"Cil?" Seseorang memanggil nama Sesil saat dirinya tengah bingung ingin makan apa dikantin, membuatnya menoleh kearah sumber suara.
"Eh kak."
"Makan apa?" Seungwoo juga beralih untuk melihat apa saja menu yang ada dihadapannya.
"Em gak tau, mie atau bakso mungkin. Kakak sendirian? Mau makan juga?" Tanya Sesil.
"Iaa nih mau makan juga, tapi gak sendirian kok. Kan sama kamu." Jawab Seungwoo tanpa melihat Sesil.
"Oh iya juga sih. Aku sama temen aku, gabung aja." Seungwoo menoleh kearah Sesil, lalu tersenyum.
"Yaudah kakak pesen dulu, nanti nyusul." Ujarnya.
Sesil kembali ke mejanya, disana sudah ada kedua temannya menunggu.
"Pesen apaan sih? Lama banget sampe gw udah kelar makannya." Ketus Yeri, membuat Sesil hanya bisa tersenyum miris. Pasalnya itu sering sekali terjadi ketika mereka makan dikantin. Ujung-ujungnya nanti Yeri dan Mina akan menghabiskan waktu berharganya hanya untuk memandangi Sesil makan.
"Kebiasaan." Mina mendorong kepala Sesil pelan. "Udah kita tinggal aja deh, biarin aja dia makan disini sendirian. Biar tau rasa."
"Dih, gak mungkin tega lah." Sesil kepedean. Yeri dan Mina meraih tas mereka masing-masing hendak beranjak dari sana. "Ihh seriusan?" Sesil mencebikkan bibirnya.
"Biarin, sekali-kali." Yeri menjulurkan lidahnya.
"Tega banget sih, nanti kalo gw diculik gimana? Duduk lagi sini yaa." Sesil menepuk-nepuk bangku kosong disebelahnya. Tapi ucapannya diabaikan oleh kedua temannya dan mereka tetap meninggalkan Sesil disana, sendirian.
"Tiati lo." Ujar Yeri dan Mina kompak sebelum benar-benar pergi.
"Tega banget sumpah." Tak lama makanan Sesil diantar oleh pelayan. Begitu juga Seungwoo yang sudah ada didepannya. Dia menaruh tasnya disebelah, lalu duduk perlahan.
"Loh tadi katanya sama temen?" Ujarnya sambil melihat kesamping kiri dan kanannya, tapi tidak menemukan siapa-siapa.
"Udah pergi kak barusan, hehe."
"Kok pergi? Kamu ditinggal sendirian gitu?" Sesil mengangguk sambil menggaruk tengkuknya.
"Mereka kesel soalnya aku kalo pesen makan lama, jadi mereka keburu selesai trus lama liatin aku makan doang, hehe."
"Masa gitu sih." Seungwoo seakan tak terima. Pasalnya ini kalo pertama dia mendengar kasus seperti ini. Lucu tapi kasihan.
"Gpp kak, mereka mah emang kalo becanda suka begitu. Btw, kakak pesen makan apa jadinya." Ujar Sesil sambil menyendok nasi ayam cah kangkung ke mulutnya.
"Ini pesen nasi rames. Abis bingung, jadi nasi rames aja ." Seungwoo terkekeh. "Ehh, Seungyoun mana?"
"Gak tau kak." Sesil menggeleng. "Kenapa?"
"Loh acaranya sore ini kan?" Sesil mengangguk.
"Paling ketemuan ditempat latihan aja." Seungwoo ber-oh-ria. "Dia gak ngabarin sih kak, mau aku chat-in?" Tawar Sesil lalu dijawab oleh gelengan dari Seungwoo.
Setelah makan mereka jalan bareng menuju ruang latihan. Begitu membuka pintu, ternyata Seungyoun sudah duduk dipojokan sambil memainkan gitar. Atensinya beralih saat dia melihat pintu terbuka. Terlebih yang masuk adalah Seungwoo dan Sesil.
"Yang lain belum dateng?" Seungyoun berdiri menghampiri Seungwoo dan Sesil. "Lo udah makan?" Tanya Seungwoo.
"Belom, lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T SMOKE 🚭 | Cho Seungyoun
Hayran KurguWhen you have to hurt your self to keep sanity "Sialan.." Seungyoun mengangkat sebelah tangan untuk menutup sebagian wajahnya. "Malu kan lo ditolong sama orang yang hampir lo bikin mati?" ⚠️ Warning ⚠️ Untuk pembaca 17 tahun keatas Mengandung kata...