih sama kerandoman gw?" Keluh Sesil.
"Khatam gw." Saat dirasa mienya sudah matang, Yohan mulai memasukkan mie kedalam mulutnya. "Bentar lagi juga cerita lo isinya nge-galaw-in dia doang. Naksir kan lo?!" Ujarnya to the point.
"Dih sok tau."
"Dibilang gw udah khatam, gak percaya? Mau tarohan?" Sesil mendengus kesal. Bagaimana Yohan bisa memahami dirinya lebih dari dirinya sendiri.
"Kan gak bisa jawab."
"Kok kayanya enak sih, bagi dong." Sesil mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menarik mie cup milik Yohan untuk dicobanya.
"Anjir yaa bocah gak bisa liat teman seneng dikit." Protes Yohan saat dia menyaksikan mie instan miliknya sudah berada dimulut Sesil. "Beli sendiri kenapa sih? Paling juga cuma lima ribu perak. Mesti banget ngusik kebahagiaan gw."
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...