"Emang kenapa? Muka lo gitu banget." Dahi Sesil berkerut kebingungan.
"Jawab aja." Suara Seungyoun terdengar memaksa.
"Panjang banget kalo mesti diceritain. Mau ngobrol dulu? Sini duduk." Usul Sesil seraya duduk di kursi depan rumahnya. Sesil menepuk ruang kosong disampingnya. "Eh tapi nanti lo kemaleman yaa."
Diluar dugaan, Seungyoun kembali memarkirkan motornya. Lalu berjalan menuju Sesil untuk kemudian duduk disampingnya.
"Sekarang intinya aja. Kapan-kapan cerita panjangnya." Ujar Seungyoun.
"Ow..keyy." Sesil menghela nafasnya panjang sebelum kembali berucap. "Dia mantan gw."
Rahang Seungyoun terlihat menegang, dia berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan ekspresi terkejutnya didepan Sesil.
"Ehh tunggu. Lo kenal Wooseok juga?" Seungyoun nyengir lalu bangkit dari duduknya.
"Kapan-kapan gw ceritain yaa, gw balik dulu udah malem." Seungyoun mengacak rambut Sesil sebelum beranjak dari kursinya.
"Lo kok curang. Tadi lo nanya langsung gw jawab juga!!"
"Panjang, kapan-kapan yaa." Seungyoun nyengir menunjukkan deretan giginya.
"Intinya ajaaaa."
"Besok yaa wkwkwk." Seungyoun melajukan kendaraannya meninggalkan Sesil didepan pagar rumahnya.
"CHO SEUNGYOUN !!!" Sesil melempar sendal milik dohyon yang ada didekatnya kearah menghilangnya motor Seungyoun.
"Sialan emang." Sesil berlari untuk mengambil sendalnya kembali.
—
Seungyoun membuang tasnya sembarangan saat memasuki kamarnya. Merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil memandang lurus pada plafon kamarnya yang berwarna krem.
Dia masih tidak menyangka akan mendengar nama itu lagi dalam hidupnya. Kim Wooseok. Dia menghela nafasnya panjang, lalu menutup wajahnya dengan bantal diatasnya.
Seungyoun tersentak saat ponselnya berbunyi dan disana muncul pesan dari Sesil. Tentu saja menanyakan soal Kim Wooseok.
"Kenapa harus dia sih." Seungyoun mendengus kasar. Dia memilih untuk tidak membalas pesan Sesil.
Tentu saja bukan hal yang mudah harus bergelut dengan masa lalu. Apalagi bukan kejadian yang bagus. Sungguh, semenjak kejadian itu membuat Seungyoun menjadi sulit untuk mempercayai orang lain. Hatinya sudah terlalu terlukai oleh pengkhianatan sahabatnya.
Seungyoun saat ini merasa kepalanya sangat penuh. Penuh dengan kenangan tak menyenangkan. Penuh dengan perasaan sakit atas pengkhianatan. Seluruh pesan dari Sesil pun diabaikannya.
Sesil
Bosqu
Gak latihan?Seungyoun hanya tersenyum kecut saat lagi-lagi Sesil mengiriminya pesan dan sampai saat ini tak ada satupun yang dibalasnya. Dia masih bingung harus bersikap seperti apa pada Sesil. Begitu dia mengingat wanita itu, otaknya langsung akan mengingat Wooseok. Menyakitkan. Hari berikutnya pun Sesil tidak absen mengiriminya pesan.
Sesil
Seungyoun
Lo gak kenapa-kenapa kan?Lagi-lagi Seungyoun mengabaikan pesan Sesil. "Sebenernya gw kenapa sih?"
Kalau dipikir-pikir Seungyoun merasa dirinya sangat aneh. Kenapa dia harus bersikap seperti ini pada Sesil, padahal dia tidak tau apa-apa. Ada sedikit rada kecewa begitu mengetahui jika Sesil adalah orang yang pernah dekat dengan mantan teman dekatnya. Otaknya kesulitan mencerna kondisi macam apa yang saat ini sedang dihadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...