Let's Talk

1.2K 212 23
                                    

"Heh lo kenapa?" Yohan mendorong dahi Sesil kebelakang, tapi si empunya kepala tetap bergeming. Belum menyerah, Yohan meraih penggaris milik Yeri lalu mendorong-dorong bahu Sesil menggunakan penggaris tersebut.

Sudah beberapa hari semenjak kejadian waktu itu. Sesil masih menjalani harinya seperti biasa, tanpa kehadiran Seungyoun disekitarnya.

Sesil menghela nafas sebelum memberikan atensinya pada Yohan. "Kenapa?" Ujarnya.

"Gw tanya lo kenapa, malah balik tanya." Yohan berada disamping Sesil tiap kali praktikum, sama seperti hari ini.

"Gw sehat alhamdulillah." Jawab Sesil tanpa memandang Yohan.

"Jangan boong, gw kenal lo gak sehari dua hari." Ketus Yohan. "Ada masalah sama Seungyoun?" Sontak membuat Sesil menoleh kearah Yohan.

"Apasih, Kok Seungyoun?" Protes Sesil.

"Bener berarti."

"Ih apaan sih sok tau lo YOSAN!!" Sesil beranjak dari kursinya tepat setelah asisten lab menutup kelas praktikum hari ini.

"Keliatan amat galawnya sih bocah." Keluh Yohan.







Sesil melangkah malas menuju ruang latihan padus. Pertama karena mood nya sedang tidak bagus, kedua, mungkin disana dia bisa saja bertemu Seungyoun. Walau sebenarnya tidak masalah tapi dia bingung bagaimana harus bersikap didepan pria itu.

"Oyy." Dari belakang Yena merangkulnya. Sesil menoleh lalu menyunggingkan senyumnya. Mereka berjalan beriringan menuju ruang latihan.

Sesil masih tampak tersenyum saat memasuki ruang latihan, hingga langkah Sesil berhenti begitu netranya menangkap bayangan Seungyoun disana. Tatapan mereka bertemu dan sulit digambarkan. Otak Sesil berpikir, apa yang harus dia lakukan setelah ini. Hingga dia tersenyum tipis kearah Seungyoun, kemudian berlalu menyudahi koneksinya.

Sesaat Seungyoun menangkap secerca harapan melihat senyuman gadis itu. Tapi langsung pupus begitu gadis itu memalingkan wajahnya. Seungyoun masih bisa melihat kekecewaan didalamnya. Berulang kali Seungyoun mencoba menemui gadis itu untuk meminta maaf tapi ternyata cukup sulit karena gadis itu tidak pernah benar-benar sendirian dan waktunya juga dirasa kurang pas.

Seungyoun bukan tipikal pria seperti yang ada di film, yang bisa meminta maaf begitu saja dengan menggebu-gebu atau melakukan hal konyol untuk meminta maaf yang bisa mengundang atensi publik. Dia memikirkan timing.

"Ada yang mau dapet pahala gak?" Seungwoo membuka suara disela-sela latihan mereka. Lantas membuat seisi ruangan mengerutkan alisnya kebingungan.

"Kemaren gw liat ada acara amal, jadi nanti bayarannya disumbangin ke panti asuhan. Ada yang mau partisipasi?" Seungwoo menarik bibirnya membentuk senyuman yang mampu memberikan kesejukan.

"Atau anak baru aja kali yaa, yang tingkat atas kayanya lagi sibuk buat proposal. Gimana?" Tentu yang dimaksud adalah Hyeop, Yena, Sesil dkk.

"Buat kapan kak?" Tanya Yena.

"Buat hari sabtu depan."

"Yah aku gak bisa kayanya, aku ada nikahan sepupu aku kak." Seungwoo mengangguk paham.

"Hyeop?"

"Aku ada acara keluarga ke puncak kak, maaf." Ujar Hyeop sambil menundukkan kepalanya, merasa tidak enak.

"Aku bisa kak." Seungwoo tersenyum begitu Sesil mengajukan diri.

"Oke Sesil yaa, satu lagi siapa?"

"Oke Seungyoun." Gak pake basa-basi, gak pake mikir, gak pake lama, Seungyoun mengangkat tangannya.

Sesi latihan hari ini sudah berakhir, beberapa dari mereka sudah meninggalkan ruang latihan. Hingga orang terakhir yaitu Seungwoo juga sudah membereskan tasnya. Sebelum meninggalkan ruangan dia tersenyum kearah Sesil dan Seungyoun.

DON'T SMOKE 🚭 | Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang