"Lain kali hati-hati." Ujar Seungyoun pada Sesil. Mereka menepikan motornya karena Sesil masih terlihat syok dengan kejadian yang menimpanya.
"hhhh." Sesil masih terbengong, wajahnya masih terlihat pucat.
"Takut banget ya lo? Sampe pucet gitu. Emang mau kemana sih tumben motoran?" Tanya Seungyoun penasaran. Sesil hanya menjawab dengan anggukan.
Seungyoun menghela nafasnya. "Tunggu sini bentar." Terlihat Seungyoun mendekati warung yang tak jauh dari tempatnya, memesan 1 botol air mineral. "Minum dulu nih."
Dengan ragu Sesil meraih botol tersebut lalu meminum isinya. Sesil terus meminum hingga tak sadar sudah menghabiskan setengah botol lebih.
"Buset aus banget apa gimana?" Seungyoun terheran.
"Aahhhh." Sesil menyeka bibirnya yang terdapat jejak air, lalu memberikan sisanya pada Seungyoun.
"Buat lo aja."
"Haaaaaaaa lemes banget dengkul gw." Akhirnya Sesil buka suara setelah diberikan minum. "Gimana ini?? Liat tuh tangan gw masih gemeteran banget." Sesil memperlihatkan tangannya yang masih bergetar hebat pada Seungyoun.
Lagi, Seungyoun menghela nafas. "Emang mau kemana sih ?"
"Pengen ke kampus D." Sesil mencebikkan bibirnya.
"Tumben banget motoran, bukannya lo biasanya naik angkot?"
"Tadi abis dari E ketemu dosen, ini mau balik ke kampus D karena masih ada kelas haaaa." Sesil menjelaskan dengan bibir yang masih tertekuk kebawah.
"Ck yaudah ayo gw anter. Jangan ngerengek gitu." Ujar Seungyoun.
Seungyoun mengantarkan Sesil sampai memarkirkan motor Yohan segala. "Makasih. Trus ini lo mau kemana?"
"Pulang lah. Kenapa? Mau nganterin?" Tantang Seungyoun.
"Boleh, tapi tunggu gw selesai kelas." Lagi-lagi percakapan tantang menangang ini terjadi lagi. Membuat Seungyoun terkekeh.
"Oke." Jawab Seungyoun sambil berjalan menjauh dari Sesil. Seungyoun melambaikan tangannya kearah Sesil tanpa melihatnya. "Besok-besok gak usah naik motor lagi." Teriak Seungyoun dari kejauhan membuat Sesil tak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu berbalik saat bayangan Seungyoun sudah tak lagi terlihat.
—
Pada akhir pekan kali ini Sesil sudah bertekad untuk tidur saja dirumah karena seminggu ini Sesil sudah lelah berjibaku dengan pengguna kereta listrik lainnya menuju Depok. Sungguh bukan hal yang mudah setiap hari pulang pergi Jakarta-Depok. Kebanyakan lebih memilih ngekost untuk menghemat energi, tapi tidak dengan Sesil. Dulu dia ingat betul ketika teman dari temannya bercerita.
"Temen gw juga kaya lo awalnya pp Jakarta-Depok gitu, gak sampe sebulan langsung tipes." Sesil hanya terkekeh mendengarnya. Tapi karena Sesil sepertinya bukan perempuan biasa makanya dia bisa tahan.
Pagi itu dia meraih ponselnya sambil mengerjapkan matanya. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi.
"Giliran libur aja bangunnya pagi." Keluh Sesil karena menurutnya jam 9 masih terlalu pagi. Dia berjalan malas menuju kamar mandi untuk menunaikan kebutuhannya. Pasti paham lah yaa semuanya.
Sesil keluar dari kamarnya menuju dapur, mendapati ibunya sedang membuatkan sarapan. Sesil duduk dimeja makan dengan mata masih setengah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
FanfictionWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...